Cinta Pada Istri Urakan - Bab 138 Siapa yang Belum Pernah Menonton Beberapa Film Porno

"Jika kamu mendengarkan omong kosong mereka, tidak bisakah kamu langsung menghubungiku ?" Suasana hati Laras sedikit girang, karena habis menangis lalu mata Laras merah dan bengkak, wajah Laras tampak seperti marah.

Romo juga sangat kesal, akan tetapi untungnya Laras sudah mau berbicara dengannya. Romo langsung memarkirkan mobilnya di bahu jalan lalu menjelaskan: "Mereka mengatakan bahwa kamu sangat membenci ayah, Jangan bicara tentang menjawab telepon, bahkan pemberian dari ayah untuk biaya hidup tidak ingin diterima."

Laras mendengarkan lalu mencibir, "Mereka berkata begitu padamu, kamu masih percaya?"

Ekspresi Romo sedikit tidak bersalah, yang lainnya di Australia, Siapa lagi yang bisa dia percayai selain kakak laki-lakinya?

Laras tidak mengatakan yang lainnya, hanya berkata : "Aku tidak lulus masuk ke Pelita harapan, Hasil ujian masuk perguruan tinggiku pun bahkan tidak bisa masuk ke Universitas yang layak. Alasan mengapa aku bisa masuk ke Pelita harapan, karena kamu menyumbangkan uang . Aku tidak mau mengomentari paman dan bibi. Jika kamu mau, kamu bisa cari Internet untuk mencari gosip keluarga Atmaja, kamu cukup menghabiskan waktu sebentar untuk melihatnya."

Hati Romo sudah mengetahuinya, karena dari nada bicara Gavin, Juga terungkap bahwa semuanya tidak seperti yang diinginkan Romo, keluarga Atmaja tidak merawat laras dengan baik.

"Baik, aku pasti akan memeriksanya dengan jelas, Laras, bisakah kamu mengenali aku sebagai ayahmu? Bisakah kamu memberi ayah untuk mengganti rugi kesempatanmu?"

Sepasang mata Laras yang cantik penuh dengan air mata, itu karena dia sangat merindukan ayahnya siang dan malam hari , keluarga tidak bisa dipisahkan, bagaimana bisa Laras tidak mengenali ayahnya?

Romo membuka tangannya lalu memeluk putrinya. Air mata Laras pecah lagi, akhirnya dia memiliki sebuah pelukan ayahnya.

Yang Begitu nyata, tegar, dan hangat, dia akan ingat pelukan ayahnya

hari ini sepanjang hidupnya.

“Ayah...”

“Ei, putriku yang baik.”

Ayah dan anak perempuan itu sama-sama menangis, mengubah semua rasa bersalah dan kerinduan yang lebih dari sepuluh tahun menjadi air mata, sudah saatnya hubungan antara orang tua dan anak tidak bisa dipisahkan, apapun yang terjadi.

Romo merasa lega karena sebelum dia kembali ke australia dia telah bertemu dengan Laras, tetapi ia juga mengatakan, bahwa nanti ia akan sering memiliki kesempatan untuk kembali ke sini dan bahkan bisa tinggal di dalam negeri

Di malam hari, pada saat pasangan ini hanya berdua saja, Laras berbaring dengan nyaman, sambil menikmati hangatnya sore hari, Di atas sofa tatami yang ada di balkon.

Bahkan pada malam harinya di Gunung Sindur tidak semuanya gelap, Puncak gunung yang berwarna oranye, seperti ada pantulan cahaya, sangat indah.

Gavin mengeluarkan semangkuk minuman sarang burung yang manis, "Istriku, ini cemilan pencuci mulut sehabis makan ."

Laras tertegun, mengambil mangkuk itu dengan hati-hati, dan dengan senyuman memandang Gavin "Bagaimana bisa aku merasakan kamu semakin hari semakin seperti ibu rumah tangga? Setiap hari membuatkan berbagai macam masakan untukku tanpa bicara terlebih dahulu, terhadap makanan penutup masih dalam pengembangan, tangan yang sudah lama tidak menembakkan senjata masakannya tidak enak. "

Gavin mengelus kepala Laras, pantatnya duduk di sofa yang berada di sampingnya, dan berkata, "Ha, aku juga merasakan bahwa aku sangat memiliki bakat untuk memasak, membuka restoran pada saat pensiun juga bagus, aku menjadi kokinya, lalu kamu yang menjadi bosnya. Setiap hari, kamu bisa menghitung uang sampai tanganmu kram. "

Laras tersenyum, berkata "Kampungan, sekarang semuanya sudah pakai E-Money, hanya scan doang, masih mau menghitung uang seperti itu kah?" Laras meneguk minuman sarang burung wallet yang manis itu, dan berkata lagi, "Akan tetapi, aku suka menghitung saldo, karena aku senang kalau melihat jumlahnya makin hari makin besar."

“Mata duitan, kasih tau aku yang sebenarnya, seberapa banyak tabungan pribadi yang kamu miliki?”

“Ha, uangku bukannya semua dari yang kamu kasih ke aku, kamu masih tidak tahu?”

“Aku tidak tahu.”

“Hmmm, mau bohong lagi, yang ada sebaliknya, punyaku tidak sebanyak kamu.”

Gavin berbaring miring lalu matanya menatap Laras, Laras benar-benar anak perempuan yang mempunyai paras yang cantik dan seluruh bagian tubuhnya menarik, apalagi setelah dia merawat rambutnya sampai panjang, setiap sudutnya bisa membuat dia menjadi terpesona.

Sebenarnya perasaan adalah suatu hal yang sangat ajaib, Gavin juga tidak tahu sebenarnya apa alasan Gavin tidak bisa melupakan Laras, Gavin hanya tahu bahwa dari pandangan pertama melihat Laras, hati Gavin yang sudah lama membeku perlahan-lahan mencair.

Ada perasaan cinta yang datang.

Gavin sangat mencintai laras hingga seluruh hidupnya Ia gunakan untuk melindungi Laras.

"Aku sudah menghabiskannya, sangat enak, makasih suamiku." Laras meletakan mangkuknya, melihat Gavin menatap matanya semakin memanas, Laras tidak bisa menahan satu kata ejekan, "suamiku, apakah kamu juga mau makanan penutup ini?"

“Aku tidak suka makan ini”

Laras menarik rambut di sekitar telinganya, menempelkan bibirnya ke ujung bibir Gavin, lalu mengecupnya “yang aku maksud makanan penutup itu seperti ini, masih tidak suka?”

Gavin terkekeh, satu ciuman tidak bisa memuaskan Gavin, tanpa bicara lagi Gavin segera mengarahkan telapak tangan kanannya ke belakang kepala Laras, lalu mendorong kepala laras mengarahnya, tangan kirinya menarik pinggang laras agar seluruh tubuh laras menimpa tubuhnya.

Seluruh gerakannya mengikuti arus, sesuai kemampuannya, Sedikitpun Gavin tidak memberi Laras kesempatan.

“Hei……” Kedua tangannya Laras menepuk pundak Gavin, mencoba mendorong Gavin agar menjauh darinya, akan tetapi bagaimana bisa Laras mengimbangi kekuatan Gavin, perlawanan Laras hanya bisa membangkitkan rasa menginginkan Gavin.

Sebelum Laras kehabisan oksigen, akhirnya Gavin meregangkan Laras, akan tetapi, tangan Gavin tidak ingin melepaskan dia, “ kamu begitu mana bisa dibilang makanan penutup, kalau begini baru bisa dibilang makanan penutup.”

Setelah selesai berbicara, lagi-lagi Gavin mencium laras.

Gavin mencium Laras sampai merasa terangsang, lalu Gavin memeluk laras untuk membalikan posisi Laras, kemudian posisi keduanya berubah.

Akan tetapi, Gavin masih tidak berhenti, bibir keduanya hanya terpisahkan setengah detik saja, Gavin melihat mata Laras sedikit kabur, dan kemudian Gavin mencium laras diluar kendali.

Ini sama seperti di medan perang, Gavin memegang kendali penuh atas semua situasi ini, Gavin mengambil tangan kecil Laras lalu menariknnya kearah dia, Gavin ingin membuat Laras tau bahwa tindak kecil saja terhadap Gavin bisa menyebabkan bencana besar.

Laras merasa malu dan mabuk, tapi setengah tahun kehidupan rumah tangganya telah mengubah Laras menjadi seorang wanita muda yang berkualitas, dengan sedikit malu dan dengan sedikit keberanian, tangan laras memegang sumber kehidupan Gavin, dan mulai bebas menggunakannya.

Gavin menghirup udara sejuk, lalu berbisik kepada Laras, “ Gadis yang menawan, aku sangat mencintaimu seperti ini.”

Gavin menggigit telinga Laras sambil berkata beberapa perkataanku, suara sederhana yang bernada rendah seperti suara ledakan dari surga, mendengarnya, gendang telinga Laras terasa gatal.

“Kamu mencintai aku begitu ? Begini ? Atau begini?"

“……” Kedua mata Gavin memerah karena hyperaktifnya, Gavin pun bergumam, “ Darimana kamu mempelajarinya?”

“Siapa sih yang masih belum pernah menonton film porno, kamu masih berani bilang kamu tidak pernah menonton film porno ?”

“ Tidak pernah”

“Kalau kamu bohong kamu akan impoten”

Pada saat ini Laras menyumpahi Gavin terkena impoten, apakah ini benar-benar bagus?

Laras melihat ekspresi Gavin seperti menahan sakit, senyumnya semakin terlihat bergairah "Hahahaha, bukankah kamu sudah pernah menonton? iya bukan? iya bukan? ........ cepat katakan, cepat katakan, kamu sudah pernah menonton film siapa? kamu lebih suka siapa?"

“……”Gavin terdiam, Gavin sedikit menyesal membicarakan masalah ini dengan Laras, Gavin menikmatinya saja sudah cukup, untuk apa mencari tahu darimana Laras belajar.

Gavin semakin tidak menjawab, Laras semakin semangat bertanya, ”katakan, katakan, kamu suka siapa ? Kamu suka pose yang mana? Bolehkah aku mempelajarinya secara mendalam.”

“....”Bisakah untuk berhenti membicarakan permasalahan ini?

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu