Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1073 Buat Kamu Tidak Bisa Berjalan Keluar

Muka Allen tak berekspresi, menoleh dan melihat Nagita saja tidak, di hadapannya yang disebut “besan” ini, tidak pantas mendapat perhatiannya.

Alexa juga sama, hanya diam saja melihat akting wanita itu, seakan tidak ada di sana saja dengan seperti ini merasakan akting Nagita, sungguh merupakan suatu peluang yang sangat jarang ditemui.

Muka tebal Nagita itu sangat terkenal, menabrak tembok sekali tidak akan membuat dia mundur, wanita itu menghirup nafas dalam, seperti bersemangat lagi setelah gagal, menampilkan keluar lebih banyak senyuman ceria lagi.

“Besan, kamu dan aku sama-sama adalah seorang ibu, harusnya bisa merasakan kesedihan hatiku bukannya begitu, aku baru saja kehilangan seorang putri, tidak ingin kehilangan satu lagi, Manda meski adalah anak angkatku, tapi dia dari kecil kuanggap sebagai putri kandungku sendiri, dulu tak peduli berapa banyak dendam, yang sudah berlalu biarkanlah berlalu, orang harus melihat ke depan, sekarang ayahnya juga sudah seperti itu, tinggal aku dan dia, apa mungkin kita masih mau berselisih?”

“Aku mengerti Manda beberapa tahun ini juga merindukan aku, setiap hari raya bisa pergi menjenguk kami, memberi kami hadiah, aku juga sudah terbuka pikirannya, dibanding menjadi musuh seumur hidup tidak berhubungan, lebih baik saling mencintai menikmati cinta ibu dan bakti anak. Nanti tunggu Manda pulang, kalau dia marah, marah denganku, kamu perlu bantu aku untuk membujuknya.”

Alexa tidak setenang Allen, akhirnya tidak tahan mendengarnya lagi, “Kamu jangan buka mulut tutup mulut besan, aku ingat sebelum Manda dan Rendra menikah, kalian dan Manda sudah mencuci bersih hubungan kalian, Manda mengakui kalian itu dia yang berbaik hati, kalau tidak mengakui kalian, juga kalian yang mencampakkannya dulu, kamu sekarang kenapa masih ada muka mengatakan antara kamu dan Manda hanya berselisih?”

“Hehehehe” Nagita langsung tertawa kaku, “Besan, lihat yang kamu bilang, hubungan tidak dijalin bisa menjauh, kalau dijalin baru bisa dekat, dulu itu dulu, sekarang aku sudah berinisiatif ke sini, memberi Manda muka, dia pasti sangat gembira, kalau kalian memang benar demi kebaikannya, seharusnya juga ikut senang baru benar.”

Alexa terkejut seperti seekor burung kayu. Dulu saat mendengar “kehebatan” Nagita masih setengah percaya setengah curiga, sekarang mendengar sendiri bahkan melihat dan merasakan sendiri, itu baru namanya kejutan.

Ternyata, memang ada orang yang sangat tidak tahu malu, bisa dengan terang-terangan mengatakan yang hitam jadi putih, hanya dengan satu mulut tidak hanya menolak tuduhan lawan malah berbalik menuduh lawan, artis di dalam film saja kalah dengannya, hidup wanita itu memang seperti sebuah adengan film, setiap menit setiap detik sedang bersandiwara, dia memang pandai bersandiwara.

Alexa juga tidak ingin menghiraukan wanita itu, pertama tentu saja dia tidak akan menang menjawab Nagita, kedua, dia merasa banyak bicara dengan orang seperti Nagita ini meski sepatah juga akan menurunkan harga diri.

Nagita adalah orang yang pintar, tentu saja bisa kelihatan mata dingin Allen dan Alexa, mereka sama sekali tidak menganggapnya, mereka sama sekali melihat dan menganggapnya sebagai lelucon saja.

Makanya, Nagita jadi agak marah, di ruang utama rumah keluarga Pradipta marah, “Baiklah aku tidak bicara dengan kalian lagi, juga tidak ada gunanya bicara dengan kalian, sana panggil Manda keluar.”

“Dia belum kembali, hari ini hari pemakaman Maira.”

Alexa orang luar ini saja, kasihan dengan Maira, sama-sama sebagai seorang ibu, wanita itu sungguh tidak bias memahami sikap Nagita.

Sekali Nagita mendengar, langsung terus terang berkata: “Dia tanpa persetujuanku, memutuskan sendiri mengkremasi putriku, bahkan tidak membiarkan aku bertemu untuk terakhir kali, apa yang diinginkannya? Hah?”

“Bukannya kamu sendiri hilang kontak dan tidak muncul?”

“Sembarangan bicara, kamu tahu apa?! Manda ingin menelan sendiri harta putriku, kalian semua komplotannya!!!” Nagita menunjuk langsung nyonya keluarga Pradipta, “Kamu, dan juga kamu, pasti kalian yang memberi gagasan ke anak itu, dia baru berani berbuat seperti ini.”

Terhadap tuduhan yang tak ada dasar semacam ini, Allen dan Alexa tidak berani memikulnya, Allen memukul meja dan berdiri, memarahi berkata: “Cukup, jangan terlalu liar di rumahku!”

Nagita juga sungguhan jadi liar, pantatnya langsung duduk di atas lantai, air mata diminta turun langsung saja mengalir turun, sama seperti buku panduan saja, mulutnya tidak berhenti mengomel, “Aku tahu kalian keluarga Pradipta hebat, Manda bangsat murahan yang tak tahu terima kasih ini, mengandalkan kalian membekingnya, tidak ada kebajikan tidak berbakti semua dia dilakukan. Wanita itu hari ini berani merampas harta aku ibunya, besok berani menghasut putra kalian merampas harta keluarga kalian, tunggu saja, ini adalah peringatan yang kuberikan untuk kalian.”

Alexa yang merupakan seorang ibu yang lemah lembut dan baik hati, juga dibuat Nagita anjing gila yang sembarangan menggigit orang ini kesal sampai menghempaskan kaki, seharusnya dia seumur hidup ini juga tidak pernah marah seperti sekarang ini, “Nagita, kamu jangan menfitnah orang, apa kamu punya harta? Apa kamu punya?”

“Harta putriku itu hartaku, aku adalah satu-satunya penerus harta warisannya.”

Alexa tersenyum dingin mencemooh, “Ternyata dari awal kamu ini datang karena uang, mengatas namakan hubungan ibu dan putri, kamu jangan mengotori kata-kata ini.”

“Apa hubungannya denganmu? Oh ya, Manda merampas hartaku, juga untuk menambah harta keluarga Pradipta kalian, makanya, aku bilang kalian itu komplotan, apa aku salah berkata?”

“…..” Alexa bukanlah lawan setera wanita itu, hanya bisa dibuat kesal saja.

Allen masih lebih tenang, dia langsung menarik istri, menggeleng memberi tanda ke wanita itu jangan merespon dan menjawab.

Alexa kesal sekali, ingin beradu pendapat, tapi perkataannya sampai di ujung mulut malah tidak keluar satu kata pun, beberapa tahun ini sikap Manda ke keluarga Atmajaya itu gimana, dia tahu, Manda di keluarga Atmajaya dipersulit, dia juga sangat kasihan, tidak disangka wanita jahat ini dengan terang-terangan memfitnah Manda, bahkan memfitnah keluarga Pradipta, hal ini sungguh sangat mengesalkan sekali.

Allen dan Alexa memutuskan untuk tidak menghiraukan wanita itu, wanita itu seorang diri duduk di lantai di ruang utama berlakon sendiri, ini merupakan keahliannya.

“Putriku bernasib jelek, nyawanya dicelakai orang, bahkan harta juga mau direbut pergi orang, dimanakah keadilan, kalian akan mendapatkan balasan, kalian akan mati disambar petir….”

Alexa yang mendengarnya kepala jadi pusing, Allen yang mendengarnya terus menggeleng.

Tidak lama kemudian, Rendra dan Manda tergesa-gesa pulang, yang datang bersama, juga ada Gavin dan Laras.

Tapi, Nagita sama sekali tidak takut, demi harta dan uang, demi hidup tanpa beban di hari tuanya, wanita itu hanya bisa berjuang mati-matian.

Amarah Manda sudah ditahan sampai ke batas maksimum, menerjang lari masuk ke ruang tamu, langsung menunjuk anjing jahat yang duduk di lantai, “Nagita, kamu akhirnya muncul juga, Maira sudah meninggal, kamu ini ibu kandungnya, ibu kandungnya, kamu setega itu terhadapnya?”

Memarahi sambil menarik kerah baju wanita itu, langsung mendorong wanita itu jatuh ke lantai.

Nagita menjerit, “Argh, putri memukul ibu bisa disambar petir, Tuhan buka mata-mu, sambar mati putri yang tak berbakti ini.”

Manda jadi lebih marah lagi, langsung menendang, “Ibuku namanya Ave, kalau kamu tidak ingat dengan Ave, aku buat kamu ingat, Ave Maria itu adalah mantan istri ayahku, mantan istri yang kamu tendang pergi.”

“….” Nagita terdiam sebentar.

“Kamu jahat sekali, menipuku dan ayahmu bertahun-tahun, aku jelas-jelas adalah anak kandung ayahku, kamu malah bilang aku adalah anak angkat keluarga Atmajaya, Nagita, sudah cukup lama aku memendam semua ini, hari ini anggap demi diriku sendiri, juga demi ibuku, demi kak Maira, dan juga ayahku, mengeluarkan kekesalan ini.”

Manda pernah bilang, asal wanita itu berani masuk, tidak akan membiarkannya berjalan keluar.

Manda juga tidak pernah marah sampai seperti ini, satu tonjokkan dan tendangan membidik tepat Nagita, membuat dia kalah dan mundur berurutan.

Bagaimana pun juga Nagita sudah tua, ditambah duduk di lantai, beberapa tendangan, sungguh membuat dia tidak bisa bangun, sungguh dipukul jatuh ke lantai. Tapi, mulut wanita itu tak berhenti berperang, menarik dan membuka kerongkongannya berteriak, “Manda memukul orang, memukul orang….. membunuh orang, menantu keluarga Pradipta membunuh orang…. Hey, Rendra, apa kamu tidak menghalanginya?... Hallo, Gavin, apa kamu tidak menghalanginya? Dia sedang memukul orang, sedang memukul orang!!”

Tapi meski bagaimanapun Nagita meminta pertolongan, orang yang ada di sana, siapapun juga tidak bermaksud menghalangi Manda.

Allen kepalang membelakangi, hanya menganggap tidak kelihatan.

Wajah Alexa menampilkan keluar ekspresi puas, bahkan dia juga menggenggam erat tangannya, seakan tonjokkan Manda adalah tonjokkannya sendiri, tonjokkan ini dilepaskan, terasa sangat puas sekali.

Gavin dan Rendra dengan kompak saling memandang, ini rumah keluarga Pradipta, di luar sana pengawal mengunci pintu gerbang dan pintu belakang, tidak akan ada masalah.

Laras buru-buru melepaskan jaket, menggulung lengan baju, bersama dengan Manda memukul.

Dulu, hanya Nagita yang bisa memukul dan memarahi mereka, sekarang dendam dan kebencian, pukulan ini, Nagita pantas mendapatkannya.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu