Cinta Pada Istri Urakan - Bab 71 Kamu Itu Macan Betina (1)

Laras dengan cepat bergerak turun ke bawah, Rendra memanjat ke sana, kakinya tidak menginjak, hanya menggunakan kekuatan tangan bergelantung pindah ke sana.

Pria itu melindungi Manda yang kecil di depan dadanya, satu tangannya yang kokoh dan juga bertenaga mencengkram ikat pinggang keselamatan yang ada di pinggang wanita itu.

“Pak Walikota, kamu hati-hati, terlalu berbahaya kamu ini.” Orang yang berteriak itu adalah orang yang naik bersama Rendra untuk menyelamatakan orang, Rendra cemas akan Manda, dan yang paling dikhawatirkan pria itu adalah Rendra.

“Bersandar ke badanku, aku akan membawamu turun ke bawah.” Rendra berkata ke Manda.

Suara pria itu rendah berat dan juga serak kuat dan juga bertenaga, dalam hati Manda yang sudah di ujung ledakan seakan tersinari sebuah pancaran sinar matahari.

Dia merasakan seakan di belakangnya ada sebuah gunung besar yang bisa melindunginya saja, dia perlahan-lahan membuka celah, hanya kelihatan seorang pria di belakangnya, di dahi pria itu ada butiran-butiran kecil keringat yang keluar karena sangat mengerahkan tenaga ini.

“Ayo bersandar ke badanku, cepat, jangan takut.” Rendra mengigit bibir, tangannya mulai gemetaran, takutnya tidak bisa menahan berat satu orang terlalu lama lagi.

Manda saat ini sudah mati rasa bak kayu, tidak berani bergerak, juga tidak bisa bergerak.

“Cepat!” Suara ini terjatuh, hampir bersamaan dengan Rendra melepaskan tangannya langsung memeluk Manda, sekali sepasang kaki Manda melayang di udara, keluar lah suara jeritan, orangnya hampir saja pingsan lemas.

Petugas di bawah sana dengan sekuat tenaga menarik memegangi tali keselamatan, Rendra dan Manda perlahan turun, hingga dengan selamat mendarat.

Semua orang pun mengerumuni, Laras juga sudah turun, hal yang pertama dilakukannya adalah langsung memeluk Manda, “Manda kamu tidak apa-apa kan?”

Manda lumpuh terduduk di lantai, tubuh tidak henti-hentinya gemetaran, orang biasa kemungkinan tidak bisa merasakan ketakutan orang yang takut ketinggian, ketakutan terhadap ketinggian mereka ini adalah perasaan yang tidak dapat diatasi oleh diri mereka sendiri, dan ini adalah sebuah penyakit. Dan ketika melompat ke bawah seketika itu terbang bebas ke bawah membuatnya lebih trauma lagi, walaupun itu hanya sesaat saja.

Muka Manda pucat, matanya berkunang-kunang sampai tidak bisa membukanya, sampai-sampai ada rasa mau muntah, dan terus menerus merasa mual.

Gedung panjat batu tiba-tiba kemasukan segerombolan orang yang tidak sedikit, menghadang di depan Laras dan Manda, pria itu melepaskan perlengkapan keselamatan, berkata: “Aku tidak apa-apa, tapi tidak tahu nona ini ada apa-apa tidak, siapa yang bertanggung jawab di sini?”

Seorang pria paruh baya yang mengenakan jas yang berkelas tinggi dengan terikat dasi berwarna merah tua, dengan takut berdiri keluar, “Saya, Pak Walikota.”

Rendra mengambil perlengkapan keselamatan dan menghempaskannya ke depan penanggung jawab, mengintrogasi berkata: “Tali keselamatan sekecil ini 5 tahun yang lalu sudah tidak bisa dipakai lagi, tidak berefek untuk mengurangi kecepatan, turun mendarat semuanya bergantung ke kekuatan sendiri, gimana kalau kalau tidak sempat menarik dan menghentikannya? Bisa ada korban!”

“Iya iya iya.”

“Adalagi, ada apa dengan petugas di sini orang sudah berdiri lama sekali di sana, kenapa tidak naik menyelamatkannya, kalian ini sebenarnya bisa tidak memanjat batu? Ada tidak pengalaman tentang pertolongan pertama?”

Semakin mengatakan Rendra semakin marah, “Adalagi, gedung panjat batu sebesar ini rambu-rambu peringatan keselamatan pun satu pun tidak ada, sampai perlengkapan mendasar decker keselamatan lutut pun tidak ada, kasur penyelamat juga tidak ada, kalian ini sebenarnya bagaimana kalau seperti ini apa bisa lolos dari pemeriksaan? Siapa yang mengizinkan kalian membuka pintu menerima tamu? Siapa penanggung jawab ini? keluar!”

Tidak menyangka Rendra bisa menginterogasi langsung di TKP, sampai-sampai untuk melakukan manipulasi alasan atau menutup-nutupi saja tidak sempat.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu