Cinta Pada Istri Urakan - Bab 769 Aku Termasuk Berhasil Membuatmu Menjadi Seorang Paman

Dengan penungguan semua orang, Vero akhirnya berhasil melahirkan seorang putra gemuk.

Sesuai dengan umur, dia termasuk ibu hamil yang berumur tua, dan juga masa hamilnya tidak begitu lancar, janin awal yang tidak stabil, cairan ketuban yang tidak cukup di masa janin menengah, dan tali pusar terikat di leher pada masa janin akhir, menghadapi tanggal kelahirnya, juga terlambat selama 7 hari.

Vero termasuk persalinan mendesak, selama persalinan sebenarnya sangat bahaya, terdapat resiko yang di tingkat berbeda terhadap ibu maupun janin.

Untungnya, mereka awalnya berencana hari ini mau opname dan mendesak untuk melahirkan, tidak disangka baru sampai rumah sakit, bayinya buru-buru mau keluar.

Hatta suami-istri membawa mamanya Evelin dengan buru-buru datang ke rumah sakit, melihat ibu-anak selamat, mereka baru bisa lega.

Meskipun Hatta adalah kakak Vero, tapi dia tidak berbeda dengan papanya Vero, melihat bayi kecil iitu, perasaanya bercampur aduk.

Mental Vero lumayan bagus, masih bisa bercanda, "Kak, aku termasuk berhasil membuatmu menjadi seorang paman."

Pandangan Hatta tidak teralih dari nyawa kecil yang baru lahir, sungguh sedetik pun tidak ingin teralih, dia dengan menyayangkan berkata: "Sama persis dengan waktu mama kamu baru lahir, wajahnya kusut dan jelek, aku masih ingat waktu itu aku berkata kepada mama kita, kenapa adik jelek sekali, apakah aku bisa tidak mengakuinya? Tidak disangka, semakin besar semakin cantik."

Vero begitu mendengar langsung tidak senang, "Kak, apa kamu sedang mengatakan keponakanmu jelek?"

"Tidak, tidak, bayi yang baru lahir semuanya jelek, sekarang semakin jelek, nantinya akan semakin cantik, begitu lihat anak ini langsung tau bahwa dia adalah anak yang tampan."

"Kak, orang yang tidak tau mengira kamu sudah jadi kakek, hahahaha."

"Benar, aku ini selain jadi kakakmu juga jadi papamu, tentunya juga menjadi pamannya juga jadi kakeknya, sini, nak, pegang baik-baik, ini adalah amplop yang paman kasi kepadamu."

Setelah selesai melihat bayi, Hatta juga melihat Sonny dan melakukan "interogasi".

"Kamu cuti berapa lama?"

"Sebulan."

"Baru sebulan? Adikku begitu susah payah melahirkan anak, ini baru permulaan, kamu harus membantunya."

"Setelah cuti selesai tidak ada tugas penting, akan tinggal di kantor pusat bekerja, juga bisa menjaga rumah."

Hatta mengerutkan keningnya, berpesankan lagi: "Selama masa selesai persalinan harus menyuruh Vero istirahat yang baik."

"Baik."

"Perawat bumil dan baby sitter sudah sampai belum?"

"Dalam 3 hari akan datang kemari semuanya, jamin akan sampai sebelum Vero keluar dari rumah sakit."

"Papa mama kamu kapan datang?"

"Begitu mendapatkan kabar langsung kemari, nanti malam sudah sampai."

"Malam jam berapa? Aku suruh orang pergi jemput, kamu disini temani Vero dengan tenang."

"Baik, terimakasih kakak, papa mamaku sampai di stasiun timur jam 9 malam."

"Oke, aku akan mengaturkan orangnya, yang penting kamu jaga Vero, meskipun ada perawat bumil, tapi masih banyak hal yang membutuhkan suami. Bumil usia tua, kalau istirahat tidak baik akan bahaya."

"Baik."

Vero yang mendengar di depan terharu, tapi kata terakhir "bumil usia tua", membuatnya kesal.

"Kakak, bisa tidak jangan membahas usia tua?"

Hatta sengaja tertawa, "Baik, baik, kamu di mataku selamanya adalah anak kecil hahahaha."

Vero: "......" Perkataan ini tidak bisa membuatku senang, mengerti kak?!

Malam sedikit, Laras dan Suli yang bersenjata lengkap diam-diam datang ke rumah sakit.

Agar tidak dikenali, Laras juga memakai masker.

Sesampainya di bagian ruang inap, departemen janin lantai 7, mereka masuk ke dalam lift.

Di dalam lift rumah sakit, ada banyak orang, jadi, waktu Rihana yang memapah Eli masuk ke dalam lift, mereka tidak melihat Laras yang berada di paling dalam.

Tapi, Laras langsung bisa melihat mereka.

"Kamu jangan terlalu panik, bisa jadi hanya luka kecil."

"Kalau luka kecil maka tidak akan segawat sampai harus diopname, aku sudah mengingatkannya, jangan kecapekan, tapi dia tidak dengar."

"Naik ke atas dulu baru kita bicarakan."

"Ehn."

Laras sudah mendengar, berpikir dalam hati, jangan-jangan tuan Jin masuk rumah sakit?

Lift naik ke atas, sesampainya ke lantai 5, Eli dan Rihana terburu-buru keluar5.

Laras sedikit memperhatikan, lantai 5, adalah departemen jantung.

Sebenarnya tuan Morales yang sebagai orang terkaya, juga orang selebriti yang sering dicari, pegerakannya sangat diikuti.

Reaksi pertamanya adalah membuka handphone melihat daftar pencarian terpanas.

Tapi, tidak ada berita yang berkaitan dengan kesehatan Morales.

Mungkin saja mereka sengaja menutupi maslaah ini, di dalam dunia pekerjaan juga ada sangat banyak perebutan kekuasaan, kesehatan adalah modal revolusioner, begitu satu pihak terjatuh, pihak lainnya akan langsung menang tanpa berperang.

Sedang berpikir, tanpa terasa lift sudah sampai ke lantai 7.

Suli dengan semangat berkata: "Tidak bisa sabar menunggu ingin melihat bayi, ayo cepat."

"Ehn."

Di dalam ruang inap, Vero sedang menyusui, tapi dia masih belum asi, bayi kecilnya sudah menghisap sangat lama tapi belum merasakan susu asi, memprotes dengan cara menangis.

Susrer membantu menggendong bayinya, berkata: "Lebih cepat membiarkan bayi menghisap akan berguna untuk asik, dia baru lahir, sekarang tidak akan lapar, tepuk pelan-pelan saja akan langsung tertidur.

Saat Laras dan Suli masuk kedalam, mendengar suster sedang mengajari menjaga bayi, bayi kecil sedang tertidur dengan tenang didalam pelukan suster, lucu sekali.

"Sini, papa gendong, aku harus membantu ibu memeriksa luka, keluarga boleh menunggu diluar sebentar, sebentar saja selesai."

Suster langsung menyerahkan bayi kepada Sonny, lalu menarik tirai memeriksa luka Vero.

Sonny sedang menggendong bayi, seluruh badannya tidak baik, suruh dia memegang senapan boleh, tapi menyuruhnya menggendong bayi, benar-benar pertama kalinya.

Kedua tangannya diangkat seperti itu, tidak berani bergerak, seluruh badan bagian atasnya tidak berani sembarangan bergerak, kakinya sedikit bergerak, tidak berhenti meminta pertolongan kepada Laras, "Aku......aku......dia sepertinya tidak begitu nyaman, kakinya menendang......"

Laras tertawa terbahak, "Prajurit Sonny, kamu tidak pernah menggendong anak kecil?"

"Ini pertama kalinya, dia begitu lahir langsung tidur di atas tempat tidur, juga tidak perlu aku gendong, sekarang sepertinya sudah mau tertidur."

Laras mengambil alih menggendong bayi, sambil menepuk dan menghibur, bayinya tertidur dengan tenang lagi.

Sonny tidak bisa tidak salut.

Bayi yang baru lahir memang kecil, kecil dan lunak, bahkan Laras yang sudah menjadi mama, juga sangat berhati-hat, "Sudah terbiasa menggendong anak besar, tiba-tiba menggendong bayi kecil, gugup sekali, Suli, kamu mau gendong tidak?"

Suli langsung menggeleng, "Aku tidak berani."

"Dimana keberanianmu?"

"Aku sungguh tidak berani, ampunila aku."

Dibelakang tirai, Vero dengan bercanda berkata: "Suli ya sudahlah, Sonny, bukankah kamu sangat percaya diri membujuk anak-anak, sebelumnya mengatakan yang kamu punya adalah cara membujuk anak-anak, dimana caramu?"

Sonny dengan lemah berkata: "Kalau aku teriak berdiri tegak istirahat ditempat, dia juga tidak mengerti."

Sebagai orang yang berpengalaman, Laras denga baik hati nasihat di awal, "Prajurit Sonny, kamu jangan bawa prajuritmu, di depan anak, kamu jadi cucu yang baik saja, jangan tidak senang, Gavin juga melewatinya seperti itu, hahahahaha."

Sonny: "......"

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu