Cinta Pada Istri Urakan - Bab 160 Pria Yang Sedang Birahi Benar-benar Sangat Menakutkan

Laras masih berada di dalam kondisi setengah mimpi dan setengah sadar karena tiba-tiba mempunyai seorang ayah yang sangat kaya dan juga sangat royal terhadapnya.

Setelah kembali ke rumah, dia duduk di ambang jendela lalu menatap kotak perhiasan itu untuk waktu yang lama di depan jendela bergaya Prancis yang berkilau, dia bahkan sengaja memeriksa asal usul perhiasan itu lewat internet.

Ternyata satu set perhiasan ini memang benar memiliki asal-usul, dulunya dia merupakan barang kepunyaan keluarga kerajaan Prancis, selanjutnya karena perang, dia jatuh ke tangan rakyat biasa dan dikoleksi oleh seorang kolektor perhiasan, sampai beberapa tahun yang lalu, keturunan kolektor perhiasan itu mengeluarkannya untuk dilelang, barulah satu set perhiasan yang menakjubkan ini mendapatkan kebebasannya kembali.

Saat itu Romo mengeluarkan uang sebanyak 300 juta dolar AS untuk mendapatkannya.

Sekarang, harga pasar perhiasan ini sudah melebihi 300 juta dolar AS, dan juga sudah jauh melebihi nilai aslinya, hal ini membuat Laras semakin merasa terbeban.

Gavin bercanda dengannya : "Jika dibandingkan seperti ini, apakah kamu merasa kalau cincin yang kuberikan untukmu terlalu kecil?"

Laras memutar bola matanya, "Mana ada, kenapa kamu mau menerimanya?"

Gavin menatap perhiasan itu dan dengan tulus berkata : "Ini benar-benar adalah barang yang sangat bagus, ayahmu memberikannya untukmu, tentu saja kamu harus menerimanya bukan?"

"Meskipun diberikan padaku, aku juga tidak bisa menggunakannya."

"Pasti akan ada waktunya untuk menggunakannya, percaya padaku." Gavin merangkul bahunya lalu memegang kepalanya dan mengecupnya sebentar sambil berkata, "Ayahmu benar-benar merasa bersalah terhadapmu, aku percaya beberapa tahun ini dia benar-benar terpaksa melakukannya, tapi kamu juga harus mengerti, dengan kemampuannya saat ini, memberikanmu satu set perhiasan berlian sama seperti orang biasa yang memberikan sebungkus rokok, jadi kamu jangan terlalu merasa terbebani, mengerti tidak?"

Laras mengangguk.

Gavin kembali berkata : "Kamu mempunyai ayah yang seperti ini, tidak peduli untuk dirimu, ataupun untukku, itu merupakan hal yang baik, mengerti tidak?"

"Emm, aku mengerti."

"Kalau begitu kenapa kamu masih mengerutkan keningmu?"

Laras menunduk dan berkata dengan muram : "Ternyata adikku seumuran denganku, hais, jika dia bukan ayah kandungku, aku pasti sudah memakinya pria brengsek di depan wajahnya. Menurutmu apakah semua pria menyukai yang baru dan bosan terhadap yang lama? Ada yang bilang kalau seorang pria bisa selingkuh atau tidak, itu tergantung dari ada kesempatan atau tidak, apakah hal itu benar?"

Gavin memeluknya dengan erat dan berkata : "Orang lain aku tidak tahu, tapi aku pasti tidak akan melakukannya."

Dagu Gavin berada di lekukan leher Laras, saat dia berbicara, nafasnya yang hangat terus menerpa lehernya, membuatnya merasa geli dan terus berusaha menghindar darinya, "Dasar gombal, aku tidak percaya kepadamu."

"Aku bersumpah atas lambang negara."

"Lagi-lagi bersumpah atas lambang negara, apakah kamu sudah mendapatkan persetujuan dari lambang negara saat membuat banyak sumpah dengan menggunakannya?"

Untuk sesaat Gavin tidak bisa berkata-kata, namun dia kembali bereaksi dengan cepat, dia menenggelamkan kepalanya ke dalam dadanya yang lembut dan berkata : "Kalau begitu kamu memerasku sampai kering saja, lebih baik lagi jika setiap hari memerasku sampai kedua kakiku terasa lemas, dengan begitu kamu tidak akan berpikir yang tidak-tidak."

"......." pria yang sedang birahi benar-benar sangat menakutkan.

Laras segera melepaskan dirinya dari Gavin, "Aku akan memasukkannya ke dalam brankas."

Saat Gavin melihatnya melarikan diri dengan begitu cepatnya, dia menggodanya, "Tuan muda Laras, jangan merasa malu, kapan kamu akan memperlihatkan kemampuanmu yang sudah diasah lewat film-film porno itu kepadaku?"

Dari dalam lemari pakaian terdengar suara makian, "Dasar pria tua mesum, jangan bicara lagi."

Gavin tidak bisa menahan tawanya.

Kemunculan Romo benar-benar merupakan sebuah kejutan yang menyenangkan bagi mereka, Gavin sibuk bekerja dan sering tidak berada di rumah, dengan Laras mempunyai seorang ayah yang begitu legendaris seperti ini, dia bisa bekerja di luar dengan jauh lebih tenang, sedangkan Laras juga tidak akan digosipkan macam-macam lagi oleh orang lain, karena masyarakat yang sekarang ini adalah masyarakat yang realistis.

Setelah Laras meletakkan perhiasan berliannya ke dalam brankas dan keluar dari dalam ruang gantinya, dia sekalian membawa keluar satu gaun pesta di tangannya dan bertanya : "Apakah aku boleh mengenakan gaun ini di pesta perjamuan keluarga Atmaja?"

Gavin melihat ke arahnya dan menggunakan tatapan matanya yang tajam itu untuk melihat gaun itu sekilas, "Tidak bagus, terlalu berat dan tebal."

"Terlalu berat dan tebal?" Laras kembali melihat gaun terusan berbahan sifon itu, "Kalau begitu numpang tanya tuan Gavin, baju yang seperti apa yang dapat disebut sebagai baju yang ringan dan tipis?"

"Aku menunjuk kepada warnanya, pakaian yang ada di dalam lemari semuanya adalah model tahun kemarin, aku akan menelepon sekarang dan menyuruh mereka untuk mempersiapkan beberapa pakaian model baru, besok aku akan memperbaharui pakaian-pakaian yang ada di lemarimu."

"Hais......tidak perlu, benar-benar tidak perlu, kamu tidak usah membuang-buang uang untuk hal ini, 80% dari pakaian-pakaian yang ada di dalam sana saja belum pernah aku pakai, labelnya saja masih ada."

Gavin sama sekali tidak menghentikan gerakannya yang sedang mengambil ponsel, dia sudah sedang mencari nomor kontaknya.

"Suamiku yang tercinta, kamu jangan berlebihan seperti itu sampai menyuruh orang untuk mengirimkan setumpuk pakaian kemari, jika tidak dipakai maka itu pemborosan namanya, palingan kalau ada yang aku sukai, aku akan memilihnya sendiri, ok?"

Akhirnya Gavin meletakkan ponselnya kembali, "Baiklah, tapi aku tidak mempunyai waktu untuk menemanimu berbelanja."

"Tidak apa-apa, aku akan mencari Manda untuk menemaniku."

"Baiklah."

-------

Keluarga Atmaja pindah kembali ke kediamannya yang ada di Mansion Pluit, meskipun perusahaan Atmaja sudah bangkrut, namun keluarga Atmaja tetap hidup dengan mewah.

Untuk merayakan kembalinya Romo, selain mengundang kerabat-kerabat dekat, keluarga Atmaja juga mengundang banyak pengusaha dan politikus terkenal.

Kerabat dan teman yang dulunya memutuskan hubungan dengan keluarga Atmaja dikarenakan kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan Atmaja, satu persatu menebalkan mukanya dan kembali menjalin persahabatan dengan keluarga Atmaja.

Keluarga Atmaja yang sudah ada Romo di dalamnya semakin bertambah luar biasa dibandingkan sebelumnya.

Nagita membawa Maira kesana kemari untuk menyambut tamu, Nagita benar-benar mengadakan pesta perjamuan ini dengan sangat mewah.

Di sudut ruangan, Rama duduk diam sendirian disana dan terlihat kesepian, dia merasa kalah dan tertekan di dalam hatinya.

"Pa, ternyata papa di sini." Manda berjalan ke arahnya, "Pa, kenapa papa minum anggur dan bersedih sendirian di sini?"

Rama memaksakan sebuah senyuman untuknya dan menyangkalnya : "Tidak, jangan sembarangan bicara, papa bahagia karena keluarga kita masih bisa mempunyai hari yang menakjubkan seperti hari ini."

Manda mengerucutkan bibirnya dan duduk di sampingnya serta berkata : "Sudahlah pa, aku ini putrimu, jadi papa tidak perlu berpura-pura di hadapanku, aku tahu kalau hatimu merasa sangat kecewa, itu sangat wajar."

Rama tersenyum pahit dan menepuk-nepuk tangan putrinya lalu bertanya : "Manda, apakah papa sangat tidak berguna?"

"Tentu saja tidak, papa tidak usah mendengarkan ucapan mama, bagiku papa selamanya adalah papa yang paling hebat."

Rama merasa sangat senang, akhirnya dia menunjukkan sedikit senyuman lega dan juga rileks.

"Pa, tidak usah cemas, anggap saja papa sedang cuti untuk liburan, selama bertahun-tahun ini papa kan belum pernah istirahat dengan baik, bagaimana jika saat liburan musim panas ini aku menemanimu untuk berjalan-jalan di luar negeri?"

"Boleh juga."

Saat ini sesosok wajah yang familiar tiba-tiba muncul di hadapan ayah dan anak itu, "Rama, kamu terlihat sehat dari semenjak kita terakhir bertemu."

"Kak Tere?" Rama merasa sangat terkejut, dia segera bangkit berdiri dari atas sofa dan menggenggam kedua tangannya dengan gembira, "Kak Tere, benar-benar sudah lama tidak bertemu dengan anda, anda.....terlihat jauh lebih kurus."

Tere Liye mengangguk dan menghela nafas berat serta berkata : "Iya, karena kondisi keuanganku mengalami kekacauan, proyekku yang di Amerika mengalami masalah, semua danaku macet, aku benar-benar pusing."

Karena Manda sudah tau soal Laras yang waktu itu, dia menjadi tidak begitu suka terhadap orang yang bernama Tere ini, dia hanya menyapa demi sopan santun saja lalu segera pergi dari sana.

Rama merasa sangat terkejut, dia menarik Tere untuk duduk lalu bertanya kepadanya : "Kalau begitu sekarang bagaimana?"

"Sekarang akhirnya sudah melewati masa krisis, hei, aku juga sudah mendengar soal perusahaan Atmaja, saat itu sebenarnya aku sangat ingin kembali kemari untuk membantumu, uangnya bahkan sudah aku siapkan, tapi perusahaan Atmaja tiba-tiba sudah bangkrut, cepat sekali, kemudian aku juga merasa tidak enak hati datang mencarimu. Beberapa hari yang lalu saat aku menerima undanganmu, aku segera memesan pesawat dan kembali kemari, biar bagaimanapun aku tetap harus kembali kemari dan melihat keadaanmu saat ini."

"Terima kasih atas perhatian Kak Tere."

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu