Cinta Pada Istri Urakan - Bab 496 Keponakan Kecil

Di bawah perawatan Gavin yang cermat, Laras melewati minggu pertama yang paling sulit dengan lancar. Dia tidak hanya merawatnya dengan baik, tetapi juga anak-anaknya,dan tidak membiarkan Laras khawatir.

Laras masih tidak dapat mengangkat benda berat, tetapi kehidupan dasar sudah dapat diurus sendiri.

Pagi itu, Gavin sedang membuat sarapan, tiba-tiba menerima telepon dari ibunya, "Halo, ma, ada apa?"

"Gavin, apakah kamu ada waktu hari ini?"

Gavin menoleh untuk melihat Laras, dan berkata, "Ah, aku sibuk baru-baru ini. Ada apa?"

"Aku hanya melihatmu tidak pulang. Ayahmu sangat merindukanmu. Baru-baru ini dia selalu berkata bahwa dadanya sesak. Aku menyuruhnya untuk pergi ke rumah sakit. Dia selalu berkata tidak."

"Bagaimana itu bisa terjadi? Nanti aku pulang dan bawa dia ke rumah sakit untuk diperiksa."

Anna berkata dengan senang, "Benarkah?"

"Iya, aku tidak akan membohongimu. Kesehatan ayah sangat penting. Aku akan pulang nanti"

"Ya, kami akan menunggumu."

"Oke."

Menutup telepon, dia membawa sarapan keluar, "Nana, Bobi, sudahkah kalian mencuci muka? Ayo makan."

Mungkin karena ketegasannya. Kedua anak itu sangat mematuhinya. Apa yang dikatakannya lebih berguna daripada Laras.

Dulu, Laras menyuruh mereka untuk menyikat gigi dan mencuci wajah mereka sendiri. Mereka tidak bisa menyelesaikannya dengan baik. Mereka selalu meminta bantuan ibu mereka. Sekarang mereka bisa melakukannya dengan baik dan cepat.

Waktu makan juga begitu. Nana bisa makan sendiri di taman kanak-kanak. Ketika dia tiba di rumah, dia harus disuapi. Tapi sekarang ketika Gavin mengatakan "Ayo makan". Gadis kecil ini bisa makan sendiri lebih cepat daripada abangnya.

Dalam hal ini, Laras merasa malu.

Gavin : "Aku akan pergi hari ini, bisakah kamu sendirian?"

Sebenarnya Laras telah mendengar percakapan telepon tadi, "Tidak masalah, Aku baik-baik saja. Kamu harus sering pulang menjenguk orang tuamu"

Dia berpikir dalam hati, jika ibumu tahu kamu disini seperti pembantu bersamaku sepanjang hari, dia akan memarahiku lagi.

"Oke, aku akan mengantar anak-anak ke taman kanak-kanak setelah makan dan akan menjemput mereka kembali pada sore hari. Jika kamu bosan di rumah, kamu bisa turun ke bawah."

"Kamu pergi melakukan pekerjaanmu sendiri dan jangan mengkhawatirkanku. Aku bukan anak kecil lagi."

"Oke, kalau begitu."

Gavin sengaja menatapnya dengan mata penuh gairah dan membuat mukanya memerah dan malu.

Laras menatapnya dengan marah dan memperingatkan dengan ekspresi garang-jangan memancingku.

Gavin hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Bobi melihat semua ini dan berkata dengan tenang, "ma, kamu seorang pasien sekarang, Paman mengkhawatirkanmu, dan jika kamu tahu bagaimana menjaga diri sendiri, kami tidak akan terlalu khawatir."

Laras: "..." Hei, bocah, beraninya kamu menegur ibumu sekarang!

Gavin menyentuh kepala kecilnya dengan pujian,"Benar apa yang dikatakan Bobi, dapat sebuah hadiah kapal ekspedisi."

Keduanya bertepuk tangan dan ketika Nana melihatnya, dja mengulurkan tangan kecil dan berkata, "Aku juga mau, "

Gavin memenuhinya. Dia bertepuk tangan dengan Nana. Adegan ini terlihat luar biasa hangat.

Meskipun Laras cemburu, tapi dalam hatinya merasa manis, bukankah ini gambaran yang telah dinanti-nantikannya?

Setelah itu, Gavin pergi dengan kedua anak, hanya meninggalkan Laras di rumah.

Serius, membiarkan dia tinggal di rumah sendirian memang membosankannya.

Gavin pergi ke rumah orang tuanya setelah mengantar anak-anak ke taman kanak-kanak.

Di halaman, dia melihat dua mobil diparkir, satu adalah mobil Dr. Zhang, dan yang satu lagi tidak kenal.

“Dokter Zhang, bagaimana kondisi tubuh ayahku?” Gavin bergegas masuk dan bertanya. Dia mendengar bahwa ayahnya tidak enak badan di pagi hari. Dan sekarang melihat dokter di rumah dia amat khawatir.

Dr Zhang berkata sambil tersenyum: " Aku baru siap memeriksa tuan, karena baru pindah dari Hainan, tepat pada waktu perubahan musim sehingga tuan mengalami sesak dada yang ringan. Tapi itu normal, jadi tidak perlu terlalu khawatir."

Gavin merasa lega, "Oke,Terima kasih, Dr Zhang."

Dr Zhang pamit dan pergi setelah menjelaskan beberapa tindakan pencegahan.

Anna melambai tangan dan berkata, "Nak, kemarilah, duduk."

Sebenarnya, Gavin sudah memperhatikan ada dua tamu di aula begitu dia memasuki ruangan. Yang satu lebih tua dan yang satunya lebih muda. Dia tidak banyak mengenal wanita, jadi dia tidak berani menebak usia keduanya dan hubungan mereka.

"Ini kakak Farah, apakah kamu masih Ingat?"

Setelah mendengar perkataan Anna, Gavin melihatnya lebih dekat dan berkata, "Farah? Farah Motar?"

Farah Motar tersenyum, "Ya, ini aku. Kamu masih bisa mengingatku. Kita sudah tidak pernah bertemu selama 20 tahun."

“Ya, kak Farah tidak berubah sama sekali, " kata Gavin. Farah benar-benar pandai merawat dirinya.

Farah: "Aku sudah tua. Lihat, anakku sudah begini besar."

Anna : "Kalian berdua seperti kakak beradik. Siapa sangka kalian adalah ibu dan anak ... Gavin, namanya Momo, masih dingat? Menurut senioritasnya, dia adalah keponakan kecilmu."

Gavin mengangguk, dan itu mudah diingat, Momo ini kelihatan sangat muda, tidak tahu apakah dia sudah dewasa.

Ayah Farah adalah mantan kawan seperjuangan Allan. Saat itu, mereka tinggal di rumah sakit yang sama. Kemudian, tuan Motar terluka di medan perang, dan keluarga mereka pindah ke panti jompo di Hainan.

Ketika mereka pindah, Farah baru berusia dua puluhan. Dua puluh tahun kemudian, dia benar-benar tidak banyak berubah.

Keluarga Pradipta dan keluarga Motar dulu sering bertemu. Kemudian, keluarga Motar pindah ke Hainan, dan kontak antara kedua keluarga berkurang. Kali ini Allan pergi ke Hainan dan menghubungi teman-teman lamanya. Kemudian kedua orang itu bertemu kembali.

"Kak Farah, bagaimana keadaan Paman Motar,apakah baik-baik saja?"

"Dia baik-baik saja. Dia masih di Hainan, di sana udaranya segar dan baik untuk masa pensiun."

Anna : "Ya, lihat suamiku, dia merasa tidak enak badan ketika kembali ke sini."

Farah juga merasakan hal yang sama, "Benar juga, ayah aku kembali beberapa tahun lalu. Setiap kali dia kembali, dia menderita trakeitis, dan kemudian kami tidak membiarkan dia kembali lagi. Banyak Kerabat juga pindah ke Hainan satu demi satu. Hingga Momo diterima di universitas sini kami baru kembali beberapa kali lagi. "

Anna menarik Momo, dan segera melirik Gavin, dengan pujian dia berkata"Gavin, Momo baru saja lulus ujian universitas Pelita Harapan tahun lalu. Dia adalah rekrutan khusus aerobik dan juara nasional. Kabinet rumahnya dipenuhi dengan medalinya. Dia masuk universitas Pelita Harapan dengan kemampuannya sendiri. "

Begitu Gavin melihat gerakan ibunya, dia memikirkan kebenaran hal ini. "Heh..."

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu