Cinta Pada Istri Urakan - Bab 164 Tidak Bisa Menghilangkan Bau Miskin Di Badan

Laras bisa melihat, mood Gavin hari ini bagus, bahkan sangat bagus.

Biasanya dia sibuk bekerja, badan lelah, hati lebih lelah, Laras sering melihatnya walaupun saat tertidur keningnya pun berkerut.

Bertanya padanya, dia juga tidak akan memberitahumu tentang pekerjaan.

Ditambah lagi dia ini orangnya tidak akan menampilkan kesenangan atau kesedihan diwajahnya, jadi hari ini, Laras yakin dia pasti mendapatkan kabar bagus.

"Apakah kasus tuan Black sudah ditutup?" Laras mencoba bertanya.

Gavin menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kasus belum selesai, kawan-kawan masih perlu bekerja keras lagi."

"Kalau begitu kenapa senang sekali?"

"Karena kasus ini, tentara memberikan penghargaan kelas II untuk pasukan kami."

Ketika mengatakannya, kedua sudut bibir Gavin tidak bisa menahan untuk tersenyum, kedua matanya yang bangga nampak lebih hidup.

Laras ingat, tahun lalu ketika dia pribadi mendapatkan penghargaan kelas I juga tidak sesenang ini, ini seluruh pasukan mendapatkan penghargaan kelas II, ini kebanggaan semua orang, dia malah senang sampai tidak bisa terbilang.

Tampak jelas, dia juga orang yang tidak egois yang menempatkan keuntungan kelompok ditempat pertama.

Gambaran Gavin dihati Laras, dalam tak berbentuk jauh lebih besar.

Gavin sambil mengendarai mobil, memutar kepalanya melihatnya, "Kenapa senyum?"

"Kamu senang, aku juga senang."

Gavin mengulurkan tangannya mengelus kepalanya, dengan manja berkata: "Bodoh."

Gavin yang seperti ini, hangat, cerah, dan baik, seratus persen adalah pria yang tampan dan hangat.

Mereka sampai ke sebuah pusat perbelanjaan kelas atas, Gavin dengan sekuat tenaga membawa Laras ke toko pakaian wanita, dia tidak pintar membuat kejutan romantis, dia sedang bahagia, satu-satunya caranya untuk membujuk istri adalah membawanya belanja.

Caranya ini juga dia dapat dari Aaron, menurut Aaron, seratus persen ampuh.

"Kemarin suruh orang lain membelikan beberapa model baru untukmu, kamu bilang mau liat sendiri, tapi juga tidak melihatmu pergi belanja, hari ini pilihlah beberapa."

Laras ditarik masuk olehnya, tempat ini terkenal toko kelas tinggi, barang didalam semuanya barang mewah, barang kecil saja bisa buat kamu bangkrut.

Dia merasa menghabiskan uang di pakaian, sangat rugi, "Baju didalam terlalu mahal, dirumah masih banyak, tidak mau beli."

Gavin berbicara dengan serius: "Model tahun lalu tidak cocok dengan watak kamu yang tahun ini."

"......" Ini, tuan jendral, kamu begini membuatku segan.

Gavin mengerjakan sesuatu selalu sangat cepat, dengan cepat memlih sebuah dress merah untuknya, "Pergi ganti."

Pelayan yang melihat ini, langsung datang menyapa, "Nona mari ikut saya."

Laras hanya bisa membawa dress itu mengikuti pelayan ke ruang ganti, dia sadar, sebenarnya selera Gavin sangat popular, dia mirip dengan pria kebanyakan lainnya, suka melihat wanita mata besar rambut panjang juga memakai rok, tapi tidak boleh rok pendek diatas lutut.

Setelah mencoba dress itu, dia harus mengakui kalau seleranya benar-benar bagus, memilih barang sekali saja langsung cocok.

Merah ini tidak benar-benar merah, tapi ada sedikit orange, warna yang sangat menarik mata.

Kalau dia pilih sendiri, dia lebih memilih warna hitam juga tidak akan memilih warna yang menyolok begini, tapi dia yang dikaca, setelah memakai rok ini, dia dipercantik oleh warna dress ini.

Dia membuka pintu keluar, Gavin yang sedang memilih baju memutar kepalanya melihat kearahnya, detik ini, pandangannya tidak bisa lepas dari orang itu.

Pandangan menelanjangi itu, membuat wajah Laras memerah, jantungnya berdegup kencang.

Pelayan juga memuji cantik, "Wah, ini baru dress model terbuka, nona, kamu sangat cantik memakainya."

Laras tersenyum, "Terimakasih."

Ini adalah dress panjang yang tidak berlengan, bahannya sutra, walaupun modelnya sederhana, tapi menampakkan lekukan tubuh, hanya yang berbadan tinggi kurus yang pakai baru canti, kalau sedikit gemuk, atau sedikit pendek, hanya akan terlihat kuno.

Dress bahan ini, ketika digantung tidak aneh, diletakkan disana sangat sederhana, tetapi kalau mendapatkan orang yang cocok untuk memakainya, maka akan terlihat jiwa dress tersebut.

Gavin bisa memilihnya, dan juga begitu cocok dengan Laras, juga termasuk kesengitannya.

Laras berjalan sampai kehadapan Gavin, bertanya: “Apa tidak bagus?"

"Bagus, sangat bagus," Gavin tanpa segan langsung memuji, sekalian memberikan baju yang ditangannya kepada Laras, "Coba ini lagi."

Saat ini, handphone di saku Gavin berdering, dia sambil memlihat, sambil memberikan baju kepada pelayan, "Bawa dia pergi coba."

Laras baru saja mau berbicara, dia sudah mengangkat telepon, sambil bicara sambil berjalan keluar.

Tidak bisa berbuat apa-apa, kalau begitu dicoba saja.

"Nona, pacarmu sangat tampan, sangat baik kepadamu." Pelayan menjadi tergila-gila, wajahnya penuh kekaguman.

Didepan ruang ganti, Laras baru saja mau masuk, tiba-tiba terdengar suara wanita, "Eiy, dress ini lumayan, aku juga mau coba."

Pelayan langsung menjelaskan, "Maaf nona Dewi, dress ini hanya ada satu ini."

"Dia sudah bayar?"

”Belum."

"Kalau belum bayar, kenapa aku tidak boleh mencobanya?"

"......" Pelayan dalam sekejap merasa sulit sampai tidak bisa berkata.

"Laras berpikir siapa yang begitu sombong, memutar kepalanya melihat, semakin terkejut.

"Sandra Dewi?"

"Laras Atmaja?"

Hampir disaat yang bersamaan, mereka saling menyebut nama lawan.

Benar-benar sulit menghindari musuh, tidak disangka hari kedua Sandra pulang ke Indonesia langsung bertemu musuh SMA-nya, dunia ini benar-benar sempit.

"Ckckck, Laras, perubahanmu lumayan besar juga." Sandra melihatnya dari atas sampai bawah, kalau tidak melihat pakai mata sendiri, pukul dia sampai mati juga dia tidak akan percaya tuan muda palsu saat itu berubah menjadi begitu...begitu....begitu baik hari ini, baiklah, dia mengaku kalau dia memang berubah cantik.

"Tapi......" Dia mengalihkan pembicaraan, berkata, "Walaupun berubah sebagaimana pun tetap tidak bisa mengubah bau miskin di badanmu itu.“

Laras juga dengan cepat, berkata: "Kamu juga berubah tidak sedikit, diluar negeri makan daging terlalu banyak ya?"

”Kamu......" Sandra emosi ditempat, mulut racun Laras dia sudah tau, maksudnya bilang dia gemuk!

Wanita manapun, paling tidak suka dibilang gemuk, apalagi Sandra tidak bisa dibilang gemuk, karena bagian dadanya berkembang dengan baik, jadi makanya sedikit berisi.

Dia tersenyum dingin, melirik Laras, berkata: "Kamu mungkin tidak tau harga toko ini ya? Benar juga, anak liar yang tidak punya ayah ibu sepertimu mana mengerti sosial, kamu juga bukannya cari tau dulu baru masuk, benar-benar tidak tau malu."

Ini kalau Laras yang dulu, pasti akan jambak-jambakan dengannya, tapi sekarang ini, dia tidak mau terlalu perhitungan dengannya.

Dia menaikan pelan sudut bibirnya, bersiap-siap untuk berganti pakaian.

"Berhenti, ekspresi apa itu?" Sandra melihatnya mengedutkan bibirnya langsung marah, juga melihatnya mau mencoba baju, jadi menggunakan nada bicara seperti ingin membeberkan berkata, "Orang miskin seperti kamu, cuma bisa datang ke toko coba baju sampai ketagihan, pelayan, aku jamin dia hanya mencoba tidak membeli."

Pelayan dengan canggung juga tidak kehilangan sopan tersenyum, melihat Laras dengan pandangan ragu.

"Setauku tentangnya, 80% dia hanya memakai baju untuk berfoto, berfoto menggunakan baju bermerek, posting ke sosial media untuk pamer, untuk memenuhi keangkuhannya saja.”

Sambil berbicara, Laras dengan sombong mengeluarkan sebuah kartu dari tasnya, berkata: "Baju yang dia pakai, aku beli, setelah dia lepaskan langsung bersihkan kumannya."

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu