Cinta Pada Istri Urakan - Bab 105 Topeng Kulit

Setelah melihat Bos Navi, Nimo semakin disayang oleh pihak Tuan Black.

Awalnya Tuan Black melihat Nimo begitu penurut dan polos, begitu bertanya padanya lebih dalam masalah gangster dia langsung blank, Tuan Black semapt mencurigai Nimo bermasalah atau tidak, namun setelah diperiksa oleh Bos Navi lebih dalam lagi, Tuan Black tidak lagi meragukannya.

Disaat bersamaan, mereka semakin yakin kalau Nimo memiliki pikiran yang kacau dan memiliki potongan ingatan yang kacau karena mendapat tindasan yang berlebihan selama dipenjara.

Namun, yang membuat Tuan Black bingung adalah, Nimo tahu jelas semua hal mengenai Paman Keempat, beberapa pertanyaan Bos Navi hanya bisa diketahui oleh orang yang berada disamping Paman Keempat, namun hal yang ia ketahui mengenai geng itu malah begitu sedikit.

Dijalan pulang, Tuan Black bertanya dengan asal : “Nimo, dulu kamu di Segitiga Emas bertanggungjawab di bagian mana?”

Nimo menjawab dengan hati-hati : “Aku hanya bertanggungjawab mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh Paman Keempat, tidak khusus bertanggung jawab dibagian manapun.” Bagaimanapun dia bukan Nimo yang asli, untungnya orang Bos Navi ini hanya tahu Segitiga Emas secara awam saja, sehingga ia bisa lolos dengan mudah.

Tuan Black : “Kalau begitu kamu sudah berapa lama ikut Paman Keempat?”

Nimo : “Sudah 10 tahun lebih.”

Tuan Black meliriknya dengan tatapan bingung, tatapannya seperti tatapan orang yang sedang mengobrol dengan sepenuh hati dan hendak menggali informasi dari lawan bicaranya, membuat Nimo mau tidak mau meningkatkan rasa waspadanya, dia menambahkan : “Tugas bagian dalam hanya diketahui oleh beberapa orang didalam organisasi itu, Paman Keempat tidak pernah memberitahuku, jika bukan karena beberapa petinggi itu dipecat, Paman Keempat juga tidak mungkin menyerahkan tugas sepenting itu padaku.”

Penjelaskan ini membaut rasa curiga dalam hati Tuan Black hilang, ditambah lagi Bos Navi yang mengeceknya langsung, dia bukan hanya bertambah hormat padanya, juga sedikit menjilatnya.

Disini merupakan ibu kota, Tuan Black hanya datang membawa Nimo dan dua orang wanita untuk menemaninya, sebagian besar anggota masih berada di Yunchuan, tempat persembunyian Navi juga sudah diketahui, seharusnya ini merupakan kesempatan yang baik untuk Navi dan Tuan Black melarikan diri.

Bisa dikatakan kalau Navi merupakan pertunjukkan terakhir Segitiga Emas, sebelum perkumpulan Segitiga Emas musnha, team Navi yang tadinya tidak terlalu dipandang ini menjadi team yang paling beruntung.

Karena tidak pernah dianggap, sehingga tidak pernah ikut serta dalam kasus kejahatan yang besar, jarang juga berhubungan dengan pihak kepolisian, sehingga ketika mereka berencana untuk cuci tangan lebih mudah.

Perkumpulan Segitiga emas sudah musnah, pengaruh untuk mereka sangat minim, bahkan setelah Segitiga emas runtuh masih mendapatkan 70% bisnisnya, membuat mereka memiliki kesempatan untuk memperluas kekuasaan dan menyerap seluruh dana yang masuk.

Navi jauh lebih picik daripada Paman Keempat, bukan hanya mewarisi sari-sari managemen Paman Keempat, ia juga memiliki trik lainnya, ia membuat koneksi dengan pihak pemenrintahan, menyuap para pejabat merupakan keahliannya.

Sehingga, sekarang Gavin sudah tidak puas dengan hancurnya Geng Segitiga Emas, sekarang ia harus mencari semua penyusup juga orang yang bekerja sama dengan penjahat.

Ketika kembali ke kamar hotel, Jenny yang melepas topeng kulit diwajahnya langsung menghampiri dan bertanya, “Bagaimana?”

Gavin melihatnya memperlihatkan wajah aslinya, langsung mengunci pintu dengan wajah waspada, dia melepas jaketnya sambil berkata dengan suara pelan : “Sudah bertemu dengan Navi, Lembu tidak merasa curiga, seperti yang kita tebak, kepingan kristal itu sungguh berguna, untungnya Weiner berhasil mencari tahu banyak informasi dari Nimo, kalau tidak, aku akan sulit sekali menipu mereka. Bagaimana kondisi terbaru disana?”

Disaat Gavin bergerak, Jenny juga bergerak disaat bersamaan, dia mengambil kesempatan untuk bertemu dengan Sonny dan Hendro untuk bertukar informasi, lalu mengambil senjata yang sudah disediakan untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang diluar dugaan.

Jenny bekata : “Kapten Romli mengatakan kalau mereka pernah menggunakan alat canggih untuk meneliti sample pecahan kristal itu, namun hanya sebuah serpihan kecil seperti itu sama sekali tidak berarti apapun, ini mungkin salah satu serpihan inti dari Ruipian. Yang artinya Paman Keempat si Rubah tua itu sudah memencarkan Ruipian menjadi beberapa serpihan, yang masuk kedalam kulit Nimo hanya satu serpihan kecil dari bagian Ruipian.”

Gavin sama sekali tidak terkejut, ini semua sudah pernah terbayangkan olehnya, sebelum datang ia sudah pernah berdiskusi dengan Hendro.

Dia berjalan kedepan cermin, menhadap ke cermin dan menengadahkan kepala, menggunakan jarinya mengorek bagian sisi di lehernya.

Jenny berdiri disamping dan membantunya, keduanya sambil mengobrol sambil melepaskan topeng kulit Gavin.

Topeng seperti ini bisa membuat wajah orang yang memakainya menjadi begitu mirip dengan wajah yang akan ditiru, hanya saja lem yang digunakan sangat keras untuk kulit, harus membukanya sesaat setelah memakainya beberapa saat agar kulit asli bernafas sebentar.

Beberapa waktu ini, mereka berdua bekerja sama dengan sangat baik, saling membantu, setiap malam mereka akan membuka topeng mereka untuk membiarkan kulit mereka bernafas sesaat.

“Kamu jangan bergerak, aku saja.” Jenny melihat kulitnya yang berada dibawah topeng kulit sudah mulai membusuk, segera melihat dan ingin memastikannya, “Kulitmu sudah mulai membusuk, sakit tidak?”

“Tidak apa-apa.” Gavin mengangkat dagunya tinggi-tinggi menghindari sentuhannya.

Jenny membujuk dengan lembut : “Kamu dengarkan aku dulu, setelah membuka topengmu harus melakukan sedikit perawatan, kalau tidak kulitmu akan membusuk.” Dia berjinjit, mengangkat tangannya tinggi- tinggi, merebut topeng kulit yang sudah dibasahi oleh bekas darah yang samar.

“Lihat kulitmu sudah mulai membusuk, berikan padaku!” Jenny tidak tega melihat dirinya yang menjadi seperti ini, memarahinya dengan lirih, “Sudah seperti ini masih berkelit, aku yang seorang anak perempuan saja tidak peduli, kamu seorang pria tulen untuk apa seperti itu!?”

Gavin : “………”

Dibawah bantuan Jenny, ia membuka topeng kulitnya perlahan, dibawah cahaya lampu, tatapannya begitu lekat, bibirnya mengatup ketat, menahan keinginan untuk menangis.

Melihat wajah Gavin yang tampan dipenuhi bintik merah yang sudah mulai berlubang sebesar lubang jarum, lubangnya begitu banyak memenuhi seluruh wajahnya.

Yang paling parah, tempat yang terluka, karena beberapa kali terbuka dan ditempel kembali dengan topeng, membuat bekas luka yang sudah mulai mengering kembali terbuka, karena terus berulang membuat bekas luka diwajahnya mulai membusuk.

Karena ingin menutupi bekas luka, Gavin menggunakan lem yang biasa digunakan untuk merekatkan topeng diatas lukanya langsung, dan lem ini daya rekatnya sangat kuat, begitu dibuka toopengnya, bekas lukanya ikut tertarik.

Gerakan Jenny begitu lembut dan pelan, setelah topeng kulit berhasil terbuka, butiran keringat melapisi seluruh sudut wajahnya, dibawah cahaya lampu terlihat bercahaya, tidak perlu dibayangkan pun bisa dilihat seberapa sakit itu.

“Tahan sebentar, sudah hampir selesai.”

Gavin memasang wajah tidak peduli, meskipun bulir keringat di dahinya sudah sebesar kacang, namun ekspresinya tetap tidak berubah.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama, akhirnya Jenny berhasil melepas semua topeng kulit yang menempel diwajahnya, luka dalam yang menganga membuat dagingnya terlihat jelas, semuanya merupakan bekas luka sobek karena tertarik ketika membuka topeng kulit.

“Kamu tidak bisa seperti ini terus, menggunakan topeng kulit namun tidak melakukan perawatan wajah yang seharusnya hanya akan membuat kulit rusak, jika seperti ini terus wajahmu akan hancur.”

Gavin tidak peduli, untuk pria yang sudah merasa bosan dengan wajah tampannya, sesekali berwajah buruk rupa bukanlah masalah yang besar untuknya.

“Terus saja bicara.” Dia mulai tidak sabar, tidak ada hal yang lebih penting dari pada tugasnya.

Namun Jenny sengaja melawan, “Kemari, tiduran.” Melihatnya berdiri dengan tegak tidak ada gelagat ingin bekerja sama, Jenny berkata dengan galak : “Kamu tidak mau dengar ucapanku maka aku juga tidak mau bilang lagi.”

Gavin : “……..”

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu