Cinta Pada Istri Urakan - Bab 53 Hamba Sangat Takut (2)

Meskipun saat ini dia sedang datang bulan, tetapi tetap ada banyak acara yang bisa dia ikuti.

Berjalan-jalan di setiap tempat yang hangat bagaikan musim semi dengan mengenakan jubah mandi juga merupakan sebuah relaksasi dan kenikmatan yang sangat besar.

Mereka menemukan sebuah sofa empuk yang berada di balkon yang keempat sisinya dikelilingi oleh kaca transparan, setelah itu mereka duduk di sana, di atas meja ditaruh kue-kue kecil yang cantik dan terlihat lezat, mereka mengobrol sambil menikmati hadiah yang disuguhkan oleh alam. Laras berbaring di atas sofa dengan puas lalu menyilangkan kedua kakinya, kepalanya ditaruh diatas paha Gavin, dia merasa sangat nyaman.

"Ayahnya dan ayahku adalah kawan lama, kami tumbuh besar di tempat yang sama, sejak kecil dia memang sudah sangat frontal, jika dia menginginkan sesuatu, dia akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Setelah aku menolaknya secara resmi sebanyak 6 kali, dia ternyata masuk ke dalam kemiliteran, dia bahkan masuk ke dalam tim pasukan khusus."

Laras bertanya dengan heran : "Berani sekali, apakah dia bisa masuk oleh karena kemampuannya sendiri?"

"Iya, biarpun dia mempunyai bekingan yang sangat kuat, tetapi tetap harus bergantung kepada kemampuan dirinya sendiri, nilai-nilainya bagus, dalam setiap hal dia selalu berusaha menjadi nomor 1, ditambah dengan koneksi dari keluarganya, dia juga sangat cocok berada di dalam tim pasukan khusus. Sebenarnya, jika aku ingin ada sesuatu dengannya, sudah dari dulu terjadi, untuk apa menunggu sampai sekarang? Dulu aku menganggapnya sebagai adik perempuanku, lalu aku menganggapnya sebagai temanku, kemudian lagi sampai saat ini, termasuk di kemudian hari, aku hanya bisa menganggapnya sebagai teman seprofesi."

"Aku tidak tahu apakah penjelasan ini memuaskan bagi nona Laras?"

Laras tersenyum dengan jahil, "Sebenarnya aku tidak meragukanmu sama sekali, karena..... ada orang yang berkata kepadaku kalau kamu tidak pernah berpacaran dengan siapapun sebelum bersama dengan diriku."

Gavin mencubit pipinya, suaranya mengandung ancaman, "Siapa yang membeberkan masalah pribadiku?"

"Aku tidak akan mengungkapkan siapa narasumberku, hahahaha, kamu sudah hampir berkepala tiga tetapi kamu bahkan tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita, apa kamu berencana menjadi seorang perjaka tua?" Laras mengolok-oloknya dengan sekuat tenaga, dia mendapatkan kesempatan seperti ini dengan tidak mudah, "Kalau begitu bukankah berkat diriku maka kamu baru bisa merasakan hubungan antara pria dan wanita yang sesungguhnya? Hemm, kita sama, sangat adil."

Wajah Gavin terlihat sedikit malu, setiap orang mempunyai hal yang tidak dikuasainya, dia memang sedikit terlambat dalam hal cinta dengan lawan jenis.

Identitas dan pelatihan yang diterimanya membuat dirinya tidak bisa seperti Laras yang dapat dengan santai membicarakan hal pribadi seperti ini di tempat umum, dia hanya bisa berpura-pura serius dan berkata : "Nanti sesudah kita pulang ke rumah, aku akan memberimu pelajaran."

"Hahaha, apakah wajahmu memerah?" Laras mendongak dan menatapnya, dia merasa sangat takjub, "Hahaha, Gavin, wajahmu memerah bukan?"

Gavin melihat ke bawah, kedua tangannya membungkus wajah Laras dan menahan kepalanya agar tidak bergerak, setelah itu dia perlahan-lahan menunduk.

Laras sangat menikmati interaksi manis seperti ini dengan orang yang dicintainya, terlebih wajah Gavin yang teramat sangat tampan benar-benar memabukkan dirinya, semakin dia menunduk, jantung Laras berdegup semakin kencang, dia semakin menantikan hal yang selanjutnya akan terjadi.

Karena itu dia berusaha mengimbanginya dengan menutup kedua matanya serta mengerucutkan bibirnya.

Loh, kenapa masih belum menciumnya? dia sedikit menaikkan dagunya, naik sedikit lagi, naik sedikit lagi.....

Sampai---

"Hei, kamu sedang mempermainkanku!" dia membuka matanya dan melihat Gavin sedang berpura-pura menilainya, dia merasa sangat malu, kedua pipinya langsung diwarnai dengan warna merah muda, "Kamu nyebelin tau tidak?!"

Gavin menangkap tinju kecil yang dilayangkan kepadanya, lalu berkata dengan serius : "Karena kita sudah mempersembahkan milik kita yang pertama kali dan yang paling berharga kepada satu sama lain, kalau begitu kita semakin harus menghargai percintaan kita kelak yang tidak terhitung banyaknya."

Suaranya terdengar sangat lirih, bahkan wajahnya yang terlihat malu itu juga serius seperti ini, Laras tidak bisa menahan keinginannya untuk tertawa, dia mengedipkan matanya dan bertanya dengan wajah yang polos : "Ha? Apa yang sedang kamu katakan? aku tidak mengerti!"

"......" Gavin benar-benar tidak tahu harus berbuat apa terhadapnya, dia langsung memeluk kepala Laras dan membenturkannya ke dahinya sendiri, biar dia dapat merasakan tingkat kekerasannya, setelah itu dia memperingatkannya, "Jangan mengira karena sekarang kamu sedang datang bulan, maka aku tidak berani menyentuhmu, kamu tidak mungkin selamanya datang bulan, jika saatnya sudah tiba...."

Laras mengimbanginya dengan memeluk dirinya sendiri dengan erat, dia menunjukkan wajah malunya dan menggoyangkan tubuhnya serta berkata dengan lembut : "Hamba sangat takut."

"......" dasar siluman penggoda kecil!

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu