Cinta Pada Istri Urakan - Bab 120 Rupanya Kalian Berdua Adalah Mata-Mata

Gavin berguling dan berdiri stabil, dari sprei merobek sehelai kain putih, dari lantai yang penuh dengan kaca dia menemukan sepotong kaca tajam yang panjang, tangannya mengenggam erat, sebelah tangannya menarik genggaman pintu, suatu waktu menghadapi musuh yang datang menyerang.

Badan tentara bayaran satu per satu begitu besar, dia menurun begitu cepat, dengan cepat mengunci kamar tersebut.

Gavin menahan nafasnya dan berkonsentrasi, pada waktu pertama orang diluar memutar knob pintu, dia dengan kuat membuka pintu, mebawa semua orang diluar sekaligus masuk.

"Er......" Serpihan kaca yang tajam memotong nadi utama tentara bayaran, darah mengalir keluar seperti mata air.

Gavin membawa cetakan wajah, walau wajahnya sedikit kaku, tapi matanya penuh dengan kemarahan, tanpa ragu dia mengambil salah satu pistol dari tentara bayaran yang terjatuh.

Di depan pintu terdengar lagi suara tembakan yang lebih kuat, orang yang ada diluar semuanya tidak berani masuk, rencana raja serigala benar-benar sangat luar biasa, sampai mati pun tidak tau bagaimana bisa mati.

"Siapa yang bisa membunuh dia akan mendapatkan 20 miliar, itu hadiah dari aku pribadi, juga masih ada hadiah dari paman keempat!" Navi melihat mereka satu per satu berdiri diam didepan pintu tidak berani masuk, berteriak dengan tergesa-gesa.

Burung mati untuk makanan, manusia mati untuk kekayaan, dibawah perintah uang yang cukup banyak, masih ada orang yang menjual nyawa.

Apalagi pekerjaan sebagai tentara bayaran memang tidak akan jauh dari kematian.

Pada saat mereka ragu bagaimana untuk menyerang, Gavin tiba-tiba muncul dibelakang mereka, mengangkat pistolnya, satu per satu nyawa ditembak oleh dia.

Koridor yang sempit dan panjang bukan berarti harus ada orang yang banyak, lanjut 3 orang tentara bayaran terkalahkan lagi.

Saat ini, kapal selam naik perlahan-lahan, seperti sirip ekor hiu tapi lebih besar berkali-kali lipat, perlahan-lahan muncul di permukaan laut.

Navi yang berdiri dilantai atas, melihat kapal selam pelan-pelan muncul di permukaan laut, dia panik, berteriak ke rombongannya yang ada dikapal kargo, "Cepat keluarkan dua perempuan itu."

Semuanya terjadi begitu cepat, orang yang ada dikapal kargo semuanya bingung, sampai Navi berteriak keras, mereka baru bereaksi.

Gavin tampak sengit dan garang, dia maju dengan hati-hati dan fokus dalam menembak, dalam waktu singkat, dia berhasil mengalahkan seluruh pasukan tentara bayaran.

Saat dia menginjak dari tangga sampai ke lantai paling atas, Navi duduk di atas sofa, meja persegi panjang itu penuh dengan makanan lezat dan bir, pistol ditangannya juga dia letakkan diatas meja.

Di permukaan laut yang tidak jauh, kapal selam sudah muncul sepenuhnya, kapal pesiar dan kapal kargo semuanya dibawah pengendalian pasukan khusus serigala.

Keadaan ini, Navi sudah tidak punya modal untuk melawan, perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh.

Penjahat yang menyerah dan melepaskan senjata mereka, Gavin tidak akan menggunakan pistol mengarahkan ke dia.

"Begitu senang?"

"Tentu tidak, sudah lapar begitu lama, mau mati pun juga tidak boleh jadi hantu kelaparan bukan?"

Navi mengangkat gelasnya dan menyesap anggurnya, "Kepala militer Pradipta, mau minum bersama tidak? Kamu pasti sudah lapar bukan?"

Permukaan laut masih tenang, ombak kecil disini sama sekali tidak bisa menyaingi alam.

Gavin berdiri melawan angin, tadi Navi yang sangat panik sebentar saja sudah kembali begitu tenang, dia juga sangat penasaran.

"Paman keempat dimana?" dia bertanya dengan terbuka, walau dia tau kalau Navi tidak akan memberitahunya, tapi dia masih ingin mencobanya.

Navi mencibir, "Aku juga ingin tau, kalau tidak kamu pergi mencaritau lalu beritahu padaku."

Wajah Gavin begitu dingin, dibandingkan dengan paman keempat, menangkap Navi tidak membuatnya puas, karena Navi dari awal sudah dia dapatkan, tapi paman keempat, kali ini dia lolos lagi, lain kali takutnya akan lebih sulit untuk menangkapnya.

"Kenapa? Kamu sangat kecewa?" Melihat ekspresi lawan yang terdiam, Navi menyarankan: "Karna sudah sampai titik ini, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, sebelum dibawa oleh kalian, apakah bisa memenuhi satu harapanku? Aku ingin bertarung denganmu sendirian."

Navi pernah menjadi tentara di Vietnam, lalu membentuk pasukan bersenjata sendiri, semua pengelolaan militer tidak ada yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompoknya, intinya dia juga merupakan pemimpin militer.

Tantangan dengan bandit yang lemah, tidak membuat Gavin ingin menerimanya, dia tidak ingin menghabiskan waktunya disini.

Anggota pasukan khusus serigala terbagi menjadi 3 kelompok speedboat, mengelilingi kapal kargo dan kapal pesiar, tinggal menunggu perintah dari Gavin.

"Hanya bermain, kalau tidak main jangan menyesal......" Melihat wajah Gavin yang suram, Navi dengan bijaksana mengubah posisi arahnya, berkata: "Kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa, aku akan mencari ketua tim Wijaya bermain-main."

Gavin mengerutkan alisnya, ketua tim Wijaya yang dia sebut, apakah Jenny?

Dari semalam sampai sekarang, dia masih belum sempat menghubungi Hendro, juga tidak berkesempatan melihat pesan yang ditinggalkan Hendro untuknya, jangan-jangan ada terjadi sesuatu?

Tapi, dari awal dia mencurigai cara berbicara Navi, karena pasukan khusus tidak berhenti memantau Navi, gerak-gerik Navi dibawah pantauan pasukan khusus, dia tidak akan berkesempatan mendekati Jenny.

"Kenapa? Kamu tidak percaya?"

"Apa maksudmu?"

"Maksudnya, kamu tidak bermain denganku, jadi aku hanya bisa memanggil wanita cantik bermain denganku, dengar-dengar ketua tim Wijaya sangat pintar bertarung, tidak tau apakah tinjuan wanita cantik akan selembut kapas."

Setelah selesai, Navi melambaikan tangan kearah bawah, sengaja berteriak: "Persilahkan ketua tim Wijaya untuk keluar."

Di atas kapal kargo, 2 orang lelaki menyeret Jenny keluar dari kabin, kedua tangan Jenny terikat kebelakang, kepalanya ditutup dengan sebuah kantong hitam.

Navi: "Buka kantongnya, perlihatkan wajah cantik ketua tim Wijaya."

Tuan Black menurunkan kain hitam itu, Jenny tidak bisa membuka matanya karena sinar matahari tiba-tiba menyinari matanya, dia menutup matanya, menundukkan kepalanya, rambutnya yang terurai berantakan ditiup angin laut.

Pada saat masih didalam, Tuan Black masih tidak bisa mengenalinya, sekarang ditarik sampai dibawah sinar matahari, dia tiba-tiba sadar dengan apa yang terjadi: "Oh, rupanya kamu, rupanya kalian berdua adalah mata-mata." Tuan Black marah besar, menunjuk Gavin dan memarahi: "Bajingan, menanggap aku idiot dan menipuku? Hari ini akan kubuat kalian merasakan kesakitan."

Setelah selesai, Tuan Black mengeluarkan belati dari pinggangnya, menarik rambut Jenny, menempelkan benda tajam itu di leher Jenny, "Perempuan kurang ajar, siapa yang memberimu keberanian untuk masuk kesini?"

"......" Kedua tangan Jenny diikat, tidak bisa melawan, hanya bisa membiarkan Tuan Black menariknya.

"Oh, pantas saja kamu dengan Nimo, eh salah, pantas saja kamu dengan Gavin tiap hari bersama, betul kan? Keharmonisan rumah tangga? Kamu memperlakukanku seperti monyet, hari ini aku akan membuatmu tau rasa."

Tuan Black mengangkat belatinya, mengarahkan pisau yang tajam itu kearah wajah Jenny.

Jenny mundur kebelakang menghindar, pisau tajam itu langsung memotong segenggam rambutnya.

Dalam waktu singkat ini, Jenny dengan kuat menangkat kakinya, menendang laki-laki disebelah kirinya, juga mengangkat kaki kanannya lagi ke udara, menendang laki-laki disebelah kanannya.

"Kamu......." Tuan Black ketakutan sampai terbengong, detik selanjutnya, Jenny menendang dagunya, membuatnya jatuh kelantai berteriak histeris.

Dia hanya merilekskan kedua kakinya, dia bisa mengalahkan tiga orang sekaligus, sebenarnya bagaimana dia melakukannya? Orang-orang yang dibelakang saling melihat, semuanya tidak berani maju.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu