Cinta Pada Istri Urakan - Bab 970 Aktingmu Bagus Sekali

Keduanya menari bergandengan tangan, Tatapan mata Lana memang sangat yakin dan penuh serangan. Christian saat ini terus saja mencoba menghindar, bahkan dia tidak tahu lebih cocok meletakkan tangannya di mana, hanya bisa memeluknya di udara.

Lana meluluri tubuhnya dengan bubuk madu, jadi di bawah sinar cahaya lampu, dengan jarak yang sangat dekat, Christian bisa melihat di setiap inci kulit Lana ada sedikit kilatan emas yang punya aromanya sendiri.

Lana menghabiskan banyak pikiran dan tenaganya demi kencan kali ini.

“Beberapa tahun ini, apa kamu menjalani hidupmu dengan baik?”

Christian tertegun, apa ini sudah mulai bernostalgia?

“Baik.”

“Karir atau perasaan?”

Christian tahu kalau ini hanya jebakan saja, jadi dia berusaha menghindar dengan menjawabnya santai, “Fokus pada karir, beberapa tahun ini sering bekerja di luar negeri, membaca begitu banyak buku di sekolah selama bertahun-tahun, tidak mungkin akan ku sia-siakan begitu saja. Setidaknya harus memberikan kontribusi kepada keluarga, perusahaan dan masyarakat.”

“Aku tahu perkembangan Perusahaan Ridwansyah dalam dua tahun ini sangat cepat sekali, aku sering melihat nama paman di majalah bisnis. Aku tahu, di dalam semua ini pasti ada kontribusi darimu.”

“Itu adalah kerja keras ayahku sendiri, aku tidak berani mengatas namakannya. Aku bertanggung jawab hanya pada sebagian kecil saja.”

“Kamu terlalu rendah hati, masih saja sama seperti yang dulu.”

“.....”

“Tapi, bicaramu sekarang cukup banyak tidak seperti dulu, aku sampai bisa menghitung dengan jari berapa banyak kalimat yang kamu ucapkan denganku dalam sehari semalam.”

“Kamu yang terlalu membesar-besarkannya, bicara asal-asalan saja sudah bisa melebihi sepuluh kata.”

Lana tersenyum, seiring dengan irama musik, tubuhnya bergoyang tidak hentinya mencoba mendekati tubuh Christian. Gerakannya begitu berani, tatapan matanya begitu memikat, dan tidak hentinya memberikan sengatan listrik di tubuh Christian.

“Kalau begitu kamu selama ini tidak berkenalan dengan teman baru?”

“Semuanya teman dalam pekerjaan.”

Lana tersenyum tidak percaya, “Christian, jika kamu bicara seperti itu, berarti aku Lana adalah satu-satunya wanita yang pernah kamu pacari? Kamu masih ...perjaka...”

“Apanya yang lucu tentang itu?” kata Christian langsung memotong ucapannya, sebagai pria yang umurnya mau mencapai tiga puluhan, jelas dia masih ingin menjaga harga dirinya kan?

Lana tersenyum lebih bahagia lagi, dan tubuhnya terus saja bersandar tanpa henti, “Jangan-jangan gosip mengenaimu dan Yudi, itu benar? Christian kamu tidak mungkin jadi suka lawan jenis kan?”

“Kamu terlalu banyak berpikir deh.” Wajah Christian sangat muram. Dia sudah tidak sekali ini mendengar gosip ini, begitu juga dengan Yudi, hal ini sampai membuat Yudi sekarang lebih memilih untuk clubbing daripada harus lembur bersama dengan Christian.

(Yudi membatin disana : Siapa juga yang mau lembur denganmu, kamu orang yang gila kerja ini, sudah wajar sekali kalau kamu jomblo terus. Clubbing kan enak, apa aku tidak bisa punya kebebasan menjalin pertemanan yang lain hah?!)

“Oh, apa aku yang terlalu banyak berpikir?” Lana menjinjit, seketika langsung maju, bibir Lana hampir saja menempel di telinga Christian, “Kalau begitu biarkan aku mencobanya, ya?”

Merasakan napas lembut di telinganya, Christian sangat terkejut dan dia refleks menghindar dengan langsung mundur.

Respon Christian ini terlalu kuat, sampai pengiring pemain biola salah menarik bownya dan akhirnya membuat suara piano juga ikut terhenti.

Adegan ini sangat canggung sekali, wajah Lana terlihat sangat tidak senang. Tapi dia masih saja memaksakan diri berpura-pura tenang lalu berkata, “Mari kita makan.”

Suasana di restoran saat ini sangat aneh, para pelayan begitu terlalu sopan dan sangat berhati-hati, sangat berhati-hati dalam menyiapkan meja untuk Christian dan Lana, berhati-hati dalam menghidangkan makanan. Dan terakhir kalinya berhati-hati berdiri di samping menunggu mereka makan.

Lana mengangkat gelas winenya, “Atau mungkin... kamu masih ingin untuk bisa bersama dengan Laras?”

Christian bahkan tidak mengangkat gelas winenya, dan langsung menjawab, “Maaf aku bawa mobil sendiri, bawa mobil tidak boleh minum.”

Lana merenung sendiri dan bergumam, “Bawa mobil sendiri? Hahahaha, apa jangan-jangan kamu tidak tahu permintaanku ya? Kamu ini benarr-benar bodoh atau pura-pura bodoh?”

Christian tanpa merasa tidak enak menjawab, “Permintaanmu adalah menemanimu semalaman, aku tidak keberatan duduk dan makan steak di sini semalaman.”

“....” wajah Lana langsung tidak enak.

Orang-orang yang di sekitar juga rasanya ingin tertawa dan menebak-nebak ada apa ini?!

Lana menarik napas sedalam-dalamnya sebentar, sampai dirinya merasa suasana hatinya sudah tenang. Dia berpikir kalau dirinya kedepannya tidak akan lagi datang ke kota Jakarta , dia dan Christian juga tidak akan bisa bertemu lagi, jadi malam ini, Lana sudah bertekad untuk mendapatkannya.

“Lelucon apa itu, restoran saja tutup jam dua belas malam.”

“Kalau tutup, kita bisa menemui Yudi. Dia ada di bar dekat sini, aku jamin bisa bersenang-senang sampai langit kembali cerah.”

“Aku tidak ingin bertemu Yudi, atau mungkin, kamu yang ingin?”

Christian berkata dengan serius, “Yudi adalah sahabat terbaikku, tentu saja aku ingin bertemu dengannya.”

“Benarkah, atau mungkin karena kalian dalam sebuah hubungan yang tidak bisa diutarakan?”

Christian tahu kalau ini hanya metode Lana saja. Dia benar-benar belum pernah bertemu dengan wanita seperti ini, dia tiba-tiba merasa jijik pada dirinya karena dulu pernah berpacaran dengan wanita seperti ini.

“Kenapa, tebakanku benar ya? Christian yang aku kenal bukanlah orang yang bisa bicara saja tanpa melakukannya.”

“Kamu simpan saja tenagamu bicara, kamu kira dengan begini bisa membuatku melakukan kesalahan itu? sebenarnya aku yang bodoh, atau kamu yang bodoh?”

“Kamu...” Lana marah sekali, begitu dia marah, dia sudah tidak peduli dengan ekspresi di wajahnya. Pipinya yang mulai naik dan berkedut itu membuatnya terlihat seperti setan yang kejam dan galak. Di wajahnya penuh dengan ekspresi yang tidak akan bisa dilakukan oleh manusia.

Christian berkata, “Aku juga tidak tahu rasa superitasmu ada di mana, mau bertemu ya tinggal bertemu. Bagaimana pun kita bisa dibilang pernah saling mengenal, Kenapa harus kamu begitu memaksakan diri begini? Lana, apa kamu memang punya sikap dan hati yang memalukan ini hah?”

“Kamu demi Laras sampai memohon kepadaku. Aku juga sudah melakukan apa yang telah ku janjiakan sekarang. Tapi kamu malah mau mengingkarinya, apa ini etika yang diajarkan dalam keluarga Ridwansyah ?”

“Kamu jangan mengikut campurkan Keluarga Ridwansyah dalam ini, aku berjanji untuk menemanimu semalaman, aku juga tidak mengatakan aku tidak menemanimu kan, tapi apa saja yang dilakukan semalam ini, kamu tidak mungkin kan memaksaku melakukan hal yang tidak ingin aku lakukan?”

Lana, “.....”

Semua orang yang ada di sekitar mereka, “....”

Ada beberapa pelayan wanita yang jadi semakin bahagia, mereka sangat mengagumi Tuan Christian. Memang anak dari keluarga terhormat yang bermartabat dan elegan tidak akan begitu mudah terpikat dengan kecantikan saja.

Di saat Lana merasa sangat malu ini, tiba-tiba ada orang yang memaksa masuk ke restoran.

Di kegelapan malam, terdengar suara pelayan yang panik mencoba menghentikan seseorang, “Maaf tuan, restoran hari ini sudah dibooking semua. Jadi tidak menerima pelanggan lain lagi, tuan, tuan..”

Di restoran sangat sepi, sehingga apa yang terjadi di pintu utama pun berubah jadi suara yang sangat besar sehingga membuat orang yang ada di dalam satu persatu menengok ke pintu utama.

Di dalam gelap, di luar terang, semua orang hanya melihat sosok yang tinggi besar dan tegap yang berjalan begitu saja ke dalam. Sampai sosok itu berjalan di bawah cahaya lampu yang terang di tengah, mereka baru bisa melihat jelas paras wajah orang itu.

Wajah tampan yang membuat orang yang melihatnya sampai sulit bernapas, lekuk tubuh yang terlihat kuat, alis bagai pedang dan mata bagai bintang, aura besar yang mengerikan, semua orang tidak berani menghentikannya.

Lana juga terkejut dan tercengang melihatnya.

“Paman kedua....” Christian berdiri dan berekspresi seperti sedang melakukan kesalahan.

Suara besar Gavin yang bagai guntur berbunyi dengan kerasnya, “Menyuruhmu melakukan satu hal saja, kamu tidak melakukannya dengan baik. Malah punya waktu ke sini untuk menikmati kebersamaan dengan seorang wanita, apa kamu ini terlalu bebas ya?”

Christian, “.....” paman kedua, aktingmu bagus sekali.

Lana, “.....”

Semua orang yang di sana, “.....” Tuan Christian memanggilnya paman kedua, jangan-jangan orang ini adalah salah satu dari keluarga Pradipta yang dilegendakan itu? Wow kagum sekali!

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu