Cinta Pada Istri Urakan - Bab 621 Menginap

Turun dari mobil, Aaron dengan terpaksa mengeluarkan senyuman, " Kamu juga disini ya."

Tasya kedepan merangkulkan lengannya, dengan manis menerima tas kerja dari tangannya, seperti seorang istri yang baik, "Ehm, bibi memanggilku datang, dan berkata hari ini kamu tidak lembur."

Aaron tersenyum sedikit segan.

Tasya setengah manja setengah serius dan berkata : "Jika bibi tidak menelponku, apakah kamu akan menelponku ?"

"iya, Hehe."

"Hem, sedikitpun tidak ikhlas, aku sudah marah."

"... "

"Haha, hanya bercanda denganmu, sudah beberapa hari tidak bertemu denganmu, hanya ingin dengan bersamamu berdekatan."

Senyuman Aaron sangat tegang, Bagaimanapun tidak bisa santai.

Terhadap Tasya, Dia lebih banyak merasa bersalah, dia sangat baik, semuapun baik, hanya saja, dia tidak mencintainya.

Akhir-akhir ini berita entertain tidak lagi adanya kabar dari Suli, Sekarang Suli sudah gagal, dijuluki oleh media yang buruk sebagai "ratu gagal".

Dunia Entertain adalah seperti ini, kecuali kamu selalu sukses dan mulus, jika tidak, akan dijelek-jelekkan dan dihina.

Dikarenakan adanya Wildhan Hirawan maka Suli, boleh dibilang sudah rusak nama baiknya.

Dia bukan hanya menyinggung Sutradara Zhang dan Produser Liu, dan juga banyak menyinggung investor, Sutradara Zhang dan Produser Liu memiliki pangkat di dunia entertain, para investor adalah sumber duit, dikarenakan masalah ini, menyinggung seluruh dunia entertain, sehingga untuk kedepannya siapa lagi yang berani menggunakan Suli ?

Ini bukanlah yang utama, Aaron lebih khawatir dirinya.

Suli tidak ada lagi kabarnya, hati semakin gelisah, apakah dia menutup diri di rumah dari dunia luar ? apakah dia akan depresi ? dia, apakah tidak masalah ?

Tetapi, sekarang Aaron tidak bisa berbuat apapun, karena dia dibawah cahaya, setiap gerak gerik akan diperbesar.

Terkadang dia tidak tahan lalu menelpon kepada Vero ataupun Laras, ingin bertanya kabar Suli, tetapi mereka seperti sudah janjian, menjawabnya dengan jawaban yang sama,,, dia sangat baik, kamu jangan mengganggunya lagi.

Suli baik-baik saja ? Aaron begitu khawatir, begitu menderita, atas dasar apa Suli bisa baik-baik saja?

Jika melepaskan pekerjaan, Otak Aaron langsung muncul Suli, meskipun sekarang adanya tunangan yang terlihat manis dan sopan, dia juga tidak bisa mengontrol untuk tidak berpikir tentang dirinya.

"Aaron, Tadi Paman bertanya kepadaku apakah ingin bekerja di perusahaan Pradipta, sebenarnya ayahku juga pernah bertanya kepadaku ingin bekerja dimana, aku menjawab belum terpikir, aku merasa jika kita berdua sama-sama bekerja, ada baik dan buruknya, sekarang aku pasti ingin selalu bersama denganmu, kalau bisa setiap hari bertemu kamu, tetapi aku tahu bersama bekerja suatu saat pasti akan ada konflik, aku khawatir dikarenakan masalah pekerjaan akan merusak hubungan kita.” Tasya sambil berkata, lalu baru mengetahui bahwa Aaron sama sekali tidak mendengarnya, dia seperti sedang memikirkan masalah lain, terasa berat hati.

"Aaron, Bagaimana menurutmu ? Kamu menyukaiku menemanimu bekerjakah ? Aaron, Aaron ?"

"Ehm ?" Aaron akhirnya tersadar, segan dan bingung melihatnya, "Maaf, apa yang tadi kamu katakan ?"

Didepannya, Raut wajah Tasya terlihat polos dan penuh senyuman, akan tetapi didalam hatinya, dia sudah sangat emosi... Aaron apakah kamu tidak pernah meletakkanku didalam hati.

Dia dengan bersabar mengulang percakapannya, lalu menanyakan pendapatnya, "Menurutmu bagaimana ?"

"Kamu baru saja tamat tidak lama, di rumah istirahat sementara waktu, tidak perlu memaksa sendiri begitu capek, bekerja itu capek."

"Tetapi aku sudah cukup istirahat, jika masih beristirahat lagi akan tidak ada waktu untuk bekerja lagi, setelah itu menikah, lalu melahirkan anak, lalu membawa anak, saat itu aku lebih fokus ke kamu dan anak, mana mungkin ada lagi tenaga untuk bekerja ?"

"... " Aaron terdiam, menikah, melahirkan anak, seperti masalah yang masih lama.

"Jadi aku hanya ada waktu ini untuk merasakan apa itu bekerja, jika kamu tidak merasa merepotkan, kalau begitu, aku pergi ke tempatmu bekerja ? kamu memberiku pekerjaan dari dasar saja."

Aaron dengan segan memutarkan topik, "Aku dan ayahku membahasnya lagi, lebih baik bertanya lagi pendapat ayahmu."

"Baiklah, kalau begitu aku tunggu kabar kamu."

Makan malam sangat sunyi, Aaron tidak berkata apapun, Aswina beberapa kali bertanya dia, dia hanya menjawab dengan kata "Ehm" "Oo" "Aa",topik sama sekali tidak bisa dilanjutkan.

Aswina melihat anak seperti tidak senang, lalu mengarahkan topik ke Tasya, dia dengan gembira mengambilkan lauk untuknya, dan berkata : "Tasya, hari ini kamu tidak perlu pulang, Kamar Aaron semua barang pun ada, aku telah menyediakan 2 set untuk kalian."

Tasya mukanya memerah, malu tersipu-sipu, "Kalau begitu aku bertanya kepada ibuku."

Aswina tersenyum dan berkata : "Aku sudah menyapa dengan ibumu, ibumu sangat setuju, Aaron, setelah selesai makan, bawa Tasya ke lantai atas melihat, Jika masih kurang apa aku bisa memanggil bibi untuk menyediakan."

Tidak menunggu Aaron berkata, Tasya lalu menggelengkan kepala dan berkata "Tidak perlu merepotkan, aku tidak begitu susah, ketika diluar negeri bersama teman pergi kemping, 2 pasang pakaian bisa untuk 1 minggu."

Mata Aswina menerang, "Aa, kamu juga pergi ke kemping ? Beneran ?"

Tasya : "Iya beneran, diluar negeri sangat bebas, tidak seperti dalam negeri, dibawah penjagaan ayah dan ibu, dijaga dengan ketat."

Aswina tersenyum, lebih memuaskan melihat menantu ini, tidak berpura-pura, "Aaron ketika berumur belasan / 20 tahun juga sering kemping, lalu setelah bekerja tidak ada waktu lagi, aku melihat kalian sangat cocok berbagai hal, jurusan sama, kawasan lingkaran juga hampir sama, sekarang hobi juga sama, dan juga, Aaron seperti kamu, merasa orang rumah terlalu ketat, merasa kami banyak aturan."

Tasya mukanya memerah, "Tidak, tidak, aku tidak mengejek kalian mengaturnya dengan ketat, aku... aku bukan bermaksud begitu."

Aswina : "Tidak apa-apa, seluruh orang tua itu sama, tunggu kalian sudah mempunyai anak sendiri, pasti akan mengerti kami. Kamu sudah melihat rumah baru, Setelah kalian menikah sendiri tinggal, hidup berdua, tunggu kelak mempunyai anak, ingin tetap tinggal di rumah baru, atau pulang kesini, terserah kalian. Kalian memerlukan kami, Kami pasti ada, kalian tidak memerlukan kami, kami pasti pergi menjauh."

Tasya selalu memerah mukanya, dia juga sangat menantikan pernikahan dia dan Aaron.

Aswina terus berlanjut berkata : "Kami dan orang tua kamu semua sama, semuanya mengharapkan kalian hidup bahagia, Keluarga kami berdua semua memiliki anak tunggal, setelah kalian menikah, akan menjadi 1 keluarga, kami orangt ua berempat, secara ikhlas dan tulus mengharapkan demi kalian. tetapi, bagaimanapun kalian berdua, ataupun kami, hubungan suami-istri, menantu, suatu saat akan adanya keluhan, tetapi tidak masalah, keluarga siapa yang tidak ada keluhan selama hidup, jika terjadi konflik, hati fokus keluarga saja sudah cukup."

Tasya hatinya merasa hangat, sangat terharu, "Baik bibi, aku akan mengingatnya."

Tasya dibawah meja makan menarik sudut baju Aaron, "Bagaimana dengan kamu ? Sudah ingat ?"

Aaron berkata dengan logat biasa : "Aku juga mengingatnya."

Aswina : "Ehm, Baguslah kalau sudah mengingat, sudah, kalian pasti tidak menyukai omelan dariku, selesai makan langsung naik ke atas, tidak perlu menemani kami."

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu