Cinta Pada Istri Urakan - Bab 40 Ciuman Paksa (2)

Bisa dibilang, dia masih belum dewasa.

Masih muda dan juga bodoh.

"Jika kamu tidak mengatakannya aku juga sudah lupa, saat itu Shila memakiku tidak bisa dipercaya, dia memakiku selama liburan sekolah, sampai dia masuk ke universitas yang berada di luar kota, barulah sejak itu dia berhenti. Oh iya, saat itu apa yang ingin kamu katakan kepadaku?"

Di depan adalah persimpangan, Christian memperhatikan kendaraan dari kedua sisi, dia selalu berjalan satu langkah di depan Laras.

Saat ini langit terlihat kelabu, lalu perlahan-lahan menjadi semakin gelap, tetapi lampu jalanan masih belum menyala, sehingga setiap kendaraan yang berlalu lalang menyorotkan cahayanya.

Christian mengulurkan tangan dan melepaskan kacamata hitamnya, di atas jalan yang sebentar terlihat gelap dan sebentar terlihat terang, Laras melihat wajah samping Christian yang sangat tampan itu.

Itu adalah wajah samping Christian yang terlihat sedikit lebih lembut jika dibandingkan dengan Gavin, ketampanannya tidak terlihat terlalu sewenang-wenang dan mendominasi.

"Saat ini kamu masih belum tahu apa yang ingin aku katakan?" dia bertanya.

Laras tertegun sebentar, sisi wajah Christian ini tiba-tiba membuatnya merasa sedih, wajahnya terlihat begitu sedih sampai terlihat berkerut.

Laras menghentikan langkahnya, saat tinggal selangkah lagi menuju sisi jalan, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya, dia merasa kalau dirinya tidak berhak untuk berjalan berdampingan dengannya, dia tidak dapat menanggung perasaan yang dipenuhi dengan rasa penyesalan ini.

"Tin tin--" lampu lalu lintas sudah berubah hijau, sebuah mobil menekan klakson dan melaju ke arah mereka dengan sangat cepat.

Christian tanpa banyak berpikir mengulurkan tangannya dan menarik lengan Laras dengan sekuat tenaga ke arahnya.

Laras masuk ke dalam pelukannya, setelah itu, dia segera melepaskan dirinya.

Tetapi tanpa diduga, Christian mengangkat satu tangannya lalu segera menahan belakang kepala Laras, di saat Christian menariknya mendekat, di saat yang bersamaan dia juga menggunakan ibu jarinya untuk mengangkat dagu Laras.

Sebelum Laras sempat bereaksi maupun berpikir apapun, bibir Christian yang dingin sudah menempel begitu saja di atas bibirnya, dia menciumnya secara paksa, itu adalah ciuman pertama Christian.

Laras membelalakkan kedua matanya, pikirannya tiba-tiba kosong.

Saat ini lampu jalanan di atas kepalanya tiba-tiba menyala, semua lampu di sepanjang jalan seketika menyala secara bersamaan, dan membuat jalan itu menjadi terang benderang.

"Laras," sebuah suara yang familiar terdengar di belakangnya, dia meraung dengan sangat marah, "Apa yang sedang kamu lakukan?!"

Saat berbicara, telapak tangan pria itu sudah mencengkram bahu Laras, tenaga pria itu membuatnya merasa tulang belikatnya mau patah.

"Gavin, aku...."

"Tutup mulutmu!" Gavin langsung menarik Laras lepas dari Christian, bagaikan sedang bergulat, Laras langsung jatuh ke atas tanah.

Christian secara reflek mengulurkan tangan ingin menariknya, tetapi saat dia baru saja mengulurkan tangannya, dia langsung ditahan oleh Gavin.

Gavin memegang pergelangan tangannya dan mencengkramnya dengan sekuat tenaga, "Akh...." Christian berteriak kesakitan, pikirannya seketika menjadi jernih kembali, "Paman kedua, aku yang salah, semua adalah salahku...."

Pengakuan salah yang seperti ini, semakin terlihat seperti sedang melindungi Laras, bagi Gavin, ini seperti sedang menambahkan minyak ke dalam api, dia menggertakkan giginya, matanya menyala karena amarah dan wajahnya terlihat garang, dia mengangkat tangan lalu mengayunkan tinjunya.

Christian mundur beberapa langkah, ujung lidahnya segera merasakan bau amis darah.

Ada orang yang berkelahi di persimpangan jalan, orang-orang di sekeliling mereka segera berkerumun untuk melihat pertunjukan, orang yang kebetulan lewat juga memperlambat langkahnya, satu demi satu menoleh ke arahnya.

Laras bangkit berdiri, dia juga merasa sangat tidak berdaya, lalu dia menatap Gavin dengan tatapan kosong, "Aku...."

"Aku sudah bilang tutup mulutmu!"

"......."

Mobil-mobil yang ada di belakang menekan klakson dengan sekuat tenaga, saat ini pas adalah jam sibuk orang-orang pulang ke rumah, karena ada satu mobil yang menghalangi di persimpangan, dengan cepat menyebabkan terjadinya kelumpuhan lalu lintas.

Gavin sangat marah sampai-sampai matanya memerah, pandangan matanya yang dilumuri racun memelototi Christian dengan garang, dia menunjuknya tetapi malah tidak mampu mengucapkan perkataan kejam dan ancaman apapun.

Itu adalah keponakannya!

"Kita pergi!" Gavin menarik Laras, lalu dengan penuh kemarahan mendorongnya ke kursi samping pengemudi.

"Paman kedua, bisakah paman mendengarkan penjelasanku? Paman kedua...."

Gavin tidak mempedulikannya sama sekali, dia langsung menginjak pedal gas dan pergi dari sana.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu