Cinta Pada Istri Urakan - Bab 227 Rasanya Mencintai Seseorang

Yunar sudah diantar ambulans ke rumah sakit, Manda dan Tanu mereka berdua dibawa ke kantor polisi, Rendra naik mobil sendiri, dia menyuruh supir untuk mengendarai mobil pergi ke kantor polisi.

Dilihat kondisi luka Yunar, dia boleh menggugat Manda karena sengaja melukai orang.

Dan juga Yunar memang melakukannya.

Seorang simpanan berani begitu sombong, selain ada Tanu yang dibelakangnya, penurunan keluarga Atmaja adalah alasan yang paling utama.

"Tanda tangan disini, hubungi keluarga untuk datang menjemput." Polisi menandai kolom tanda tangan, sikapnya tidak baik juga tidak buruk.

Setelah Manda menandatanganinya, polisi langsung keluar, dia menunggu di ruang interogasi.

Tiba-tiba, terdengar ketukan suara pintu, dia membalikkan kepalanya, tampak Tanu dan pengacaranya berdua berdiri didepan pintu.

Manda tertawa dingin, berkata: "Kedua penjaga surga, kesini mau makan-makan?"

Wajah pengacara itu menghitam, dengan sarkas bekata: "Anak gadis mulutnya jangan begitu buruk, harusnya khawatirkan dirimu apakah akan masuk penjara atau tidak."

Kalau bilang tidak takut, itu bohong, tetapi ekspresi wajah Manda sedikit pun tidak menunjukkan rasa takut, dia berkata: "Tuan, kamu bekerja untuk orang seperti ini, tidak takut dikutuk tidak punya anak?"

"......" Mimik wajah Pengacara Farhat semakin tidak bagus, dengan tidak puas menarik dasinya, berkata: "Nyonya Atmaja, tolong perhatikan nada bicara anda."

"Kenapa? Kamu tidak punya anak? Bukankah artinya kalau kamu meninggal, tidak ada yang mengurus pemakamanmu?"

"Hahahahaha, menyenangkan, benar-benar seru sekali," Tanu menepuk pundak Pengacara Farhat, membalikkan kepalanya berkata kepada Manda, "Dia masih belum menikah."

Manda memberikan ekspresi yang sangat tidak terduga, "Oh, benarkah? Kenapa anda tampak begitu tua?"

Wajah Pengacara Farhat dalam sekejap memerah, dengan marah berkata: "Tuan muda Dibyo, ayo kita pergi, aku masih harus menyiapkan bahan untuk perkara hukum."

Tanu melambaikan tangannya, "Kamu boleh pulang, pergilah dulu."

"Kalau begitu anda?"

"Kamu mengaturku?"

"Tidak, tidak, kalau begitu aku pergi dulu."

Setelah pengacara pergi, Tanu berjalan masuk, dengan senyuman jahat, "Adik ipar, pertama kali masuk kantor polisi ya?"

Manda memutar bola matanya, tidak bersuara.

"Pertama kali kena kasus pengadilan ya?"

"Pertama kali memukul orang didepan umum ya?"

Tanu semakin mendekat, terakhir duduk didepannya, tempat duduk saat polisi sedang menginterogasi tadi, "Pertama kali memukul orang sampai terluka ya?..... Kalau sial, benar-benar akan dihukum, kalau dipenjara 3 tahun atau 5 tahun masih termasuk ringan, tapi kalau pengacara penggugat sangat hebat, bisa membuatmu dipenjara 10 tahun."

Tanpa sadar Manda menelan air ludahnya, pandangan matanya yang gelisah mengkhianati ketegaran hatinya.

"Hehe, merasa panik ya?" Tanu menyanggah kedua tangannya diatas meja, badannya berdiri tegak dan maju.

Manda langsung mundur kebelakang, memandang tajam playboy yang ada dihadapannya, "Minggir, menjauh dariku."

"Adik ipar, bagaimanapun juga aku ini kakak iparmu, asalkan kamu memohon padaku, maka aku tidak akan menggugatmu."

"He, kamu kira aku akan percaya? walaupun kamu tidak menggugatku, Yunar juga tidak menggugatku?"

"Yunar? Hehe, dia itu menurut denganku."

Manda semakin membenci pria ini, dia pernah bertemu dengan orang yang tak tau malu, tapi belum pernah bertemu dengan yang setidak tau malu ini, merencanakan ini itu intinya bermaksud jahat kepada wanita.

"Sekarang aku masih kakak iparmu, kamu memohon padaku, minta maaflah padaku, mungkin aku tidak akan memperpanjang masalah ini, bagaimanapun kita juga keluarga. Kalau aku sudah bukan kakak iparmu lagi, kalau begitu aku juga tidak punya posisi untuk membantumu."

"Apa maksudmu?" Manda merasa kata-katanya ada makna tersembunyi.

Tanu duduk dan menyilangkan kedua kakinya, berkata: "Begini, hari ini aku masih kakak iparmu, tapi besok belum tentu masih kakak iparmu."

Manda tidak bodoh, langsung bereaksi, "Kamu mau membatalkan pernikahan?"

Tanu memiringkan bibirnya tersenyum, "Gadis kecil, pintar sekali, langsung mengerti."

Tapi, yang membuat Tanu tidak sangka adalah, Manda bukan hanya tidak marah, malah bertepuk tangan, wajah yang senang itu pasti bukan berpura-pura.

Manda berkata, "Bagus sekali, kalau kamu mau membatalkan pernikahan, yang cepat, aku menggantikan kakakku berterima kasih padamu karena sudah tidak jadi menikahinya."

Wajah Tanu tampak canggung, tapi masih tetap tersenyum, "Adik ipar, minta maaf kepada kakak iparmu ini, hati kakak ipar sangat lemah lembut kok, ehn?"

Manda dengan cepat menghindar dari tangan yang dia ulurkan, sampah seperti dia, walaupun Manda harus masuk penjara, juga tidak akan meminta maaf padanya.

"Tanu, apa kamu tidak merasa jijik terhadap kamu sendiri? Pada saat malam sepi, apa kamu benar-benar tidak menyesal atas perbuatanmu?"

"Kamu sudah dewasa, apa kamu tau rasanya mencintai seseorang? Apa kamu tau bagaimana rasanya mengorbankan seluruhnya demi orang yang tidak mempunyai hubungan darah denganmu?

"Aku tebak kamu pasti tidak tau, seumur hidup, kamu tidak tau rasanya mencintai seseorang, aku merasa kasihan kepadamu。“

Mendengar perkataan Manda, wajah Tanu sedikit berubah.

Dia tidak pernah kekurangan wanita, baginya wanita seperti baju, datang dan pergi.

Tapi dia mengerti, wanita itu, hanya menginginkan uangnya.

Bahkan calon istrinya, Maira juga sama.

Oleh karena itu, ketika ayahnya menyuruhnya untuk bertunangan dengan Maira, dia menolak, ketika ayahnya menyuruhnya untuk membatalkan pernikahannya, dia juga tidak menolak.

Tidak menolak, tidak berperasaan, tidak peduli, tidak apa-apa.

Karena, di antara mereka tidak ada cinta.

Apa itu cinta, dia benar-benar tidak tau.

Saat ini, Supir mendorong Rendra sampai ke pintu depan, Rendra memanggilnya dengan nada sedikit bingung, "Manda?"

Dalam sekejap, mata Manda langsung berbinar-binar, jiawa paniknya langsung mereda dalam waktu singkat, wajahnya tampak sangat senang.

Tanu melihat Manda yang seperti terbang menuju ke pintu depan, hatinya tiba-tiba tersadarkan.

Rupanya wanita ini menyukai Rendra.

"Ayo kita pergi." Wajah Manda sangat gembira.

Rendra melihat kedalam, dengan khawatir bertanya: "Tidak apa-apa kan?"

Manda menggeleng kepalanya, sangat tidak sabar untuk pergi dari sini, ”Tidak apa-apa, ayo kita pergi...... Kamu tidak beritahu keluargaku kan?"

"Tidak, tapi kamu cepat telepon kerumah, jangan buat mereka khawatir."

"Kamu tidak beritahu Laras kan? Dia masih memulihkan lukanya, aku tidak mau dia khawatir."

"Aku tidak beritahu pada siapapun."

"Baik."

Tanu melihat mereka pergi dengan tidak puas, dia sangat tidak menyukai perasaan ini.

Entah kenapa tiba-tiba dia mempunyai perasaan seperti ditinggalkan seluruh dunia.

Teleponnya berdering tidak tepat waktu, dia mengerutkan keningnya, "Halo?"

"Halo, Tanu, kata pengacara Farhat kamu masih di kantor polisi?"

Suara Yunar.

"Katakan ada apa?"

“Lukaku sudah diobati, mataku hampir buta, kata pengacara Farhat dia yakin bisa membuat Manda masuk penjara 3 tahun, hm, menurutku 3 tahun tidak cukup, setidaknya 5 tahun, dia juga memukulmu, bagaimana menurutmu?"

Tanu memegang bibirnya yang terluka, dengan tidak sabar bertanya: "Masalah kecil seperti ini benar-benar mau menggugat?"

"Masalah kecil? Tubuhku banyak yang terluka, luka wajahku juga meninggalkan bekas, masih tidak tau bisa hilang atau tidak."

"Itu urusanmu, sudah jangan bicarakan lagi."

Yunar dengan menangis kasihan berkata: "Eh, eh, tunggu...... Apa kamu tidak datang menjemputku?"

Tanu berkata dengan marah: "Ha? Menyuruhku menjemputmu? Percaya diri dari mana kamu?"

Setelah dia selesai berbicara langsung memutuskan panggilan, juga tidak memikirkan perasaan Yunar.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu