Cinta Pada Istri Urakan - Bab 144 Kami Tidak Akan Menerima Dirinya

"Kalau begitu kenapa bukan sekarang saja, kenapa harus tunggu sampai bulan depan?"

"Bulan ini tim pasukan khusus ada pelatihan, bulan depan baru selesai."

"Oh begitu, kalau begitu aku akan menyuruh Fanny untuk diet, haha." sambil berpikir seperti itu, Laras mengetik sebuah chat di Wechat lalu mengirimkannya ke Fanny--"Satu bulan, harus kurus 5 kg, aku yakin kalau kamu bisa melakukannya."

Fanny segera mengirimkan balasannya--"Jika aku sampai turun 5 kg, takutnya suamimu akan terpesona kepadaku."

Laras--"Kamu boleh mencobanya, kalau kamu berani aku akan mematahkan kaki babimu itu."

Fanny--"Tuan muda Laras, hamba tidak berani."

Laras meletakkan ponselnya lalu telungkup di atas meja, setelah itu dia menoleh dan melirik sekilas ke arah Gavin sambil bertanya : "Apakah semua kakak-kakak tentara itu tinggi dan juga tampan?"

Satu tangan Gavin memegang buku, tangannya yang lain meraih belakang kepala Laras lalu meluruskannya dan berkata : "Yang jelas tidak ada hubungannya denganmu Nyonya Pradipta."

-------

Gavin sengaja menyembunyikan soal apa yang terjadi kepada Laras, namun tidak ada tembok yang tidak bisa ditembus di dunia ini, jadi apa yang dia khawatirkan akhirnya terjadi.

Saat dia menerima telepon dari ibunya, dia sedang rapat dengan melakukan konferensi call dengan pasukan khusus di dalam mobil, setelah meminta maaf sebentar, dia menerima telepon dari ibunya.

"Ma, ada apa?"

"Kamu masih menganggapku sebagai ibumu?! Kenapa kamu tidak memberitahuku dan juga ayahmu mengenai masalah sebesar ini? Sebenarnya kamu menganggap kami sebagai orang tuamu atau tidak?"

Gavin kira-kira sudah bisa menebak apa yang terjadi, dia tanpa sadar mengerutkan keningnya.

"Nak, kamu tidak bisa bersama dengannya, itu adalah AIDS, bagaimana kamu bisa bermain-main dengan hal itu?"

"Sudah 2 bulan berlalu, pemeriksaannya menunjukkan tidak ada masalah, bisa dibilang tidak ada masalah apapun."

"Apa maksudmu dengan bisa dibilang tidak ada masalah apapun, meskipun hanya ada kemungkinan 1% saja, tetap saja ada kemungkinan kalau hal itu terjadi bukan?"

"Ma, apa yang sebenarnya sedang mama katakan?"

"Dulu kami sudah tidak setuju kalau kalian bersama, sekarang kami semakin tidak menyetujuinya, jika kamu tidak enak mengatakan hal itu kepadanya, biarkan aku yang mengatakannya, aku tidak akan memperlakukannya dengan tidak adil."

Gavin tidak tahan untuk terus mendengarkannya lagi, dia memotong perkataan ibunya : "Siapa yang memberitahu mama tentang hal ini?"

"Kamu tidak usah mempedulikan aku tahu hal ini dari siapa, dia memberitahuku juga karena dia khawatir kepadamu. Laras si bintang pembawa bencana ini sudah tertular penyakit, masih mau menularkannya kepadamu juga? Benar-benar wanita ular, keluarga Pradipta tidak akan pernah menerimanya."

"Ma, minta Anis untuk memberitahukannya kepadamu, saat ini aku tidak ada waktu."

"Apanya yang tidak ada waktu, bukannya kamu lagi mengambil cuti panjang, setiap hari kamu berada di sisinya dan menjaganya, apakah kamu tidak takut dia menularkan virusnya kepadamu? Nak, mama tidak ingin kamu berjiwa besar sampai seperti itu, mama hanya ingin kamu sehat."

"Aku sehat, dia juga sehat, aku tutup dulu teleponnya!"

Setelah itu Gavin segera menutup teleponnya dan mengganti ponselnya ke mode silent lalu melemparkannya ke samping dengan marah, kemudian dia berkata kepada headset nya : "Jordan, kamu cari Anis untuk datang ke rumahku dan beritahu detail situasinya kepada ayah dan ibuku."

Jordan : "Baik bos."

Gavin : "Selain itu minta adikmu untuk tidak ikut campur urusanku!"

Wajah Jordan terlihat canggung, "Maaf bos...."

Gavin : "Kamu tidak usah meminta maaf, hal ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu beritahu dia saja, itu sudah cukup."

Jordan : "Baik....."

Hanya beberapa tim inti pasukan khusus yang tahu soal Laras, karena Jenny adalah orang yang terlibat di dalamnya dan pernah berhubungan dengan Tuan Black serta pernah dilukai oleh pisau Tuan Black, jadi dia juga diperiksa apakah dia terinfeksi AIDS atau tidak.

Namun karena luka Jenny tidak bersentuhan langsung dengan darah Tuan Black seperti Laras, hanya terjadi kontak fisik saja, jadi hasil pemeriksaan langsung menghilangkan kemungkinan itu saat itu juga.

Seluruh pasukan khusus sedang mengkhawatirkan soal Laras, jika terjadi sesuatu kepada Laras, maka itu berarti kemungkinan besar juga terjadi sesuatu kepada bos mereka.

Jadi sangat sulit untuk menyembunyikan hal itu dari Jenny.

Gavin sudah pernah memperingatkan Jenny dengan sangat tegas kalau dia tidak boleh membocorkan tentang hal ini sedikitpun kepada orang tuanya, namun dia ternyata sudah mengingkari janjinya.

Untung saja orang tuanya tidak tahu tempat tinggalnya di Gunung Sindur ini.

Masih ada setengah bulan lagi, mereka harus bertahan selama setengah bulan lagi, setelah Laras sudah dipastikan negatif dari AIDS, maka dia dan Laras sudah bebas.

Di sisi lain, setelah Romo kembali ke Australia, dia sedang sibuk bersiap siap untuk mengalihkan fokusnya ke Indonesia, langkah besar pertama yang harus diambilnya adalah mengumumkan kerja samanya dengan Grup Gumaya untuk memperkuat kerja samanya.

Begitu berita itu keluar, Romo dan juga Podomoro real estatenya masuk ke dalam daftar pencarian terpanas, ditambah dengan bantuan dari Grup Gumaya, popularitas Podomoro real estate tiba-tiba melonjak naik di Indonesia.

Setelah Rama melihat beritanya, dia baru tahu kalau Romo sama sekali tidak berniat untuk membantunya kembali berjaya, Romo memasuki pasar domestik, di sisi lain itu sudah menunjukkan sikapnya kalau dia ingin melakukannya sendirian.

"Brak" Nagita membanting piring dan juga sendok di tangannya ke atas meja lalu berkata dengan emosi : "Dasar pengkhianat yang tidak bisa dipercaya, setelah berjanji untuk bekerja sama denganmu, sekarang malah tiba-tiba melakukannya sendirian."

Rama mengisyaratkan sesuatu kepada istrinya dengan matanya, "Jangan marah-marah di meja makan."

Nagita bukan orang yang sabar, setiap hari tinggal di tempat terpencil ini membuat suasana hatinya sangat buruk, "Jika aku tidak melampiaskannya sebentar, takutnya aku akan mengalami depresi, pa, papa bilang sama Romo, waktu anak bungsu papa itu bercerai dan pergi ke luar negeri, bukankah kami yang memberikannya uang sebanyak 2 Miliar, sekarang saat kami sudah bangkrut, dia yang sebagai seorang adik ini berkata mau membantu kami, tapi dibelakang kami malah menginjak kepala kami dan bekerjasama dengan keluarga Pradipta dan dia sendiri yang untung besar."

Rama ingin menutup mulut istrinya, tapi Nagita malah langsung mengibaskan tangannya, "Dasar pria tidak berguna, kamu masih tidak memperbolehkan aku untuk berbicara? bisnis orang lain semakin lama semakin besar, sedangkan kamu malah sebaliknya, bangkrut dan tidak memiliki apapun lagi, kamu benar-benar hebat sekali!"

Maira tidak mempedulikan mereka dan hanya sibuk memakan makanannya saja, lagipula ibunya sudah sering marah-marah, jika diladeni maka dia akan ribut-ribut sebentar, jika tidak ada orang yang mempedulikannya, dia akan ngomong sendiri, Maira sudah terbiasa.

Kakek menghela nafas dan berkata : "Mengenai uang 2 Miliar itu, bukankah Romo sudah mengembalikannya sampai lunas sejak dulu, kamu bilang kalau dia menginjak kalian dengan bekerja sama dengan keluarga Pradipta, itu juga tidak benar, putrinya adalah menantu keluarga Pradipta, sedangkan Gavin adalah menantunya, apakah mungkin mereka menginjak kalian?"

Begitu mendengar kakek berkata seperti itu, Nagita langsung menangis terisak-isak sambil menggebrak meja dan menendang kaki meja, "Baiklah, kalau begitu anggap saja akulah yang sengaja mencari masalah, iya kan? Meskipun keluarga Atmaja sudah bangkrut, tapi aku masih tetap mati-matian bertahan di keluarga Atmaja, apa yang aku dapatkan?"

"Rama dan Romo keduanya adalah putra papa, putra bungsu papa saat ini begitu berhasil, namun apakah dia pernah mempedulikan papa? Memangnya uang bisa mengalahkan keberadaan putra papa di samping papa? selama 15 tahun ini, kamilah yang menemani dan merawat di sisi papa, biar bagaimanapun seharusnya papa membantu kami, bukankah begitu?"

"Demi menghasilkan uang Romo bahkan tega meninggalkan dan tidak mempedulikan putri kandungnya sendiri, dia lebih tidak akan mungkin mempedulikan hidup matinya kakek tua seperti papa ini!"

Menghadapi menantunya yang tidak berhenti mengoceh ini, mana mungkin kakek memiliki kesempatan untuk berbicara, jadi dia meletakkan piring dan sendoknya lalu pergi dari ruang makan.

Daripada meladeninya, lebih baik dia pergi dari sana dan tidak mengatakan apapun, demi keharmonisan keluarga, kakek juga tidak mengungkit soal mereka menjual Laras ke Tere Liye demi keuntungan mereka.

Rama memegang kepalanya dengan tidak berdaya lalu berkata dengan muram : "Jika kamu merasa aku tidak berguna dan juga miskin, kamu pergi saja."

Begitu dia mengatakan hal itu, Nagita langsung menendang kursi ke belakang dan duduk di atas lantai, dia menjerit-jerit dan juga berteriak, hanya tinggal berguling-guling di atas lantai saja.

"Rama, kamu benar-benar pria yang tidak berperasaan, sia-sia aku melahirkan 2 orang putri untukmu."

"Apa lagi yang bisa aku harapkan di dunia ini, lebih baik aku mati saja."

"Maira, segera panggil Manda untuk pulang ke rumah, kita bertiga lompat ke danau dan mati bersama-sama saja."

...........

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu