Cinta Pada Istri Urakan - Bab 442 Terlebih Dulu Dia Adalah Seorang Tentara

Pandu tidak seperti biasa menyetirkan mobil ke kediaman Gavin, tapi mengantarkan Laris ke mansion tua keluarga Pradipta, Laras takut, tidak berani banyak berbicara.

Masih belum masuk pintu, sudah mendengar suara tangisan di dalam rumah, nenek dan mertuanya sedang menangis, Laras dengan takut bertanya kepada Pandu, "Terjadi sesuatu kepada papa?"

Bibir Pandu merapat, memendam sampai wajah dan lehernya memerah, wajahnya tampak sangat menderita.

Setelah masuk kedalam, Laras melihat Alan masih terduduk baik di sofa, tanpa sadar hatinya membeku, bukan mertuanya yang kenapa-kenapa, lalu apa yang sedang ditangisi mertua dengan nenek?

Sedang menangisi apa?

Sebelah kaki Laras masuk ke pintu besar keluarga Pradipta, satu kakinya lagi malah berhenti di luar pintu, bagaimana caranya pun tidak berani masuk kedalam.

Hanya mendengar mertuanya sambil menangis dan berteriak: "Anakku, setiap kali pulang kerumah dengan selamat, kali ini bagaimana mungkin tidak selamat? Aku tidak percaya, aku tidak percaya anakku sudah meninggal......."

Mata Laras membesar, jantungnya seperti menghilang sebagian, tanpa persiapan, kesedihan yang besar keluar dari jantungnya, langsung menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Pasti salah, sudah salah, anakku, anakku satu-satunya." Anna menangis sampai tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, menuju kearah Allan dan memukulnya, "Karenamu, semua karenamu, kembalikan anakku, kamu kembalikan anakkku, kembalikan......."

Dibandingkan dengan nenek dan mertuanya, Allan sangat memaksakan dirinya untuk tenang, matanya memerah, bibirnya merapat, melihat istrinya yang sangat menderita, mengulurkan tangannya menariknya masuk kedalam pelukannya, tidak mengatakan apapun, seperti menghibur anak kecil menepuk pundaknya.

Laras semakin tidak berani masuk kedalam, dia lebih memilih tidak mendengar apa-apa, tidak melihat apa-apa.

Nenek melihat Laras datang, dengan bantuan pelayan, dia berjalan dengan oleng, tangannya yang gemetaran menarik tangan Laras, dengan tersedak berkata: "Gadis, Gavin sudah tidak ada, sudah tidak ada."

Nenek memeluk Laras, Laras seperti boneka kayu, tidak menangis, tidak berbicara, hanya matanya yang melotot, sebuah air mata sebesar biji mengalir dri sudut matanya.

"Laras, kamu bicara, Laras? Gadis? Gavin sudah tidak ada."

Nenek dengan satu kata demi satu kata mengingatkannya, dia semakin seperti ini, nenek semakin sedih, "Gadis, gadis?......" Kedua kaki nenek melemah, pandangannya menggelap, dengan begitu langsung terjatuh didalam pelukan Laras.

Laras dengan otomatis memeluk nenek, para pelayan langsung kesana mengangkat nenek.

Nenek diangkat berbaring diatas sofa, umurnya sudah tua, dan juga kesedihan yang berlebihan, dia menutup matanya sambil memanggil "Gavin", sangat ingin pergi bersama cucunya.

Laras berdiri dikejauhan, secara naluriah menolak untuk bergabung dengan pasukan tim mereka, Gavin tidak mungkin mati, dia adalah dewa di kemiliteran, ketika dia diserang dia akan mengalahkan mereka, ketika dia menyerang dia pasti akan menang, Laras dengan matanya sendiri pernah melihat Gavin berperang tembakan dengan puluhan tentara bayaran, juga sudah merasakan sendiri Gavin menolongnya dari dewa kematian, orang yang begitu hebat, mana mungkin mati? Dia tidak percaya.

Seluruh orang dirumah sedang menangis, sangat banyak pelayan di mansion lama sudah bekerja puluhan tahun dengan keluarga Pradipta, semuanya melihat tuan muda tumbuh besar, hari ini mendapatkan berita buruk ini, sama seperti kehilangan anak sendiri.

Allan sebagai kepala keluarga, harus menghibur istrinya, juga menghawatirkan mamanya, dia tidak boleh membiarkan perasaannya runtuh, dia harus mendukung gambaran yang begitu besar.

"Laras, kamu kemari." Allan memanggilnya.

Kedua kaki Laras seperti dipalang besi, selangkah demi selangkah dengan berat diseret, dia saja tidak tau bagaimana dirinya bisa berjalan ke hadapan mertuanya.

Allan dengan menderita mendalam berkata: "Siang ini mendapatkan kabar, Gavin mengorbankan diri dalam kobaran api pada saat mengejar penjahat, ini adalah surat wasiat yang dia tinggalkan, dalamnya ada sebuah surat untukmu."

Kedua kaki Laras tidak sanggup menahan, langsung terduduk diatas lantai, pelayan ingin mengangkatnya, malah dihentikan olehnya.

"Kenapa ada barang ini?" Dia bertanya dengan tidak mengerti, "Apakah dia tau kalau dia akan mati? Kalau tau akan mati kenapa masih pergi?"

Allan menggeleng, "Setiap kali sebelum mereka bertugas, akan menuliskan surat wasiat dulu, kalau kembali dengan selamat, maka surat wasiat akan dihancurkan, kalau tidak bisa kembali dengan selamat, surat wasiat dan benda wasiat akan diserahkan kepada orang yang ingin dia serahkan."

Laras: "Kalau begitu bukankah jelas tau mati tapi masih pergi?"

Allan meninggikan suaranya: "Pasti ada orang yang harus pergi, dia ada tentara."

"Tapi dia adalah anakmu," Laras blak-blakan, "Bukankah anda sangat hebat? Apa tidak bisa lebih menjaganya sedikit?"

"Dia adalah anakku, tapi terlebih dulu dia adalah seorang tentara."

Laras: "......"

Laras sangat menderita sampai tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata, dia tidak bisa tenang seperti mertuanya, juga tidak bisa mengerti keadilan dan ketransparan mertuanya yang seperti ini, dia hanya tau, pria yang begitu memanjakannya, sudah mati.

Allan menyerahkan surat itu kehadapannya, selain ada surat wasiat, juga ada sebuah cincin, "Ini ditemukan di lokasi kebakaran, api membakar segalanya, hanya meninggalkan ini."

Laras dengan pelan mengambil cincin, logam keras, rasa yang dingin, dia melihat di dalam lingkaran cincin, dengan jelas terukir "Forever lover G&L", dadanya kembali sakit, ini adalah cincin pernikahannya.

Karena pekerjaan, dia memilih model yang biasa, dia bilang kalau bagian luar cincin boleh biasa, tapi didalamnya tidka boleh biasa, jadi sengaja menyuruh orang mengukir sumpah singkat didalamnya.

Sumpah ini, cincin pernikahan Laras juga ada, itu adalah sepasang.

Dia menggenggam cincin didalam telapaknya, sampai telapaknya berdarah pun tidak terasa sakit.

Dan juga ada surat wasiat, bisa-bisanya Gavin meninggalkan surat wasiat untuknya, dia dengan tidak percaya menerima surat wasiat itu, tangannya seperti menahan beban ribuan kilo, tidak berhenti bergetar.

Tapi, yang lebih membuatnya terkejut adalah, didalam amplop bukanlah kata-kata yang Gavin tinggalkan untuknya, tapi adalah sebuah surat perceraian.

Surat perceraian? Laras dengan teliti melihatnya, takutnya air mata mengaburkan matanya, tapi diatas surat, dengan jelas tertulis "Surat Perceraian".

"Bagaimana mungkin......" Laras tidak percaya ini nyata, "Apa tidak salah? Bagaimana mungkin dia memberiku barang semacam ini?"

Tidak hanya Laras yang terkejut, semua orang juga sangat terkejut, surat yang tuan muda berikan kepada nyonya muda, ternyata adalah sebuah surat perceraian.

Hati Anna semakin sakit, anaknya semasa hidup begitu melindungi dan menyayangi Laras, tidak disangka setelah mati juga begitu memikirkan Laras, bahkan membiarkannya menjanda selama beberapa tahun pun dia tidak tega.

Saat ini, dari luar terdengar suara mobil, Allen dan Alladian dua keluarga sudah datang, Rendra membawa Manda, Aaron memeluk mamanya, semua orang sedang menangis.

"Tidak!" Laras berteriak dengan menderita, dia melemparkan surat perceraian, menggenggam erat cincin pernikahan, berbalik dan berlari keluar.

"Laras......"

"Nyonya muda......"

Laras tidak mendengarkan apapun, langsung berlari keluar dari mansion keluarga Pradipta.

Gavin, dasar kamu manusia tidak berhati nurani, bagaimana boleh kamu mati dengan begini? Kamu sudah bilang akan menjagaku seumur hidup, mana boleh kamu mengingkarinya?!

Gavin, dasar kamu orang jahat, aku berbuat kesalahan apa sampai kamu mau bercerai denganku, kalau kamu bisa kamu bilang sendiri padaku, keterlaluan, sungguh keterlaluan!!!!

Gavin, kamu mana boleh seperti ini?.......

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu