Cinta Pada Istri Urakan - Bab 162 Setiap Orang Pasti Mempunyai Kelemahan

Markas Besar Pasukan Khusus Serigala.

Hari ini, matahari cerah, angin musim semi bertiup pelan, taman bermain dilembah kupu-kupu, 7 orang tersangka sedang berjemur ditempat yang telah ditentukan.

Setiap tawanan diantar ke lembah kupu-kupu, pasti adalah tersangka penting yang sudah melakukan kejahatan besar dan kasusnya belum ditutup, setiap tangan tersangka diborgol, dibelakang setiap tersangkan ada dua orang tentara yang bersenjata yang menjaga.

Sekarang, sedikit kehangatan matahari ini menjadi satu-satunya kemewahan yang mereka miliki disisa hidup mereka.

Navi duduk diatas kursi roda, badannya sekurus unggas, seperti orang tua sekarat yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Navi pernah menjadi seseorang yang ambisius dalam peperangan, di Myanmar dan Vietnam, selalu ada "tempat untuk berdiri", bahkan di padang rumput afrika sekalipun, juga ada prestasinya yang luar biasa.

Sekarang dia adalah buronan internasional, kejahatan yang terlibat ada perdagangan narkoba, penyelundupan senjata, pencucian uang, perdagangan anak dan wanita, dan lainnya, setiap kejahatan bisa dijatuhi hukuman mati.

Setelah dia ditahan, polisi Myanmar juga berkali-kali meminta agar dia dipulangkan kesana, yang dia lakukan di Myanmar tidak hanya perdagangan narkoba, juga kejahatan perang dan kejahatan anti damai, semuanya bisa dijatuhi hukuman mati.

Mata lesu Navi melihat kearah jendela sel, didalam sana, teman lamanya - tuan Black dikurung.

Sebenarnya tuan Black hanya menggantikan orang menjual nyawa saja, semua kesalahan juga sudah diakui, tidak perlu tinggal disini, tapi, dia adalah pengidap AIDS, penjara tidak menerimanya, karena dia adalah tersangka yang penting, rumah sakit juga tidak menerimanya, jadi hanya bisa tinggal disini.

Tuan Black seharian tidak mengeluarkan sepatah kata pun, terkadang makanan yang diantar juga tidak dimakan, tetapi obat yang diberi dokter masih dia makan, bagaimanapun, manusia takut dengan sakit dan mati.

Dari luar terdengar suara mobil, lalu, pintu terbuka, Gavin membawa beberapa orang dari luar masuk.

Mereka menggunakan seragam tentara, tubuh mereka tinggi besar, wajah mereka dingin, terutama pemimpinnya Gavin, semasuknya dia, suhu disekitar langsung turun beberapa derajat.

Navi yang duduk di kursi roda, dari kejauhan melihat Gavin, karena ketakutan badannya tidak bisa berhenti untuk gemetar, sampai-sampai kursi rodanya pun ikut bergetar.

Gavin melirik dia sebentar, langsung berjalan masuk ke gedung besar.

Sebenarnya jarak keduanya sangat jauh, ditengah masih ada pagar besi yang memisahkan, tapi ketakutan Navi terhadap Gavin, sudah masuk sampai ke tulang-tulang.

"Bau apa ini kenapa bau sekali?"

"Hormat, yang duduk di kursi roda kencing."

"Ketakutan sampai kencing celana?"

"Hahahaha."

Beberapa diantara tersangka sedikit ribut.

"Semuanya jangan ribut, diam."

Sekejap dalam ruangan itu langsung hening, keheningan ini, membuat suara cicitan kursi roda lebih terdengar, membuat Navi yang gagal menahan kencing lebih malu.

Di ruangan interogasi, Gavin dan Weiner duduk didepan layar besar, diatas layar tersebut, tertampil tuan Black dengan pandangan kosong yang dikurung disel terisolasi, memperbesar wajah tuan Black, tampak lebih suram.

Gavin mengeluarkan sebuah flashdisk dan menyerahkan ke orang disebelahnya, memerintah: "didalam ada video, putar kasih dia lihat."

Tidak lama, layar di sel, terputar sebuah video, tuan Black yang awalnya tampak suram, pelan-pelan bereaksi.

Didalam video, rombongan Gavin datang ke desa kecil perbatasan antara China dan Myanmar, kamera yang goyang menangkap sebuah rumah kecil yang kumuh.

"Dimana? Ini dimana?" Tuan Black membesarkan matanya bertanya, dia tidak berani percaya itu adalah rumahnya sendiri, "Gavin Pradipta, kalau kamu menyakiti mamaku, aku jadi hantu pun tidak akan melepaskanmu.

Suasana hati taun Black sangat panik, tiba-tiba bangkit dan melompat ke depan layar itu, menepuk dan berteriak, "Gavin Pradipta, keluar kau, hal yang aku lakukan aku yang tanggung jawab, tidak ada hubungannya dengan mamaku, dia tidak tau apa-apa......Gavin, aku jadi setan pun tidak akan melepaskanmu, keluar kau......"

Saat ini, pintu kayu pendek dilayar terbuka, muncul wajah tua yang ramah itu, membuat tuan Black jatuh kelantai dan berlutut, "Ma......."

Dalam waktu yang singkat, dia langsung menangis tersedu-sedu.

Itu adalah ibunya yang dia tinggalkan begitu lama, diwaktu pertama, dia berlutut dan bersujud berkali-kali, seperti benar-benar bersujud dihadapan ibunya.

"Ibu, mereka adalah tim pembantu kemiskinan, datang melihat kamu." Yang bicara adalah kepala desa, dialeknya sangat lokal, "Juga membawakan sangat banyak barang bagus kepadamu, lihatlah, mereka sudah membawakannya kedalam."

"Aiya, terimakasih terimakasih, sini, masuk......rumah kecil, tidak ada tempat duduk, maaf sudah memalukan......"

Dialek lokal yang familiar masuk ketelinga tuan Black, membuatnya tenang, menahan nafasnya, matanya tidak bekedip melihat video.

Walaupun kamera sangat goyang, tapi gambaran sangat jelas, Gavin membawa beberapa tentara ke rumahnya, tidak hanya memberikan uang dan barang, juga memperbaiki rumahnya, dia melihat sampai bodoh.

Terakhir adalah video ibunya, rambut ibunya penuh uban tampak dari bawah kamera, wajah itu sama seperti kulit pohon, kerutan yang seperti diukir dengan pisau, matanya keruh banyak berubah.

Ibu duduk didepan halaman, menghadap ke kamera, seperti melihat anaknya sendiri, dia berkata: "Ayong, mama tau kamu bekerja diluar sangat sibuk, kalau kamu terlalu capek terlalu susah, pulanglah, rumah ada tunjangan subsistens, ada bantuan pemerintah, kehidupan tidak ada masalah."

"Kamu selalu bilang mau mencari banyak uang membawa seorang istri pulang, beberapa tahun ini aku lihat aku juga tidak begitu banyak uang, kamu sudah tua tidak kecil lagi lho, mama juga hidup tidak berapa lama lagi, mama tidak ada permintaan apa-apa kepadamu, hanya berharap kamu bisa pulang cepat."

"Ayong, mama tau, kamu diluar ada berbuat hal yang tidak baik ya? Kalau ada melanggar hukum, terimalah hukuman dan berubah, mama tidak meminta kekayaan, hanya minta kamu bisa sehat dan aman."

"Ayong, dirumah hanya ada mama seorang, kamu cepat pulang."

Mungkin dihadapan sekelompok anak kecil dia merasa malu, orang tua itu berbicara di sepanjang video sambil tertawa, sampai kalimat terakhir tangannya menyeka matanya, tetapi wajahnya masih terpampang senyuman.

Wajah tuan Black saat ini sudah penuh dengan air mata, masih berlutut tidak mau berdiri.

Sepanjang video, Gavin dan yang lain melihat dari ruangan lain, seseorang tidak peduli seberapa darah dingin, keluarga selalu menjadi kelemahan mereka.

Layar ditengah pelan-pelan naik, dari tembok kaca yang tembus, bisa saling melihat satu sama lain.

Gavin yang masih duduk tampak serius, memandang pria yang masih berlutut itu dengan pandangan yang tajam, nada bicaranya juga sangat dingin, dia berbicara dengan pelan: "Kamu pantas meangis, kamu pantas bersujud kepada mamamu, karena perbuatan jahatmu menyebabkan mamamu sekarang hidup kesepian. Tapi, mamamu masih bahagia, setidaknya hidupnya tenang, apa kamu ada memikirkan keluarga yang kamu racuni? Ibu dari orang itu, kehilangan anaknya, kehilangan harapan, melewati sisa hidupnya dalam kesedihan sampai mati, apa kamu ada memikirkan mereka?"

Tuan Black berlutut, mengangkat kedua tangannya memohon padanya, "Kamu jangan bilang lagi, jangan bilang lagi......Aku sudah mendapatkan karmaku, tolong lepaskan aku."

"Melepaskanmu? Heh, berharap sekali kamu, melepaskanmu, Tuhan saja tidak setuju. Kalau kamu masih ada sedikit hati nurani, bagus-bagus bekerja sama dengan kamu, anggap melakukan kebajikan untuk mamamu."

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu