Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1075 Pembantu Wanita Jahat

Perkataan Laras, membuat Nagita terkejut dan tertegun.

Wanita itu terdiam bukan karena merasa menyesal, dan juga bukan karena perkataan Laras, yang membuatnya terdiam adalah dirinya kehilangan harta senilai ratusan miliar.

Villa milik Maira, saat ini bernilai empat ratus miliar, yang berlokasi di perbatasan kota, MRT di sana juga sedang dibangun, dan akan beroperasi dalam dua tahun ini, beberapa pusat perbelanjaan juga sedang dibangun, ketika MRT dan pusat perbelanjaan di sana mulai beroperasi, setidaknya akan ada kenaikan sebesar 20% pada properti di sana, jadi, rumah-rumah di daerah itu sangat laris, penjualnya hanya sedikit, tetapi pembeli sangat banyak, seunit pun susah didapatkan.

Setelah Nagita mempublikasikan informasi rumah itu, banyak orang menanyakannya, dan wanita itu sedang menunggu Maira meninggal dunia, kemudian secara langsung dirinya akan mewarisi villa ini.

Pada akhir kehidupannya hanya tersisa dirinya sendiri, Nagita tidak memerlukan villa yang begitu besar, daripada menjaga rumah kosong ini, lebih baik dia menjualnya dan mengambil uang itu untuk menikmati akhir kehidupannya.

Bagaimana Nagita tidak mengetahui Hafid bersamanya hanya karena uang, usia Nagita lebih besar belasan tahun dari pria itu, dan lebih besar dua puluh tahun dari istrinya, bagaimana mungkin pria itu akan meninggalkan istri muda di rumahnya dan menyukai wanita tua seperti dirinya?!

Nagita memikirkan bahwa, bagaimanapun dirinya mempunyai uang, empat ratusan miliar, yang dapat dihabiskan oleh dirinya, hingga meninggal.

Saat ini, mimpi indah Nagita hancur, anaknya, anak kandung perempuan satu-satunya, telah membuat surat wasiat, dan menyumbangkan semua hartanya.

Semua telah disumbangkan.

Telah disumbangkan.

“Pasti kalian berdua,” Nagita menunjuk Laras dan Manda, “Pasti kalian berdua, yang mempengaruhi Maira, jika tidak, Maira tidak mungkin akan memperlakukan aku seperti ini……saat ini Rama sudah tidak berguna lagi, ke depannya juga membutuhkan biaya pengobatan, aku sendiri, aku sendiri……kalian adalah orang yang jahat, setidaknya kalian dibesarkan oleh aku, bagaimana kalian dapat memperlakukan aku seperti ini?”

Laras baru saja ingin membantah, Manda berkata terlebih dahulu: “Kamu salah, kami bukan dibesarkan oleh dirimu sendiri, kami dibesarkan oleh keluarga Atmaja, Laras dibesarkan oleh kakek dan nenek, kamu hanya pandai mencaci makinya, mengucilkannya, dan mencelakainya. Jika tidak ada kamu, aku dan Laras akan hidup dengan lebih baik lagi.”

“Kamu……orang yang tidak tahu berterima kasih!”

“Siapa sebenarnya adalah orang yang tidak tahu berterima kasih?!” Manda bertanya dengan tajam, “Kamu tidak pernah membesarkan Laras, tetapi kamu tidak merasa malu untuk mengambil uang paman dan keluarga Pradipta, status sosial Laras memang tinggi, itu semua adalah usaha kerja kerasnya, dan dapat dipastikan bukan karena kamu.”

Ketika mengatakannya, Manda sedikit tersedak, dia menepuk dadanya, dan dengan hati yang sakit mengungkapkan perasaan di dalam hatinya, “Aku, aku, aku memanggilmu “Ibu” selama dua puluh tahun, aku menghormatimu, dan mencintaimu, aku menggunakan hati yang tulus untuk memperlakukanmu, memberikan apa yang kamu inginkan, bahkan berbakti padamu, tetapi, kamu telah membohongiku dari awal, jika tidak terjadi apa-apa hubungan kita adalah seorang ibu dan anak yang sangat baik, jika terjadi sesuatu, kamu akan mengusir aku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Jika dulu kamu mengatakan telah membesarkan aku, hatiku masih akan tersentuh, tetapi saat ini, ah, kamu jangan pernah melupakan bahwa, nama ibu kandungku adalah Ave Maria, semua karena ulahmu seorang pelakor, sehingga ibu kandungku tidak berada di sampingku, saat ini kamu jangan pernah mengatakan keluarga Atmaja lagi, karena kamu tidak layak!!!”

Nagita tidak menyangka bahwa semua perkataan Manda tertuju pada kelemahan dirinya, dulu alasan yang sering digunakannya, seketika menjadi tidak berguna lagi setelah Manda mengatakannya, dirinya sungguh tidak berdaya.

“Ketika keluarga Atmaja sedang berjaya kamu menikmati semua kekayaannya, ketika keluarga Atmaja bermasalah, kamu segera meninggalkan ayah dan kakak, harta yang kamu dapatkan dari keluarga Atmaja sudah banyak, keserakahanmu tidak akan pernah berakhir, sudah cukup sampai sini.”

Nagita membantah dengan lemah, “Bukannya aku juga menemani ayahmu untuk dipenjarakan?”

“Ah, apakah itu dipaksakan oleh ayahku? Jika kamu tidak melakukan perbuatan yang ilegal, apakah kamu akan dipenjarakan? Ayahku adalah orang yang jujur, bukannya juga karena kamu yang menyuruhnya untuk mendekati Tere Liye? Semuanya adalah hukum sebab akibat.”

Aura Nagita semakin melemah, jika dikatakan lebih spesifik, hari ini tidak ada yang bisa wanita itu katakan, dan terlihat sangat malu.

Hari ini Manda telah mengungkapkan semua hal yang tersimpan di dalam hatinya.

Setelah badai hujan berhenti, aula menjadi sangat diam, Nagita menahan rasa sakit di pipinya, dan di hadapan semua orang, wanita itu meninggalkan keluarga Pradipta dengan lesu.

Setelah Nagita pergi, Manda mulai menangis, Rendra memeluknya, dan menenangkannya, “Semuanya sudah berlalu, tidak ada masalah lagi……kita pergi ke kediaman Gavin untuk menjemput Wulan Ayu.”

“Um.”

……

Menyesal, hati nurani, kata-kata ini tidak cocok untuk digunakan pada Nagita, setelah wanita itu pergi, dia segera menuju ke rumah sakit untuk memeriksa lukanya, dan menggunakan laporan pemeriksaan ini, untuk menggugat Manda.

Pertama, menggugat Manda melukainya dengan sengaja, dan kedua menggugat Manda menipu serta menghasut Maira untuk membuat surat wasiat.

Namun, hanya dalam tiga hari, penuntutannya langsung dibatalkan oleh pengadilan, kemudian Nagita juga ditangkap oleh polisi, dan dipenjarakan.

Semua orang memiliki satu pertanyaan, dan merupakan hal yang diragukan dalam kasus kebakaran, pintu emergency bioskop ditutup oleh siapa. Meskipun Demol yang merencanakan semua ini, tetapi dia sendiri juga meninggal di dalam, tidak mungkin dia akan mengunci dirinya di dalam sana.

Ariel yang merupakan pelaku yang merencanakan semua kejadian ini di belakang juga tidak berada di tempat, dan tidak mungkin wanita itu dapat menutup dan mengunci pintu itu.

Saat ini, jawabannya sudah ditemukan, orang yang mengunci pintu dan menyembunyikan kuncinya, adalah Nagita.

Ariel membohongi Nagita dengan mengatakan, penggalangan itu diadakan secara rahasia, semua orang mengira itu adalah pertemuan fans, penggalangan ini tidak boleh diketahui oleh orang lain, ketika sedang berlangsung maka pintu harus dikunci, dan setelah selesai pintunya baru boleh dibuka kembali, agar semuanya dapat berjalan dengan lancar, kemudian uang yang didapatkan dari penggalangan ini, akan dibagikan secara proporsional kepada Maira.

Karena Maira mempercayai Ariel, jadi, Nagita juga mempercayainya, dan akhirnya dia menjadi pembantu wanita jahat itu.

Setelah semua itu terjadi, karena takut harus bertanggung jawab, Nagita tidak mengatakannya sama sekali, kemudian dirinya menerima kabar bahwa Maira terluka, dia juga berpura-pura terpana.

Nagita dan Ariel adalah pasangan dalam melakukan kejahatan, meskipun Nagita dibohongi, tetapi dia sudah melakukannya, dan tidak dapat melarikan diri dari segala tuntutan hukum.

Berdasarkan surat wasiat yang dibuat oleh Maira, semua uang yang didapatkan dari penjualan villa akan disumbangkan kepada PMI, dengan tanpa gangguan dari Nagita, prosedur surat wasiat berjalan dengan lancar.

Kasus Ariel masih sedang diselidiki, semakin diselidiki semakin banyak, dan mengejutkan.

Malam tahun baru imlek, kota yang ramai ini tiba-tiba menjadi sedikit kosong, lalu lintas yang padat menjadi sangat lancar, lebih dari 80% toko-toko yang ramai ditutup, tempat menjual makan yang biasanya beroperasi sepanjang malam, juga ditutup lebih awal, dan tempat yang paling ramai pada saat ini adalah restoran dan hotel yang menyediakan makan malam reuni, sepanjang tahun berlalu, hal yang paling bahagia adalah, sekeluarga dapat berkumpul bersama untuk makan malam.

Sepanjang jalan dihiasi dengan lampion merah, gerbang kediaman Gavin juga digantung dengan sepasang lampion merah yang besar, tahun ini sangat berharga, tidak hanya enam orang keluarga Pradipta yang berkumpul bersama, dan juga terdapat Romo, Eli, beserta kakek nenek Ayubi, semuanya berjumlah sepuluh orang, yang berarti sempurna.

Iya, kakek nenek Ayubi sudah kembali, Paki Ayubi dan Alena yang sudah berusia delapan puluh lebih, ketika berjalan masih bergandengan tangan, dan menempelkan bahu mereka ketika duduk, yang membuat orang-orang di sampingnya merasa iri.

Nana dan Bobi paling senang, saku mereka berisi enam angpao, ketika menerimanya mereka sangat berhati-hati, tetapi ketika mulai bermain, angpao mereka terjatuh kemana-mana.

Laras berkata sambil memungutnya: “Angpao siapa ini? ……wah, di sini juga ada satu……jika tidak ada yang punya maka akan disita……dan siapa yang memungutnya akan menjadi miliknya……”

Nana dan Bobi berkata bersamaan: “Ibu, bantu aku menabung di bank.”

Laras: “……” Tabung di rekening aku, ok.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu