Cinta Pada Istri Urakan - Bab 10 Pria Tua Ini Mampu Tidak !

Bab 10 Pria Tua Ini Mampu Tidak !

"He, gadis zaman sekarang menyukai apa?"

Benar-benar fantastis, Aaron dengan kaget melihat kepadanya, bagaikan melihat lubang hitam di alam semesta ini, semua orang bilang karena kelamaan di militer Gavin menjadi penyuka sesama jenis, dikarenakan latihan kemiliteran yang berat selama puluhan tahun membuat ketertarikan kepada lawan jenis menurun sampai tidak bersisa, Iblis berdarah dingin yang tidak mempunyai keinginan ini ternyata bisa dengan tenangnya bertanya kepadanya--gadis zaman sekarang menyukai apa.

Ya Tuhan, akhirnya orang ini sudah terbuka pandangannya!

"ha, Kak, kau sudah bertanya kepada orang yang tepat, menurut pengalamanku yang sudah berpacaran dengan beberapa ratus wanita, barang yang disukai wanita tidak ada yang lain, hanya ada 1 kata--uang!"

Gavin mengucapkan 1 kata, "kuno."

"hei, jangan bilang begitu, justru barang yang kuno ini yang paling bisa diandalkan, bahkan jumlah uangnya ditentukan dari besar kecil umurnya, umurnya semakin tua, uang yang digunakan semakin banyak, kakak ipar baru berumur 20 tahun, masih seorang pelajar, tidak perlu menghabiskan banyak uang juga sudah bisa ditaklukkan, percaya padaku."

"jadi?"

Aih, benar-benar gunung es, aku sudah berbicara dengan begitu jelas, kenapa dia masih tidak mengerti, Aaron berkata terus terang : "jadi, kau belikan dulu dia beberapa baju, sepatu, barang-barang seperti itu, lalu tanya lagi dia suka apa, lalu baru belikan barang yang dia sukai."

"Apakah cara ini berguna?"

"pasti, aku jamin pasti berguna."

Gavin dengan tidak begitu mengerti menganggukkan kepalanya, dia akan mempertimbangkan sarannya.

Selesai meminta petunjuk, raut wajahnya kembali dingin, tiba-tiba mengubah pembicaraan, bertanya : "kemarin lusa kau menaruh apa di dalam anggur yang kuminum?"

"......"gawat, dia mau membuat perhitungan denganku, "ini....itu..."

Kemarin lusa Gavin baru saja berhasil menyelesaikan tugas penyamarannya dengan lancar, di dalam hotel berhasil menangkap segerombolan gangster, Aaron sedang mengadakan pesta di hotel itu.

Dikarenakan antusiasme Aaron, Gavin akhirnya tetap tinggal ikut merayakan pestanya, tugas penyamaran kali ini membuatnya harus tinggal selama setengah tahun di Afrika selatan, kebetulan dia butuh relaksasi.

Jadi dia memanggil Damar untuk datang dan bertemu di hotel, dia memberikan semua data pekerjaan dan menjelaskan beberapa hal secara lisan kepada Damar, pekerjaan menulis laporan tentu saja diberikan kepada Damar.

Saat itu Aaron melihat dia sangat sadar, masih bisa berdiskusi dengan Damar mengenai pekerjaan kali ini, jadi dia merasa "Liu Ye Chun" tidak berpengaruh sama sekali terhadap kakaknya, seorang prajurit khusus yang sudah dilatih secara khusus.

"kau jangan mengira aku tidak tahu, anggur yang sedikit itu tidak mampu membuatku mabuk." pandangan mata Gavin yang tajam menjadi beracun, pandangan yang marah itu bagaikan sebuah pisau tajam, sedikit demi sedikit menyayat lawannya, membuat lawannya tidak bisa berbohong.

Aaron berkata dengan terbata-bata : "kk kk kau... Bukankah tt tidak apa-apa? " habislah habislah, aku pasti mati.

Tanpa diduga, Gavin tersenyum dengan misterius, bahkan pandangannya yang tajam berubah biasa, "tenang saja, aku tidak akan mematahkan lehermu."

Aaron merasakan hawa dingin di lehernya, dia secara naluriah menutupi lehernya dengan kedua tangan, lalu mundur 2 meter, "Kak...kakak....tadi kau tersenyum?" sangat sulit dipercaya, wajah gunung es itu ternyata bisa tersenyum, bahkan saat tersenyum sangat tampan sekali, tidak boleh, tidak boleh, jika terus bersamanya, fansku akan lari semua.

Di saat yang bersamaan, Laras yang masih tidur di kediaman Gavin akhirnya menunjukkan gelagat ingin bangun.

Seperti yang sudah diduga, asalkan tidak tinggal di keluarga Atmaja, dia bisa tidur dengan sangat nyenyak.

Biasanya dia tinggal di asrama, setiap jumat pulang ke rumah, akhir minggu kembali lagi ke sekolah, orang lain sangat senang begitu hari jumat, dia sebaliknya, begitu hari jumat langsung tidak senang, selalu mencari berbagai macam alasan untuk tidak pulang ke rumah, saat libur sekolah dia semakin sengsara, karena liburan menandakan kehidupan dia sebagai pembantu dimulai.

Jika hanya sebagai pembantu tidak apa-apa, jika pekerjaannya bagus, majikan pasti akan merasa puas, tetapi keluarga Atmaja tidak suka padanya, selalu mencari masalah dengannya, keberadaannya di keluarga Atmaja bagaikan paku yang ada di mata.

Dia meregangkan badannya di atas ranjang dan membuka matanya, melihat kamar yang besarnya melebihi ruang tamu keluarga Atmaja, dia tiba-tiba sadar, lalu bereaksi setelah 3 detik, oh iya, kemarin ada seorang pria yang membawaku pulang.

Pikirannya yang berantakan pelan-pelan menjadi jelas, kemarin Gavin membawa dia ke kantor catatan sipil, lalu pergi ke kediaman Pradipta, akhirnya datang kemari, karena saat itu langit sudah gelap, dia juga sudah sangat mengantuk, jadi dia juga tidak tahu jelas posisinya dimana.

Sekarang setelah bangun, hal pertama yang harus diperjelas adalah sekarang dirinya berada di mana.

Dia membuka pintu lalu keluar, tidak ada orang di luar, dia mengelilingi ruangannya sekali sambil melihat-lihat sekeliling.

Kemarin terlalu malam, dia sudah sangat lelah, tidak sempat melihat-lihat, hari ini setelah melihat dengan jelas, di sini hanya bisa digambarkan dengan 4 kata.

Benar-benar orang kaya!

Pemandangan 270 derajat yang bagaikan tanpa batas, semua dindingnya terbuat dari kaca, pencahayaannya sangat bagus, dapat melihat halaman dan kolam renang di bawah yang sangat luas.

Pria dengan latar belakang dan wajah yang sangat tampan seperti ini, kenapa mau menikahiku?

Saat ini, kesan Laras terhadap Gavin adalah--pria bodoh yang sangat kaya.

Di luar adalah sebuah ruang tamu yang sangat luas, pencahayaannya juga sangat bagus, dengan diam-diam dia jalan ke depan kamar tidur utama, pintunya tidak ditutup, di dalamnya juga tidak ada orang, tetapi dia masih membungkukkan badannya seperti seorang pengintip, berjalan masuk dengan berjingkat-jingkat.

Ini adalah kamar Gavin, seperti biasa, rapih dan bersih, yang paling tidak biasa adalah selimut di atas ranjang, dia benar-benar penasaran kenapa selimutnya berubah menjadi sepotong tahu.

Dia hanya tahu dia bernama Gavin, soal umur pasti lebih tua dari padanya, tapi tepatnya lebih tua berapa tahun dia tidak tahu.

Oh iya, di buku nikah pasti tertulis.

Dia ingat kemarin malam setelah keluar dari rumah keluarga Pradipta , Gavin memberikan buku nikah kepadanya, lalu dia memasukkannya ke dalam tas.

Sambil berpikir, dia langsung melesat ke kamar tamu, mengambil tasnya lalu membuka resletingnya, dari dalamnya mengeluarkan 2 buah buku nikah.

Namanya Gavin, umurnya....

"apa, lebih tua 8 tahun dariku, pria tua ini mampu tidak?!" Laras tanpa sadar mengucapkannya, 2 generasi yang berbeda, apakah mereka kelak bisa berkomunikasi?

Saat ini, dia tiba-tiba mendengar di luar ada suara pintu terbuka, dia buru-buru lari keluar, lalu melihat sosok Gavin yang tinggi besar dari depan pintu ruangan masuk ke dalam, dia memakai baju olahraga berwarna putih, di dalamnya juga memakai singlet berwarna putih, di lehernya dikalungkan satu handuk putih, dia sedang mengelap keringatnya menggunakan handuk.

Hanya dengan melihatnya, Laras langsung terkesima, imagenya yang seperti pria yang terpelajar ditambah laki-laki yang suka olahraga, benar-benar enak dilihat oke, dibandingkan dengan imagenya yang dewasa dan kuno kemarin benar-benar bagaikan 2 orang yang berbeda, pria bodoh banyak uang ini, sangat mudah berubah.

Gavin juga melihatnya dengan cermat, biar bagaimanapun dia masih muda, metabolismenya sangat cepat, tulang pipinya yang kemarin masih bengkak sekarang sudah mengempes, "sudah bangun?"

"sudah."

"di bawah ada sarapan, turun makan ke bawah."

"tunggu sebentar, bisakah kita membicarakan persyaratan lebih dulu baru membicarakan hal lainnya?" Setelah berpikir semalaman, dia akhirnya sudah mengetahui bagaimana caranya meneruskan pernikahan ini, syarat pertamanya adalah--membicarakan persyaratan!

Gavin tertegun, "membicarakan persyaratan apa?" sudah ada buku nikah, dia sudah menjadi milikku, masih mau membicarakan persyaratan apa?

Laras mengangkat kepalanya dan membusungkan dadanya sambil melihat dia dan berkata : "kemari kemari kemari, duduk duduk duduk, aku sudah mempersiapkannya, kau lihat masih mau ditambahkan apa lagi."

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu