Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1071 Tertidur Untuk Selama-lamanya

Ariel menjalankan setiap langkah secara beruntun dan tersambung dengan baik, rencananya sangat matang, hampir tidak ada kelemahan, kalau bukan terkepung oleh cara komunikasi antara Laras dan Gavin yang terahasia dan cepat, mungkin, rencana wanita itu sudah berhasil.

Dia tahu Gavin terus mengamatinya, namun tidak tahu Gavin dari dua tahun yang lalu juga sudah mengamatinya, pasukan khusus Serigala sudah memegang semua kenalan Ariel, dia satu orang menyeret keluar segerombolan orang, mereka semua adalah tetua di dunia hiburan yang berkedok dengan sangat baik.

Saat para tetua itu ditangkap oleh polisi, dalam hati sungguh sangat dendam terhadap Ariel.

Saat mulai memecahkan kasus ini, semua anggota polisi dan pasukan Serigala, termasuk Gavin, semuanya sangat merasakan kehebatan wanita ini. Gavin meliburkan semua anggota pasukan, maksud awalnya memang ingin membuat Ariel ular beracun ini menurunkan tingkat kewaspadaan, tidak disangka dia malah merencanakan sebuah kasus tak bermanusiawi pembunuhan yang kejam seperti ini.

Dia ingin membuat semua orang dan bukti yang berhubungan dengan dirinya semua terbakar musnah dalam kebakaran ini, dari awal sampai akhir kurang lebih 60-70an orang, namun tidak terpikir, banyak di antara orang-orang ini semua tidak berdosa.

Wanita itu juga dengan polosnya ingin menjerumuskan Laras masuk, ingin membuat kejahatan ini menjadi sebuah kecelakaan, sungguh sangat hebat sekali.

Para netizen lebih kacau lagi, kehangatan perbincangan tentang Ariel bahkan melebihi saat dia gemilang.

“Ya Allah, ini bukannya Ariel yang dulu pernah mendirikan rumah amal?”

“Tidak hanya itu saja, dia juga menamai dirinya sebagai “Dewi hidup”, “Dewi Kwan-Yin yang turun ke dunia” betapa tidak tahu malunya dia baru bisa memikirkan panggilan semacam ini?“

“Neraka kosong melompong, hantu ke dunia manusia, kalau ini tidak diberi hukuman mati, artinya tidak ada hukum lagi.”

“Aku dulu sungguh buta, tak disangka bisa menyukai Ariel sampah semacam ini, kenapa dia bisa sejahat itu?”

“Dia bukan manusia, bahkan jadi hewan buas juga tidak pantas, menyelesaikan wanita itu dengan senjata terlalu memudahkan dia, seharusnya mau digantung dipanggang di bara api, biar dia juga merasakan yang dirasakan oleh para korban.”

“Lingkaran orang kaya kacau sekali, kalau dipikir dengan seksama sangat mengerikan sekali.”

“…..”

Para netizen membahas dengan hangat tepat satu minggu, semuanya mengeluarkan pendapat mewakili para korban.

Maira dan Leila merupakan artis unggulan yang baru bergelut tidak lama, perhatian ke mereka tentu saja lebih tinggi sedikit dibanding ke yang lainnya, terlebih lagi Maira, nasibnya yang menderita itu mendapat keprihatinan mendalam dari para netizen.

Dan, orang yang sama sekali tidak ada hubungan tu, bahkan sekarang orang yang tidak dikenal di kehidupannya, juga bersedih atas musibah yang dihadapi oleh Maira, ibu kandungnya, Nagita, malah menikmati hidup bersama dengan kekasihnya di saat putrinya sedang tersiksa.

Hari itu, Rendra menemani Manda pergi berkunjung ke rumah sakit, keduanya pergi ke kamar rawat Rama dulu, Rama sudah sadar, dan sudah bisa menjawab dengan tepat pertanyaan sederhana benar atau tidak, dokter bilang, ini sudah merupakan satu mukjizat.

Lalu, mereka pergi ke bagian luka bakar, Manda masuk setelah disteril, Rendra menunggu di luar.

Maira sudah sampai ke detik-detik terakhir hidupnya, kontaminasi bakteri setelah berhasil dikendalikan dalam waktu singkat, menjadi tidak bisa terkontrol lagi, sekarang ini, dia tidak hanya tidak bisa berbicara, waktu sadar juga pendek sekali.

Dokter bilang, waktu sadarnya akan semakin pendek, semakin berkurang, sampai berhenti bernafas.

Meski sudah disteril dengan seksama, Manda juga tetap harus pakai masker, dia tidak berani memeluk dan berjarak terlalu dekat dengan Maira, dia hanya bisa berdiri di kejauhan di tengah, mengenggam tangan Maira, dari jauh berbicara dengan wanita itu.

“Kak, polisi sudah berhasil memecahkan kasus, tokoh utama di belakang layar sudah tertangkap, dia adalah Ariel, mereka semua sudah ditipu olehnya.”

Tak peduli Maira bisa tidak mendengar, Manda juga hanya bisa menyampaikannya, kalau tidak menyampaikan sekarang, takutnya tidak ada kesempatan lagi selama-lamanya.

Manda mengenggam erat tangan Maira, tangan Maira dibalut dengan selapis kain perban yang tebal, di dalam kain perban juga ada salep obat yang tebal, memegangnya mana bisa terasa seperti tangan, wanita itu juga sama sekali tidak merasakan kehangatan tubuh Maira.

Tapi, perawat memberitahunya, tekanan darah dan detak jantung Maira sedang bertambah cepat.

“Ariel sudah tertangkap, harusnya tidak lama lagi pengadilan bisa menjatuhkan hukuman, kak, kamu harus tunggu sampai hari itu, aku akan menemani kamu, ok?”

Maira tetap saja tidak ada respon, tidak seperti dulu bisa menggerakkan tangan, atau mengedipkan mata.

Perawat memberitahu lagi, “Tekanan darahnya tiba-tiba turun drastis, detak jatung juga tak berdetak lagi, perubahan semacam ini jarang ditemui, kamu perlu ada persiapan batin.”

Meski perawat tidak mengatakan dengan jelas, tapi Manda samar-samar bisa merasakan, ini merupakan perjuangan terakhir Maira.

Saat ini, di luar jendela turun salju, segumpal demi segumpal salju cantik melayang turun dari langit ke bawah.

“Kak, kamu lihat, turun salju lagi, apa kamu ingin melihat pemandangan salju?”

Maira dari awal sampai akhir tidak merespon, bahkan suara nafas, juga tidak membesar.

Manda juga tidak ada jalan keluar lainnya, hanya bisa berkata, “Kak, sudah turun salju, jalan mau macet lagi, Laras pasti terjebak kemacetan di tengah jalan, kamu tunggu dia sebentar ya? Di antara kita tiga kakak beradik, otak Laras yang paling cemerlang, dia paling bisa humor, nanti tunggu dia datang, biar dia berhumor buat kita ya?”

Manda menoleh memandang ke perawat, mencoba mendapat hiburan dari perawat, tapi perawat tidak menjawabnya, malah menggeleng.

Segera, dokter utama datang, setelah dia melihat data, juga diam dan menggeleng.

Maira hidupnya ini, hanya tinggal gelenggan kepala.

Saat ini, di luar sana terdengar beberapa suara, Laras sudah sampai, dia dengan terburu-buru masuk ke dalam ruangan steril.

Manda dengan sedih berkata: “Laras sudah datang, Kak, kamu yang kuat sebentar, dia sedang mengganti pakaian, sebentar lagi selesai.”

Alat pendeteksi tepat di samping ranjang, wanita itu melihat sekilas, dia tidak mengerti angka-angka medis, tapi seluruh layar dipenuhi peringatan warna merah dia masih bisa mengerti, satu garis itu melambangkan garis detak jantung, sudah hampir mendatar, hanya bergelombang kecil dan lemah.

Tadi itu detak jantung bertambah cepat menandakan, Maira memiliki kesadaran, dia hanya bisa mendengarkan suara Manda, tapi lalu turun dengan cepat menandakan, wanita itu sungguh sudah hampir tidak bisa tahan lagi, terhadap dunia itu, dia takut dan juga menantikan.

Laras juga tidak terlalu mensteril diri, hanya kira-kira saja mengenakan satu pakaian yang sudah disteril dan masuk, dia juga terengah-engah dengan nafas yang keras.

Ada apa? Dia menggunakan pandangan mata bertanya ke Manda.

Manda dengan mata yang memerah menggeleng, tapi di mulut dengan senang dan semangat berkata, “Kak, Laras datang, dia sudah datang, biar dia bercerita humor ke kita ya?”

Laras baru saja berjalan ke depan ranjang, belum sempat berbicara, hanya kelihatan sekujur badan Maira tidak bertenaga, tiba-tiba membuka kelopak mata, bersamaan dengan itu membuka mulut.

Dia ingin berbicara, apa daya tidak ada suara yang bisa dikeluarkan.

Dia ingin untuk terakhir kali melihat keluarga yang ada di dunia ini sekilas, hanya ada Manda dan Laras dua wajah cantik ini, orang tuanya semua tidak ada.

“Kak, Kak….” Manda menarik masker ke bawah, bersama dengan Laras mengenggam erat tangan wanita itu satu kiri satu kanan, dengan suara yang keras memanggilnya.

Ketika ajal sudah menjemput, di ujung mata Maira mengalir setetes air mata, itu adalah kegembiraan sudah bertemu dengan keluarga, juga adalah penyesalan tidak bertemu dengan orang tua.

Terakhir, alat pendeteksi mengeluarkan suara “Tit”, garis detak jatung berubah menjadi satu garis lurus, Maira akhirnya di saat salju tebal berterbangan ini, tertidur untuk selama-lamanya….

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu