Cinta Pada Istri Urakan - Bab 485 Wanita dan Anak Kecil Sama-Sama Susah Dihadapi

Setelah berpisah dengan Aaron, Gavin pergi ke supermarket membeli beberapa mainan.

Kemarin melihat kartun yang ditonton Nana dan Bobi adalah Superman, jadi dia membeli satu set kesukaan mereka.

Bukankah Randi itu sangat pintar mengambil hati anak-anak, dia juga bisa.

Waktu TK pulang sekolah, Laras datang menjemput kedua anak-anak, tidak peduli seberapa sibuk dan seberapa lelah, anak-anak selalu nomor satu.

Baru saja keluar, langsung melihat Gavin dengan kedua tangannya dipenuhi dengan dengan kantong belanja, dengan tersenyum berdiri disana.

"Paman Dita, cepat lihat, itu paman Dita." Nana melepaskan tangan mamanya langsung berlari kearah Gavin.

Gavin langsung jongkok dan menerima nama panggilan itu dengan tepat, "Aih, Nana rindu dengan paman tidak?"

"Rindu, rindu, tadi aku masih bertanya mama kamu dimana."

Gavin mengangkat kepalanya melihat Laras, walaupun dia masih tidak memberikan wajah yang bagus, tapi dibandingkan dengan pertama kali saat Laras menganggapnya sebagai udara jauh lebih baik."

"Wah, pesawat, semuanya adalah super wings, kakak, cepat datang lihat."

Namanya anak-anak, Bobi memang lebih dingin, tapi begitu melihat mainan, kedua kakinya juga tidak bisa ditahan, berlari ke arah Gavin, "Paman Dita, terimakasih, aku paling suka jet."

Gavin sangat senang, lihatlah, menyenangi anak-anak siapa yang tidak bisa?!

"Aku juga suka jet, kakak, berikan padaku."

"Aku yang duluan mendapatkan jet, tidak akan kuberikan."

"Berikan padaku, berikan padaku."

"Tidak mau, tidak mau."

Kedua anak berdebat dan mulai memperebutkan mainan, saling menarik, mulai bertengkar.

Dalam satu langkah singkat Laras memisahkan kedua anak, lalu mengangkat kantong plastik, wajahnya galak dan memarahi: "Mau berebut ya? Siapapun tidak dapat, bawa kemari, semuanya letakkan ke dalam kantong plastik!"

Nana melihat Bobi, Bobi melihat Nana, kamu lepaskan dulu baru aku lepaskan, kalau kamu tidak lepaskan, aku juga tidak lepaskan.

"Letakkan, aku hitung sampai 3, satu......"

Baru saja keluar satu kata, Nana dan Bobi bersamaan meletakkan pesawat yang ada di tangan mereka ke dalam kantong plastik."

Cara yang satu ini, 100% ampuh.

Laras mengikat kantong plastik, dengan tajam melihat Gavin.

Kali ini Gavin tidak bisa senang, tak berdaya, wajahnya sangat tidak bersalah, dia juga membeli beberapa kue kecil masih diletakkan di mobilnya, apa harus dikeluarkan atau tidak?

"Beli yang lain tidak mau malah membeli mainan, mereka setiap hari meminta mainan baru, aku tidak boleh memanjakan mereka, kamu bawa pergi!"

"......" Gavin tidak bersuara, dengan diam menerima kantong plastiknya, dia ini menjilat tapi malah gagal.

Anak kecil sulit dibujuk, wanita lebih sulit dibujuk, pantas saja orang tua dulu berkata, wanita dan anak kecil-kecil sama-sama susah dihadapi.

Susah, sungguh susah!

Saat ini, Nana dan Bobi satu di kanan satu di kiri menaik celananya, dia menunduk melihat, hanya melihat kedua anak kecil ini mengangkat kepala mereka, air mata mereka mengalir sambil melihatnya.

Memang tidak salah anak kembar, bahkan cara untuk minta tolong pun sama.

Gavin berdehem, "Ekhem, itu......Ayo pulang dulu, angin di luar kuat sekali, juga lumayan dingin, Bobi baru saja sembuh, lebih baik jangan diterpa angin dulu."

Laras selalu menjadi ayah juga menjadi ibut, menjadi orang baik juga menjadi orang jahat, dia melihat kedua anak dengan menurut meletakkan mainan, lalu dengan menangis meminta pertolongan, dia juga tidak tega.

Tangannya satu kanan satu kiri menggandeng kedua anaknya, "Ayp, mama bawa kalian pergi makan kue."

"Dessert?" Nana langsung menghapus air matanya, "Mama, aku mau makan chocolate mousse cake."

"Baik, kalau mendengar perkataan mama maka akan dapat kue."

Bobi membalikkan kepalanya: "Paman Dita, ayo, mama traktir makan kue."

Laras menarik tangan Bobi, "Cepat jalan."

Gavin menebalkan mukanya ikut berjalan kesana, mainan dan yang lainnya, pada saat melewati mobil sendiri, langsung meletakkannya ke dalam mobil.

Di toko kue, kedua anak satu orang makan satu porsi.

Anak-anak selalu suka makan yang manis, Laras juga suka, hidupnya terlalu pahit, sesekali mereka ibu anak bertiga juga akan bersama-sama makan dessert, menyesuaikan kepahitan hidup.

"Bobi, kamu adalah kakak, terkait masalah tadi apa yang mau kamu katakan?"

Bobi menjilat krim yang ada di sudut bibirnya, meletakkan garpunya, dengan serius berkata: "Mainan tidak boleh berebut, tidak boleh dimiliki sendirian, harus berbagi dengan adik."

Gavin yang mendengar mengangguk kepalanya, juga diam-diam mengancungkan jari jempol untuk Bobi.

"Bagaimana denganmu?" Laras berputar menghadap Nana.

Mulut Nana masih dipenuhi dengan cake, mengatakan sederet perkataan semuanya tidak jelas didengar, malah memuncratkan sangat banyak kue yang di dalam mulut.

"Apa yang kamu katakan? Telan dulu kue yang di mulut baru bicara."

Nana memajukan mulut kecilnya, dengan cepat menelan kue yang ada di mulutnya, lalu menarik tangan Bobi, dengan tulus meminta maaf, "Kakak, maaf, aku tidak akan berebut mainan denganmu lagi, lain kali kita ada mainan kita main bersama, ada kue kita makan bersama, ada mama kita sayangi bersama."

Sambil berkata, Nana mengambil garpu kecilnya, memotong satu potong kue dan memasukkannya ke mulut Laras, "Mama, makan kue."

Hati Laras itu, sangat tersentuh juga hangat, juga merasa sangat bersalah karena tadi memarahi mereka.

Gavin merapatkan bibirnya menahan senyumnya, anak kecil perempuan sungguh lucu, mulutnya manis sekali, sangat ingin mencubit wajahnya, kemampuannya mengakui kesalahan dan menyenangkan orang, pasti dibawa dari kandungan mamanya, mirip sekali dengan Laras waktu itu.

"Terimakasih, kue ini enak sekali, kalian cepat makan."

Dibawah meja, Laras dengan kuat menendang Gavin, kelopak matanyanya terangkat, dengan bingung melihat Laras.

Laras menyimpan senyum keibuannya, tatapannya seperti muncul kilatan pisau, tiba-tiba menusuknya.

Gavin mundur dan menghindar, dengan pandangan bertanya------Aku berbuat salah apa lagi?

Laras memutar bola matanya, dengan pelan bertanya: "Kamu ada apa datang kesini?"

"Melihat anak-anak."

"Apa hubungannya denganmu?"

"Tidak ada hubungan juga boleh lihat, kamu lihat, mereka sangat menyukaiku."

"Perasaanmu salah."

"Oh?"

"Jangan curiga, ini hanya perasaanmu yang salah, kalau tidak ada apa-apa jangan datang, biarkan aku lebih tenang bisa tidak?"

"Aku bantu kamu jaga anak-anak apa tidak baik? Bantu kamu meringankan beban."

"Tidak perlu repot, aku tidak sanggup memperkerjakan pembantu yang berstatus tinggi sepertimu."

Laras sedang menyindirnya, tapi dia tidak merasa terganggu, malah sambil tersenyum berkata: "Sanggup kok sanggup, aku tidak perlu dibayar, gratis membantumu menjaga anak, aku juga bisa menjadi pengajar, menemani bermain, menemani latihan, menemani belajar."

Laras tau dia sengaja, di hadapan anak-anak, dia tidak mau berdebat dengannya.

Tidak berdebat, maka dia pendam sendiri, dengan cepat memakan sesuap besar kue, memaniskan hatinya.

Suara tertawa Nana yang seperti lonceng terdengar, "Hahahaha, mama, kamu sama dengan kakak berubah menjadi kucing."

Bobi juga ikut tertawa, "Kamu sendiri juga kucing, bodoh."

Laras langsung membersihkan mulutnya, tetapi semakin dibersihkan, krim putih itu semakin menodai dagunya.

Gavin mengulurkan tangannya, sebelum dihentikan oleh Laras, dengan jempolnya menyeka bersih krim yang ada di dagunya.

"Sudah bersih."

"......" Laras hanya merasa kalau dagunya seperti tersengat listrik, mati rasa sebentar, lalu rasa hangat itu mengalir ke daun telinganya, terasa panas.

Dia dengan kuat menatap Gavin, tapi menghadapi matanya yang penuh kelembutan, rasa benci dan marahnya seperti masuk ke dalam kapas, sedikit pencegahan pun tidak ada.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu