Cinta Pada Istri Urakan - Bab 781 Untuk Apa?

"Sudah seperti ini, kamu masih ingin membantu Almora?" Tanya balik Alvin, "Kamu baik kepadanya, dia sama sekali tidak berterimakasih, malah begitu membencimu, mencelakaimu, untuk apa?"

Laras membantah: "Aku bukan mau membantunya, aku hanya murni merasa sangat sayang, seorang murid teladan yang masa depannya cerah, gadis polos dan cantik, kamu nodai seperti ini, aku merasa sedih untuk mamanya."

Alvin membantah lagi: "Masalah sama-sama mau, tidak termasuk aku menodai dia bukan?"

Laras: "Umur kamu ini sudah bisa menjadi papanya, kamu masih tidak malu?"

Alvin: "Adik kecil yang ingin naik ke tempat tidurku, yang lebih muda dari Almora pun ada, mereka yang ingin tidur denganku, apa yang harus aku tidak malukan?"

Laras menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar, mungkin, dia tidak mengerti dunia mereka.

"Kamu perhatian dengan dengan Almora, hanya akan membuatmu resah, jadi, jangan lagi mempunyai harapan padanya, dia bisa sampai tahap hari ini, tidak ada hubungannya denganmu, semuanya adalah pilihannya sendiri."

Laras tidak begitu mengerti, Alvin tampak sedang memarahinya, tetapi juga sedang mencerahinya, dia semakin penasaran, sebenarnya dia orang yang seperti apa?

"Dan juga, aku tau kamu sangat mengecualikanku, tapi, melihat atas karena kita saling mengenal, aku harus mengingatkanmu, kalau kamu ingin mama kamu baik-baik saja, jangan sering menghubunginya, paling baik jangan menghubunginya, jangan mengekspos hubungan kalian."

Laras tidak mengerti, "Kenapa? Mama bilang akan pelan-pelan memberitahu paman Jin."

Alvin sambil tersenyum dingin dan berkata: "Paman Jin?......Mungkin saja kamu tidak terlalu mengenal paman kelimaku, tapi, aku sangat mengenalnya, demi keamanan kamu dan mamamu, dengarkan perkataanku."

Laras semakin tidak mengerti, "Kenapa? Apakah Morales adalah siluman berbahaya?"

"Dia lebih menakutkan daripada siluman berbahaya."

"Kenapa? Bukankah kamu adalah keponakannya?"

"Aku adalah keponakannya, juga ketauan dirinya, jadi aku lebih mengenalnya, lebih mengenalnya daripada mamamu, dengarkan perkataanku, anggap saja demi mamamu."

Mata Laras penuh curiga, sejak menikah dengan Gavin, terutama sejak mendirikan usaha, dia sudah bertemu banyak orang, kekejaman kalangan orang kaya, dunia tempat kerja, dia sudah melewatinya, tapi hanya tidak mengerti melihat Alvin.

Mau bilang dia baik, dia mempermainkan wanita, menganggap hubungan sebagai mainan, tidak bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya sendiri, adalah seorang pria sampah.

Tapi mau katakan dia jahat, dia juga berulang kali membantunya.

"Kenapa?"

"Apa kenapa?"

"Aku tidak mengerti, kenapa kamu mau mengingatkanku? Kenapa kamu mau......membantuku?"

Alvin mengambil gelas teh memutarnya dua kali, melihat daun teh yang mengapung di tengah air hangat, ada sebuah rasa. Dia mengangkat gelas ke sudut bibirnya, menyisipnya pelan, melihat jalanan besar yang penuh mobil, berkata: "Aku sungguh sangat berterimakasih malam itu tidak memaksa, kalau tidak, aku sungguh tidak tau harus bagaimana menghadapi mama kamu."

Laras tau, dia sedang membicarakan kali itu yang dicelakai Almora.

"Kalau begitu, kamu mengakui sendiri ada bagian untuk mencelakaiku?"

"Iya, aku sangat ingin mendapatkanmu, aku mengakui, rasa sukaku padamu melebihi semua wanita disampingku, tapi, itu adalah sebelum hari ini. Kamu adalah putri kandung bibi kelimaku, aku kepadamu, tidak akan ada setitik rasa ingin lagi."

Laras melihat tatapannya tulus, tidak seperti sedang berbohong, "Bagus kalau begitu."

Alvin dengan tulus mengatakan lagi: "Aku berharap kamu tidak memberitahu mamamu hal ini, lepaskan aku, juga agar mama kamu tidak keberatan denganku."

"Baik, asalkan kamu tidak mengungkitnya, aku juga tidak akan membicarakannya, juga bukan hal yang patut dibanggakan." Laras menyetujuinya dengan cepat.

"Ada satu hal lagi......" Alvin sedang ragu mau mengatakannya atau tidak.

"Ada sesuatu cepat katakan, jangan menggantung."

"Mantan presdir grup Atmaja, Rama, siapa kamu?"

"Pamanku."

Alvin tersadar, "Maka benar, Maira kakak sepupumu bukan?"

"Benar, kenapa?"

"Rama dan Maira berdua sedang gencar merencanakan untuk bangkit kembali, kakak sepupumu Maira, lumayan ada cara."

"Apa maksudnya?"

"Aku hanya mengatakan yang aku tau......dia sudah mengajakku tiga kali."

Laras terkejut sekali, "Katakan yang jelas."

"Masih mau jelas bagaimana? Apakah mau aku menjelaskan padamu hal tentang suka sama suka antara pria dan wanita?"

"......" Detik itu, Laras tidak terlalu percaya, kakak sepupu yang dia tau, adalah seorang putri yang sangat sombong, bagaimana mungkin bisa terjatuh sampai naik ke tempat tidur Alvin?

"Dia sendiri yang datang mencariku, aku tidak ada memaksanya."

Laras melihatnya tidak senang, "Presdir Jin, jujur saja, aku merasa suatu hari kamu akan mati di tangan wanita."

Alvin tersenyum, "Itu adalah sebuah kebanggaan bagiku."

Laras: "......."

Alvin berkata lagi: "Aku hanya tau mereka sedang mencari investor, Maira seorang wanita, tidak ada andalan juga tidak ada sumber daya, dia hanya bisa mengandalkan kecantikannya. Dia harusnya sudah pernah mengajak sangat banyak orang, beberapa temanku secara pribadi sedang membicarakannya."

Laras emosi, "Aoa, kalian juga saling membagikan hal seperti ini?"

Alvin: "Bukan aku, aku tidak ada kegemaran seperti itu, tapi, ada sangat banyak pria bisa memamerkan hal seperti ini diantara teman-teman. Yang lebih tidak enak didengarnya, Maira sekarang adalah sesuatu disebar di lingkaran orang kaya......."

"Diam!" Laras memotong, dia sungguh tidak ingin menggantungkan kata-kata yang begitu kotor pada Maira.

Seharusnya, kehidupan Maira tidak akan buruk sampai bagaimana sekali, dia mempunyai 10% saham Blue City International, perumahan ternama di luar kota juga ada sebuah villa besar, harga pasaran bisa mencapai 200 miliar lebih.

Hanya ini saja, bisa membuatnya melewati hidup tanpa khawatir, juga bisa membiarkan paman dan bibi menikmati masa tua.

Beberapa waktu yang lalu dia juga mendengar Manda mengatakan kalau Maira ada membeli rumah di kota Dali, Sanya, dan beberapa kota lainnya, untuk paman dan bibi tinggal saat tua nanti.

Laras sangat curiga terhadap perkataan Alvin, "Apakah kalian salah orang? Keluarga pamanku sekarang sangat low profile."

Alvin: "Kalau itu aku tidak tau, aku tidak mengenal Rama, juga tidak pernah bertemu, dia mengatakan dia sendiri bernama Maira, adalah anak Rama satu-satunya."

"Anak satu-satunya?" Laras merasa sedikit kebetulan, "Itu pasti bukan, pamanku ada dua orang anak perempuan."

"Dia bilang dia mempunyai seorang adik perempuan, tetapi anak angkat."

"......" Laras bagaikan tersambar petir terkejut sampai nyalinya bergetar, sampai hari ini, tidak pernah ada yang membicarakan masalah keluarga Atmaja yang lalu, Manda sampai sekarang juga anak perempuan paman di dalam kartu keluarga, kalau begitu, yang tau jelas Manda adalah anak angkat, harusnya Maira orangnya tidak salah lagi.

Bibir Laras memucat, kepalan tangannya tidak berhenti bergemetar.

Paman dan bibi dipenjara selama 5 tahun, apakah keluarga mereka masih belum mendapatkan ajaran?

Atau paman dan bibi juga tidak tau sekarang Maira sedang apa, Maira sendirilah yang meminjam nama untuk bangkit kembali berteman dengan orang kaya?

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu