Cinta Pada Istri Urakan - Bab 428 Laras apakah kamu bisa keluar?

Pasukan Khusus Serigala

Sejak setelah memastikan sendiri bahwa itu bukanlah mayat Jino, perasaan Gavin bercampur aduk.

Berita baiknya adalah Jino mungkin masih hidup, tetapi lebih mungkin bahwa mayat Jino masih tertinggal di negara asing.

Ruang meeting, semua berkumpul bersama untuk meeting, mulai sejak pukul 8 .00 pagi, terus meeting sampai sore hari.

Gavin : “Anis, identifikasi ini tidak ada yang meragukannya kan?”

Anis : “Aku hanya mengatakan bahwa identifikasi ini sangatlah penting, sehingga aku akan berpartisipasi secara langsung, orang-orang rumah sakit tidak curiga, dan bahkan jika mereka curiga, mereka juga tidak tahu sumber sampelnya dari mana.”

Gavin : “Baik, berita ini hanya diketahui oleh kita-kita saja, benar-benar tidak boleh membocorkannya sedikitpun.”

Semua orang menganggukan kepala.

Gavin menoleh ke Sonny, Sonny langsung menyadari, dia berkata dengan samar : “Bos, akhir-akhir ini aku tidak ada kemajuan.”

Gavin menganggukkan kepala, dia tahu, ingin menyelidiki pimpinan atasan, lebih sulit daripada langit.

Kali ini, dia membawa pasukan elit serigala perjalanan bisnis selama dua bulan penuh, mulai dari Miami sampai ke beberapa kota terdekat, lalu pergi ke segitiga emas kubu besar lainnya di Vietnam, pergi ke tiga negara tujuh kota, sama sekali belum menemukan jejak Darius.

Sejak setelah muncul di Miami, Darius, Jenny dan orang-orang lainnya, seperti orang yang menguap, hilang begitu saja.

Karena kejadian ledakan itu, menyebabkan runtuhnya organisasi geng lokal terbesar di Miami, karena saat proses perdagangan narkoba sedang berlangsung, geng tersebut menderita kerugian besar, beberapa gangster mati tragis dalam ledakan itu.

Beberapa gangster itu, semuanya adalah penjahat internasional yang terdaftar di Interpol.

Ini adalah satu-satunya hal yang patut ditepuk tangani dalam tragedi ini.

Tetapi Gavin pasti tidak akan menyerah, dia memikul kebencian besar 16 tentara yang menjadi korban, memikul para pahlawan yang tak dikenal yang tak terhitung banyaknya yang ingin menghancurkan organisasi perdagangan narkoba, memikul serta membawa perdamaian dan stabilitas negara, bagaimana mungkin bisa menyerah?

Apa artinya dua bulan, saat dia menjadi mata-mata, sekali melakukannya selalu bertahun-tahun.

Gavin : “Darius dan Jenny sangat paham dengan rencana pertempuran kita, semua orang bersiap untuk pertempuran berlarut-larut, mungkin kita seharusnya mengubah rencana pertempuran kita, pulanglah dan pikirkan, meeting selesai, silahkan makan.”

Semua orang : “Ya!”

Setelah meeting bubar, semua pergi satu persatu, Sonny sengaja berjalan lebih lambat, dia menunggu semua orang pergi, baru berjalan ke depan Gavin, berkata :”Bos, beberapi hari ini ada waktu kosong, apa Anda tidak pulang sebentar?”

Gavin menghela nafas, “Mana ada waktu kosong? Kamu lihat aku kapan ada waktu kosong?”

“Tetapi … …”

Gavin melambaikan tangannya, memotong perkataannya, “Pukul 3 mau bertemu dengan Sekretaris Jenderal, sekarang aku harus bersiap-siap, tidak ada waktu lagi.”

Sonny sangat tidak berdaya, menganggukkan kepala dan berkata : “Baik, Bos .”

Gavin kembali ke ruangannya, selalu gelisah, dia membuka lacinya, mengeluarkan handphone pribadinya dari dalam laci, dia ragu-ragu mau mengirim pesan kepada Laras atau tidak.

Saat kembali ke tim lalu, Sonny memberitahu dia bahwa bertemu dengan Laras di rumah sakit, tetapi saat itu Helikopter sedang menunggunya untuk boarding, dia pergi tanpa berpikir terlalu banyak.

Saat kembali ke tim lagi, sudah setengah bulan kemudian, tetapi dia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dia tidak ingin memberikannya harapan lalu mengecewakannya lagi.

Akhirnya, dia hanya melihat-lihat foto Laras yang ada di handphonenya, lalu memasukkan lagi handphonenya ke dalam laci.

Sebagai seorang tentara, dia malu pada istrinya sendiri, malu pada orang tuanya sendiri, tetapi, dia tidak boleh memalukan negaranya sendiri.

Sore hari, Sekretaris Jenderal menjamu para tamu VIP Internasional di hotel, Gavin bertemu dengannya saat sedang bekerja, saat melaporkan pekerjaan sekaligus memperjuangkan lebih banyak fasilitas untuk pasukan khusus, seperti persenjataan yang lebih canggih, seperti peralatan yang lebih bagus.

Percakapan baru berlangsung setengah, Sekretaris Jenderal masih ada jadwal selanjutnya, dia secara khusus menyiapkan satu ruangan untuk Gavin tinggal, sehingga dia bisa meneruskannya besok pagi.

Maka, Gavin mematuhinya dan tinggal di hotel.

Hotel ini terletak di kaki Gunung Tembok Besar, saat fajar, bisa melihat Tembok Besar Kuno yang megah di perbukitan, begitu langit gelap, lampu menyala di Tembok Besar, dilihat dari kejauhan, seperti naga api yang berkelok-kelok, berbaring di atas bukit.

Kamarnya begitu besar, sangat nyaman, lingkungannya sangat sepi, Gavin duduk di sebelah jendela, menikmati waktu tenang yang langka ini.

Karena ada waktu kosong di malam hari, lebih baik … …

Kediaman Gavin, Laras baru saja selesai mandi dan bersiap untuk mengerikan rambutnya, lalu mendengar nada dering handphonenya berbunyi.

Dia kesana melihatnya, adalah Gavin, melihat-lihat foto yang ada di layar, matanya cerah hampir buta, “Halo, Gavin, apa kamu sudah kembali?” begitu dia berbicara, langsung tersedak.

Gavin mendengar suaranya penuh harapan dan penuh air mata, hatinya meledak sedih.

“Halo? Halo?”

“Aku sedang … …” Gavin menarik nafas dalam-dalam, berkata : “Laras, apa kamu bisa keluar? Aku sedang berada di hotel pinggiran kota, kebetulan nanti ada waktu kosong, tapi hanya ada waktu satu malam hari ini, kamu, bisa keluar kah?”

“Bisa!” Laras sama sekali tidak berpikir langsung menjawabnya, bagaimana mungkin tidak bisa, jangankan hanya pinggiran kota, bahkan ke tempat berbahaya dan sulit sekalipun, selama dia yang meminta, dia pasti akan pergi.

“Baik, hotel sedikit jauh, kira-kira perjalanan butuh sekitar 1 jam, suruh supir mengantarmu kemari.”

Laras masih belum sempat membalasnya, dia sudah menutup telepon, dengan tergesa-gesa melepas jubah mandi, mencari T-Shirt lengan panjang dan memakainya.

“Nenek, aku pergi menemui Gavin, kakak supir, ayo jalan.”

Dia tidak memedulikan apapun, tidak memedulikan sandal jepit yang dipakai, juga tidak memedulikan rambutnya yang masih menteskan air, Laras bergegas menuju ke pintu.

Karena untuk menjamu para pemipin nasional dan tamu VIP internasional, makanya seluruh hotel dan akses menuju ke hotel, semuanya ada penjaga yang bertugas.

Juga dikarenakan Sekretaris Jenderal kali ini adalah menemui tamu VIP secara rahasia, tidak mengumumkannya ke publik, sehingga hanya hotel dan jalan-jalan disekitarnya yang dipantau dan dikendalikan, tidak diblokir, kendaraan yang lewat dan tamu hotel harus diperiksa terlebih dahulu, setelah pemeriksaan jika tidak ada masalah baru boleh lewat.

Supir mengendarai mobil kediaman Gavin berlari sepanjang jalan, mengisi data di perhentian pertama, lalu langsung masuk ke jalur cepat, langsung menuju hotel.

Laras mengkonfirmasi kembali nomor kamar hotel yang diberikan Gavin, dengan hati-hati menekan tombol lantai lift.

Seiring dengan lift naik ke atas, dia semakin lama semakin gugup, gugup sampai menelan ludah terus menerus, ini adalah perpisahan terlama mereka sejak menikah.

Hotel sedikit memutar, setelah keluar dari lift, dia masih memutar satu lingkaran besar, mengikuti nomor kamar hotel yang semakin lama semakin mendekati, dia begitu bersemangat.

Akhirnya sampai juga, dia menarik nafas dalam-dalam untuk menstabilkan detak jantungnya, mengangkat tangan dengan perlahan, lalu menekan bel pintu.

“Crak” berbunyi, pintu terbuka, sosok Gavin yang tinggi besar muncul di pintu, dia mengadahkan kepala, sedikit tersenyum kepadanya.

Gavin tidak mengucapkan satu patah kata pun, langsung menariknya masuk ke dalam.

Lalu, dia menekannya ke dinding, semua ciuman jatuh ke wajahnya.

Ketika bibir dan gigi mereka berdua terhubung, tidak perlu kata-kata apapun, bisa merasakan kekangenan diantara mereka, mereka saling menenangkan perasaan mereka satu sama lain dengan tindakan reproduksi manusia yang paling primitif.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu