Cinta Pada Istri Urakan - Bab 280 Mau Mati, Mati Bersama

Jalan Bandara.

Cuaca musim gugur, langit di kota Jakarta berwarna biru dan cerah, jalan menuju bandara sangat lapang, pemandangan sangat luas.

Di kejauhan, Gavin mengunci posisi kendaraan Parto.

Itu adalah mobil hitam yang biasa, melalui kaca bagian belakang, bisa terlihat Minah memegang Min (adik Mon), dan juga Mon, semua duduk di kursi belakang.

Mobil hitam melaju sangat cepat, jauh melebihi batas kecepatan jalan bandara.

Di pertengahan jalan, mobil tidak mengambil jalan menuju bandara internasional kota Jakarta, tetapi malah menuju ke bandara pribadi.

Para penjahat yang dicari seperti mereka bahkan tidak bisa melewati keamanan, apalagi naik pesawat.

Kendaraan off-road SUV militer berderap di sepanjang jalan yang sangat lapang.

Weiner : “Boss, jika tebakan kita kesalahan, mereka tidak memiliki konflik internal, haruskah kita membuat rencana lebih besar untuk menangkap ikan yang lebih besar?”

Sonny lekas berkata:“Minah melukai Kakek Mon. Rencana mereka telah terungkap. Bahkan jika mereka tidak memiliki konflik internal, paman keempat pasti telah mengawasi dari awal dan tidak akan ada hubungannya dengan mereka lagi, atau Paman Keempat akan sudah kabur dari awal. Kedua orang ini harus ditangkap.”

Weiner adalah pria yang praktis, dia lebih aktif berbuat daripada berbicara, ketika dia mendengarkan analisis Sonny, dia akan melakukannya. “Oke bos, aku akan mengambil jalan kecil untuk dilewati. Mari kita membuat mereka sulit untuk terbang.”

Gavin berkata, “Oke, perhatikan keselamatanmu.”

Kemudian, mobil Weiner telah berpisah dengan pasukan di perempatan jalan.

Gavin: “Perhatian semua anggota, musuh memiliki dua anak di tangan mereka, perlu untuk pastikan keselamatan anak-anak.”

Semua menjawab serentak: “Ya.”

Di mobil depan bagian dalam, Min terus menangis, karena orang tua terasa asing baginya.

Dan Mon, meskipun dia tahu keduanya adalah orang tuanya, tetapi situtasi yang terlalu mendadak, dia merasa kewalahan.

Parto melaju dengan kecepatan tercepat, sambil membawa mobil, dia memperkirakan bahwa situasinya tidak baik, semakin sedikit mobil di jalan.

Minah menggendong sepasang anak, melewati malam yang panjang, dia tidak bisa tidur sepanjang malam karena dia merindukan anak-anaknya, dia tersedak dan berkata: "Mon, aku ibu kalian, Min, aku ibu kalian.”

Min berteriak memanggil ibu, sambil tangan kecilnya terus memegangi tangannya yang besar, dia mau merangkak ke tempat saudara perempuannya.

Mon mengambil adiknya dari ibunya, dia menghiburnya dan berkata, "Jangan takut, Min. Kakakmu ada di sini."

Mon, di usianya yang masih muda, harus mengalami banyak hal dari orang seusianya, ketenangan dan kekuatan di matanya jauh melampaui apa yang seharusnya ia miliki pada usia ini.

Meskipun dia takut, dia memeluk adiknya dengan tenang dan bertanya kepada ayah dan ibunya.

"Kemana kalian mau membawa kami pergi?"

Minah: "Mon, Ibu dan Ayah akan membawa kalian pergi dari sini, kita akan pergi ke tempat lain, dan keluarga kita akan dapat hidup bersama dan tidak akan pernah terpisah lagi."

Mon mengedipkan mata dan melihat ibunya, ini adalah mimpinya, tetapi dia dengan tenang bertanya: "Bagaimana dengan kakek?"

Mata Minah sedikit mengelak, dan dengan hati yang bersalah membujuk anak nya, "Kakek masih harus berurusan dengan beberapa hal, Ibu dan Ayah akan membawa kalian ke sana dulu, setelah kita menetap di sana, kita akan menjemput Kakek."

Pada saat ini, mulut Min ambigu dan berkata, "Kakek, kakek jatuh, jatuh."

Mon dijemput oleh ayahnya langsung dari sekolah, jadi dia tidak tahu apa yang terjadi pada kakeknya di rumah. Ketika dia mendengar ini, dia berkata dengan cemas, "Apakah kakek jatuh di rumah? aku ingin kembali untuk melihat kakek . "

Minah: "Bagaimana bisa, Min asal berbicara, Kakek baik-baik saja di rumah dan meminta kami untuk merawat kalian dengan baik."

Parto yang lagi menyetir, juga menoleh ke belakang dan berkata, "Iya Mon, ayah dan ibu tidak berbohong padamu. Kali ini ayah menghasilkan banyak uang, nantinya kita akan memiliki kehidupan yang baik bersama.”

Kali ini, Parto melihat beberapa mobil di belakangnya, "Minah, ada mobil di belakang mengikuti kita."

Minah tertegun sejenak, begitu cepat?

Dia menoleh ke belakang dan melihat, dan berkata, "Parto, kurasa kita tidak bisa melarikan diri, jika ada kesempatan, kamu saja."

Parto menginjak pedal gas. Dia seharusnya menyadari bahwa meskipun jalannya relatif mulus, arus lalu lintas terlalu aneh.

"Peluk erat anak-anak, kita ngebut sampai pintu depan."

Min tenang dalam pelukan kakaknya, tetapi Mon menjadi lebih takut, "Ayah, aku tidak mau pergi, aku akan kembali untuk melihat Kakek."

“Diam!” Parto berteriak dengan cemas, lebih fokus pada mengemudi.

Teriakan itu langsung membuat Min menangis, dan Mon juga menangis ketakutan.

Minah: "Kenapa kamu berteriak pada anakmu, Mon, Min, jangan menangis, tidak apa-apa, ah."

Mobil langsung menerobos penghalang jalan, berderap kencang, tabrakan serta goncangan di badan mobil membuat Mon dan Min mulai menangis dengan kencang.

Di kejauhan, Parto melihat ada tiga mobil hitam di depan menghalangi di tengah jalan, dan ada orang berdiri di antara mobil-mobil, barisan orang dan mobil langsung memblokir jalan.

" ingin menghentikanku? Tidak mungkin! Minah, peluk anak-anak dan duduk."

Mobil itu melesat seperti peluru, menghadapi rintangan di depan, tanpa melambat sama sekali.

Minah juga sangat ketakutan, sambil menggendong anaknya sambil berkata, "Tidak bisa, tidak akan lewat, bisa nabrak , tidak bisa lewat Parto."

Sebuah suara mendesis keras, disertai dengan rem mendadak, menunjukkan empat bekas ban panjang di sepanjang jalan.

Dengan berhentinya mobil hitam, mobil Gavin dan yang lainnya di belakang juga berhenti di tengah jalan, memblokir jalan belakang.

Seperti diblokir dari dua sisi, Parto dan Minah tampaknya berada seolah di tengah, dan tidak ada jalan keluar.

“Turun!” Parto yang memimpin. Setelah keluar dari mobil, dia membuka pintu belakang dan menyeret Mon keluar dari mobil.

Mon menangis kaget, "Ayah, ayah, apa yang ingin kamu lakukan?"

Minah membawa Min dan keluar dari mobil. Disini adalah sebuah jembatan besar, dibawah ada sungai yang lebar dan bergejolak, angin di atas jembatan sangat kuat, dan bersiul melewati telinga.

Gavin dan yang lain mengelilinginya, "Parto, Minah, kalian tidak bisa melarikan diri lagi, serahkan anak kalian dengan bijaksana."

Parto dan Minah berdiri berdampingan, Parto berbisik, "Minah, lompat juga mati, tidak lompat juga mati, lebih baik kita lompat bersama, dan keluarga kita akan mati bersama."

Minah menggendong putranya dan memandangi putrinya, pada akhirnya dia tidak sanggup. "Tidak, anak-anak tidak bersalah. Parto, aku sudah cukup melewati hari-hari yang berbahaya, aku mengakui entah bagaimana jadinya hari ini, tapi Mon dan Min tidak bersalah, dan kita tidak bisa membawa mereka pergi. "

Parto: "Baiklah, ayo lepaskan anak-anak, dan lompat bersama."

Pada saat ini, Mon menangis dan berkata, "Ibu dan Ayah, serahkan diri kalian. Tidak peduli kejahatan apa yang telah kalian lakukan, berapa lama kalian akan berada di penjara, aku dan adik laki-lakiku akan menunggu kalian di rumah."

" Ibu dan Ayah, aku tidak ingin ditertawakan oleh teman-teman sekelasku lagi. Aku tidak ingin ibu dan ayahku menjadi buron, aku akan merawat kakek dan adik laki-lakiku dengan baik, aku juga akan giat belajar, ketika kalian kembali lagi nanti, aku juga akan menjaga kalian.”

"Pak Gavin adalah orang yang baik, mereka menyelamatkan aku dan adik laki-lakiku, dia juga membantu kakek berobat, dan sampai menjemput kami ke sini, ada tempat tinggal, makanan , pakaian, dan sekolah, dia pasti bisa menyelamatkan kalian."

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu