Cinta Pada Istri Urakan - Bab 167 Keluarkan Wibawamu Sebagai Nyonya Pradipta

Kesuksesan dan kegagalan disebabkan oleh faktor yang sama.

Gaun sutera asli mahal ini selain dapat menonjolkan dada Sandra yang sangat besar, namun di saat yang bersamaan, gaun ini juga harus menopang dadanya yang besar itu.

Seluruh bagian belakang gaunnya sobek, jadi sudah tidak bisa diperbaiki kembali.

Sandra tercengang dan serasa ingin meledak di tempat, wajahnya juga memerah, dia berteriak dan segera bersembunyi masuk ke dalam ruang ganti.

"Hahaha." Laras benar-benar ingin menahan dirinya untuk tidak tertawa, namun dia tetap tidak bisa menahannya, ini benar-benar instan karma namanya.

Gavin : "........" dia benar-benar merasa sedih untuk gaun itu.

Sedangkan manajer dan pelayan toko yang berada di samping malah saling melihat satu sama lain, gaun seharga 360 juta sobek saat sedang dicoba memakainya, customernya harus mengganti baju itu.

"Selain itu kalian berdua."

Manajer dan pelayan toko gemetar, mereka sangat takut sampai-sampai kedua kaki mereka terasa lemas.

Gavin menunjuk Laras yang ada di sampingnya lalu memelototi manajer dan bertanya : "Buka mata bodohmu itu lebar-lebar dan lihat dengan jelas, ini adalah orang atau hantu."

Manajer itu langsung berlutut dan bersujud sampai mukanya ke atas lantai untuk memohon ampun, "Nyonya Pradipta, maafkan saya, saya yang tidak bisa mengenali anda, mohon anda berbesar hati untuk mengampuni saya, saya masih mempunyai orang tua dan anak-anak yang bergantung kepada saya, saya benar-benar tidak bisa kehilangan pekerjaan ini, maaf, maaf."

Saat pelayan toko melihat manajer merasa takut sampai-sampai berlutut memohon pengampunan, dia juga ikut berlutut di atas lantai, "Nyonya Pradipta, maaf."

Laras menatap Gavin, Gavin menunjukkan sikap "terserah kamu mau bagaimana", dia menggeleng dan berkata : "Sudahlah, aku tidak ingin memperpanjang masalah ini lagi."

Manajer dan juga pelayan toko segera bersujud sampai ke lantai, "Terima kasih Nyonya Pradipta, terima kasih Tuan Pradipta."

Laras menarik lengan Gavin dan ingin pergi dari sana, tapi Gavin malah tidak bersedia, dia berteriak kepada pintu di depan ruang ganti, "Jika kamu masih tidak keluar juga, aku akan menendang pintu itu."

Begitu Sandra mendengarnya, dia mau tidak mau keluar dari sana.

Dia menunduk dengan sangat rendah sampai-sampai sudah hampir menempel ke dadanya, lalu dia melemparkan gaunnya kepada pelayan toko serta berkata dengan muram, "Gaun murahan apa ini, gaun sekali pakai saja?"

Karena ada Gavin, pelayan toko tidak berani membuka mulutnya untuk meminta Sandra mengganti gaunnya.

Dia hanya dapat diam-diam melihat ke arah manajer untuk memohon bantuan darinya, gaun ini keluar dari tangannya lalu rusak saat sedang dicoba, jika pembelinya tidak mau menggantinya, maka dialah yang harus bertanggung jawab untuk menggantinya.

360 juta, bagaimana dia bisa menggantinya?!

Namun manajer juga tidak berani berkata apapun, biar bagaimanapun Sandra adalah saudara keluarga Pradipta.

Wajah Gavin masih terlihat emosi, dia tidak basi-basi lagi dan langsung berkata : "Minta maaf kepada kakak iparmu, jangan sampai aku mengatakannya sekali lagi."

Sandra gemetar dan segera berkata, "Maaf."

"Katakan sekali lagi sambil lihat kakak iparmu, katakan dengan benar! Bahkan minta maaf saja harus diajari, sebenarnya kamu itu diajari atau tidak oleh orang tuamu?"

Sandra sudah hampir menangis, air matanya sudah berada di pelupuk matanya, dia berjalan ke hadapan Laras dan mendongak serta menatapnya, lalu dia berusaha untuk menahan semua rasa tidak relanya dan berkata : "Kakak ipar, maaf, aku salah, aku berharap kamu bisa memaafkan ketidaktahuanku."

Meskipun bibirnya berkata seperti itu, namun hatinya benar-benar penuh dengan kebencian.

Laras, suatu hari nanti, kamu pasti akan jatuh ke dalam tanganku, suatu hari nanti!

Alur ceritanya berbalik terlalu cepat, Laras masih belum sempat mencernanya dengan baik, sebenarnya dia juga adalah orang yang tidak bisa dikerasi, keras akan dibalas keras olehnya, namun jika dia bertemu dengan orang yang bersikap lemah di hadapannya, dia tidak bisa marah sama sekali.

Telapak tangan Gavin yang besar tiba-tiba menopang punggungnya dan menggunakan tatapan matanya untuk mengisyaratkan--"Keluarkan wibawamu sebagai seorang Nyonya Pradipta."

Laras menarik nafas dalam-dalam lalu membusungkan dadanya serta berkata : "Untung saja orang yang kamu temui hari ini adalah kami, jika kamu bertemu dengan orang lain yang mempunyai pengaruh yang cukup besar, pasti kamu sendiri yang akan rugi karena sikapmu yang seperti ini."

"Emm, aku mengerti." Sandra menangis tersedu-sedu, bibirnya mengaku salah, namun hatinya malah merasa sangat benci dan tidak terima.

"Sudahlah, sudahlah, aku sudah tidak mood lagi, suamiku, ayo kita pergi."

Setelah itu Laras dengan alami memeluk pinggang Gavin dan mendorongnya keluar dari sana.

"Tidak mau beli baju lagi? beberapa baju itu lumayan, kamu tidak mau mencobanya?"

"Tidak mau, pergi ke toko lain saja."

"Ya sudah."

Gavin menoleh ke belakang dan melihat Sandra juga mengikuti mereka keluar dari sana, "Kak Gavin, aku sangat mengenal tempat ini, bagaimana jika aku membawa kalian berkeliling?"

Kemudian dia melihat Laras dan tersenyum serta berkata dengan mata yang berkaca-kaca : "Kakak ipar, aku tahu satu toko yang sangat cocok untukmu, aku juga merupakan pelanggan VIP toko itu, bisa ada diskon, bagaimana jika aku membawamu ke sana?"

Tanpa menunggu persetujuan Gavin dan Laras, Sandra secara spontan langsung menggandeng lengan Laras yang satu lagi dan berkata dengan gembira : "Ayo kita jalan."

Manajer dan pelayan toko benar-benar ingin menangis, 360 juta, meskipun dia menggadaikan seluruh miliknya, dia tetap tidak mampu menggantinya.

"Tunggu sebentar," Gavin tiba-tiba berkata, "Kami lebih suka berjalan-jalan sendirian."

Jantung Sandra seketika itu juga berhenti berdetak, dia sedang ingin menggunakan alasan ini untuk menempel kepada mereka, namun dia kembali mendengar Gavin berkata : "Kamu yang sudah merusakkan gaun itu, memangnya kamu tidak usah menggantinya?"

Begitu pelayan toko mendengarnya, bagaikan sudah menemukan harapan terakhirnya, dia langsung bergegas keluar, "Nona Sandra, tadi anda berkata dengan sangat jelas kalau anda mau membeli gaun ini."

360 juta juga bukan jumlah yang kecil, Sandra ingin lari dari tanggung jawab, "Siapa yang bilang setelah mencobanya maka harus membelinya? Memangnya ada peraturan seperti ini?"

Pelayan toko merasa ingin menangis, bukankah ini jelas-jelas namanya ingin lari dari tanggung jawab, dia benar-benar tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu tidak tahu malu sepertinya, "Tapi meskipun anda tidak mau membelinya, gaun ini rusak karena anda sudah mencobanya, tuan Pradipta......"

Wajah Gavin yang dingin dan angkuh membuat orang yang melihatnya gemetar, pelayan toko hanya menatap ke arahnya saja, namun langsung tidak berani mengatakan apapun karena takutnya.

Dia kembali memberanikan dirinya menatap Laras, "Nyonya Pradipta......"

Gavin segera menggantikan Laras untuk menjawabnya, "Tidak ada hubungannya dengan kita, ayo kita pergi."

Sandra : ".........."

Gavin sudah menunjukkan sikapnya dengan sangat jelas, dia tidak mau ikut campur, jadi manajer dan pelayan toko segera menahan Sandra.

Demi sebuah gaun rusak dia harus mengeluarkan uang sebanyak 360 juta lebih, Sandra benar-benar merasa tidak rela, "Kak Gavin, kak Gavin......"

Gavin menghentikan langkahnya lalu menoleh.

Sandra merasa sangat gembira, dia sudah tahu kalau kak Gavin pasti tidak akan tidak mempedulikannya begitu saja, tadi dia hanya ingin memberikannya sedikit pelajaran saja, hanya untuk menakutinya saja.

Namun dia tidak menyangka kalau Gavin malah berkata dengan dingin : "Bisnis adalah bisnis, jika dia tidak bisa membayarnya, maka lapor polisi."

Sandra : "........."

Manajer dan pelayan toko diam-diam merasa gembira, mereka langsung menarik Sandra kembali ke dalam toko.

Mereka ribut cukup lama dikarenakan hal ini, Sandra sama sekali tidak bersedia membayarnya, akhirnya dia menelepon ibunya untuk meminta bantuan, ibunya lalu menelepon Rendra untuk meminta bantuan, lalu Rendra menelepon Aaron, karena pusat perbelanjaan ini berada di bawah naungan Grup Pradipta, akhirnya setelah Aaron membuka mulutnya, barulah dia harus membayar ganti ruginya dengan setengah harga saja.

Namun sejak saat itu Sandra masuk ke dalam daftar hitam, dia selamanya tidak boleh masuk ke dalam pusat perbelanjaan itu lagi.

Pusat perbelanjaan yang berada di bawah naungan Grup Pradipta sangat luar biasa, mereka sangat melindungi pelanggan, namun tidak akan membiarkan pelanggan bertindak seenaknya.

Setelah makan siang, Gavin mendapatkan informasi mengenai hasil akhirnya dari Aaron.

Bukannya dia ingin tahu juga, hanya saja Aaron menelepon dan menanyakan keadaan Laras, apakah dia baik-baik saja.

"Apakah kakak iparmu adalah tipe orang yang perhitungan seperti itu?"

"Hari ini kebetulan ada waktu, nanti aku mau menemaninya menonton film."

"Emm, sampai jumpa lain waktu."

Saat melihat Gavin sudah menutup teleponnya, Laras bertanya dengan penasaran : "Jadi kakak pertama sendiri yang meminta pertolongan kepada kakak ketiga? Sandra benar-benar hebat sekali, kakak pertama bersedia melakukannya?"

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu