Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1048 Kamu Sudah Merengut Nyawa Banyak Orang

Laras kebingungan, “Apa ? Kamu pelan-pelan jelaskan padaku, aku tidak terlalu mengerti.”

“Ayahmu pergi dengan membawa orang, pengawal yang dibawa semuanya terlatih, mana mungkin ditekan mati-matian oleh beberapa orang itu, apalagi dari gerakan mereka, jelasnya sudah pernah terlatih, sekali melihat polisi langsung pura-pura lemah, mendengar perintah langsung melarikan diri, jelas sekali, semua orang ini adalah orang bayaran Nagita.”

“……”

“Sambil jalan sambil bahas, ayo.”

Di depan pintu kediaman Gavin kembali pulih menjadi kesunyian pada biasanya, kejadian krisis kali ini, sudah terselesaikan dengan tidak mengeluarkan kekuatan pertahanan apapun di kediaman Gavin, sudah membawa pengaruh yang paling kecil.

Gavin membawa mobil menuju ke arah kantor polisi, sambil menjelaskan kepada Laras mengenai beberapa inti permasalahan yang terkait.

“Mana ada masyarakat baik yang datang langsung bertarung ramai-ramai, mana ada rakyat biasanya yang saling memukul dan memaki hanya karena mendengar suara sorakan, kalau ini namanya bukan sengaja mencari masalah, aku bahkan tidak tahu apa yang dikatakan dengan sengaja mencari masalah.”

Laras duduk di kursi samping pengemudi, namun posisi tubuhnya sedang menghadap ke samping, semakin mendengar semakin penasaran, “Ei, kamu jangan berhenti, lanjut ceritanya.”

“Harus mengerti musuh baru bisa menang di peperangan, kalau orang lain kita belum tentu mengerti, tetapi kalau Nagita, apakah kita masih kurang memahaminya juga ? Dia hanya manusia licik, gaya pemikiran juga licik, dia hanya berharap mendapatkan keuntungan atau imbalan, dapat bertindak apapun demi mendapatkan uang, dia sengaja menghasut para pihak keluarga korban untuk membuat kekacauan di sini, mana ada tujuan menuntut kebenaran, yang ada hanya memeras uang dengan mengancam.

Kamu mengerti dia, dia juga mengerti kamu, dia sudah yakin kamu tidak akan benar-benar melakukan apapun terhadap dirinya, makanya baru berani berbuat kekacauan di depan rumah. Kalau tidak, kamu lihat apakah dia berani berbuat kacau di teater untuk melawan Sudikat, apakah berani ke Flawer Planning untuk mengganggu Fla, dia hanya berani mengancammu saja.”

“Kamu dan Manda orang yang berhati lembut, makanya selalu dikendalikan sama dia. Kalian mengingat budi Nagita yang sudah membesarkan kalian, namun ayahmu membenci dirinya sampai merasuk ke tulang.

Hari ini dia berbuat kacau, selain untuk memeras uangmu, juga ingin menuduh keluarga Pradipta dengan tuntutan jabatan tinggi namun menginjak masyarakat biasa, kalau kita menampakkan diri dalam masalah ini, bagaimana merespons masalah ini tetap akan menimbulkan kritikan, bahkan bisa jatuh ke dalam perangkapnya.”

Laras merasa sedikit tidak dapat percaya, “Jadi, kamu sudah selesai diskusi dengan ayahku ya ? …..

Dari pagi ini, aku selalu bersamamu, kalian mana ada waktu untuk diskusi ?”

Gavin menarik sudut bibirnya, “Manusia ada kebutuhan alami, saat aku ke toilet, pastinya sendirian.”

“……”

“Ayah dan ibumu sudah hampir keluar rumah karena emosi, hampir saja menghancurkan drama seru yang ditampilkan Nagita, untung saja dia masih ingat untuk meneleponku, aku langsung menghalanginya. Lalu aku menjelaskan lagi padanya, dia mengerti semuanya, langsung memanggil pengacara dan pengawal, dan memperhitungkan dulu waktu keluar rumah, sebelum keluar baru melapor ke polisi. Tunggu Nagita tampilkan drama tragis dulu, setelah puas bermain, niat busuknya sudah terlihat, ayahmu baru keluar untuk berdebat dengannya.”

Laras mendengar dengan seru, “Tetapi ayahku bukan saingan Nagita.”

“Iya, tidak tahu juga apakah ayahmu sudah berhasil melampiaskan emosinya atau justru menjadi semakin emosi, nanti kita akan tahu setelah bertemu dengannya.”

“Jadi apakah dia akan terlibat masalah ?”

“Tidak, yang beradu mulut semuanya tidak masalah, pihak keluarga korban yang berkelahi juga tidak masalah, kejadian ini terjadi karena alasan tertentu, pihak polisi juga ada penilaian dalam mengurus masalah ini, paling juga memperingatkan dan membimbing beberapa kalimat saja, sebentar lagi sudah bisa pulang ke rumah. Kejadian kekerasan kerumunan seperti ini, harus menghukum penghasut utamanya, Nagita yang menghasut para keluarga korban terlebih dahulu, selanjutnya mengumpulkan para preman, membuat pernyataan yang berlawanan dari kenyataan, banyak pelanggaran yang menantinya.”

“Contohnya ?”

“Contohnya pelanggaran menghasut, merusak keamanan umum, pelanggaran pencemaran nama baik, pelanggaran kejahatan yang secara sengaja, pengacara yang dibawa ayahmu, paling ahli dalam gugatan sejenis ini, asalkan dapat menyeret bahwa preman itu datang karena perintah Nagita, maka Nagita sudah pasti harus menduduki tuntutan ini. Semua ini hanyalah karma hasil ulah dirinya sendiri, logika dirinya yang tidak berakal itu, tidak ada manfaat apapun di hadapan hakim.”

“Jadi…”

“Kamu jangan berbaik hati lagi, saat ini kamu berbaik hati dan menjadi orang baik, lebih kesannya menampar wajah ayahmu sendiri, masalah ini lebih baik jangan kasih tahu Manda juga, kalau dia menangis tersedu-sedu untuk memohon padamu, kamu justru harus membantu ayahmu untuk menjelaskan kebenaran kepada Manda, kalau terus berbaik hati hanya bisa mencelakai diri sendiri, coba berpikir kembali kejadian kejam yang dilakukan keluarga itu pada kalian berdua, tidak bisa berbaik hati lagi.”

Laras langsung terdiam, Gavin mengulurkan satu tangan lalu genggam pada tangannya, “Mungkin saja kamu masih belum tahu, kalau begitu aku kasih tahu kamu, setelah Nagita dibebaskan dari penjara, sudah bukan berstatus lajang.”

“?” Laras terbengong, kedua bola matanya menyusut sejenak, bibi lebih dulu dibebaskan, paman besar lebih lambat darinya, beberapa tahun ini paman besar semakin rendah hati, pada saat hari raya atau hari besar juga jarang keluar berinteraksi, justru bibi, gaya pakaiannya semua seperti nyonya kaya, tingkah dan perilakunya juga tidak ada bedanya dengan dulu.

Keluarga Atmaja pada saat ini, hanya bisa bertahan dengan mengandalkan biaya hidup yang dibayar oleh Maira, namun seiring dengan Tanu Dibyo membuka usaha di luar negeri, Blue City Internasional di dalam negeri hanyalah cangkang kosong saja, saham 10% yang berada ditangan Maira sama saja tidak berharga, dividen yang dapat diterimanya terus berkurang dari tahun ke tahun.

Setelah Rama dan Nagita dibebaskan dari penjara, tidak bekerja, dan tidak ada penghasilan, penghasilan Maira semakin menurun, namun pengeluaran semakin besar, jangankan dirinya yang suka berfoya, Nagita juga tidak kalah saing dengannya, bagaikan lubang yang tidak ada akhirnya.

Ini juga alasan mengapa Maira sering berkeliaran pada acara yang dihadiri oleh orang kaya, dan juga alasan mengapa dia masih berusaha untuk masuk dunia hiburan meskipun umurnya sudah tidak muda lagi, karena ini cara yang paling cepat bagi dirinya untuk mendapatkan uang.

Maira mengalami kecelakaan, seluruh tubuhnya terkena luka terbakar, takutnya ke depannya tidak bisa mendapatkan uang dengan cara yang begitu cepat lagi, mungkin saja Rama benar-benar kasihan dengan anak perempuannya, namun Nagita tidak demikian, dibandingkan dengan mengasihani anaknya, uang lebih prioritas baginya.

Ini tidak berarti Gavin dan Laras memandang rendah kasih sayang seorang ibu yang dimiliki oleh Nagita, bahkan kenyataan inilah yang diperlihatkan oleh Nagita.

Polisi mengikuti mobil ambulans mengantar Rama sampai ke rumah sakit, lalu langsung menangkap Nagita. Akhirnya Nagita mulai berbuat rusuh di rumah sakit, bahkan terus memaki polisi yang menangkapnya.

“Dasar kalian polisi bayaran, kalian sudah dibayar keluarga Pradipta kan, tidak menangkap pembunuh justru menangkap kami yang sebagai orang tua korban, menurut kalian masuk akal ?”

“Lepaskan aku, lepaskan aku, aku tidak terima, tidak terima, Laras, dasar kamu manusia tidak tahu berterima kasih, kamu dibesarkan oleh keluarga Atmaja, sekali mendapat kesempatan untuk dekat di keluarga Pradipta, kamu bahkan tidak mempedulikan keluargamu sendiri. Aku tidak berharap kamu bisa berbalas budi, tetapi setidaknya jangan sampai memusnahkan nyawa dengan tanpa sisa !”

“Laras, Laras, dasar kamu sialan, kamu sudah merenggut nyawa banyak orang, pasti akan mendapatkan karma.”

“……”

Di rumah sakit sangat ramai, tidak lama kemudian, koridor ruang unit gawat darurat langsung dipenuhi oleh kerumunan orang yang melihat. Nagita begitu berbuat rusuh, sudah mempengaruhi kinerja di rumah sakit.

Polisi yang mengikutinya adalah dua orang polisi yang masih muda, mereka sama sekali tidak memikirkan bahwa seorang wanita umur separuh baya masih dapat begitu kasar dan arogan.

“Ibu Wicaksono, harap bekerja sama.”

“Bekerja sama ? Laras membuat seluruh tubuh anak perempuanku terkena luka terbakar, membuat masa depannya menjadi hancur, Romo mendorong suamiku ke lantai sampai harus melakukan pertolongan darurat di rumah sakit, kamu menyuruh aku kerja sama ? Lebih baik langsung ambil nyawaku saja.”

“Ibu Wicaksono, kami bertindak sesuai peraturan, tidak ada gunanya juga kalau kamu menjerit atau banyak beralasan, kalau saat ini kamu tidak bekerja sama, tandanya kamu sedang menolak tahanan.”

“Terserah kamu mau menuntutku dengan pelanggaran aturan apapun, intinya anak perempuan dan suamiku sudah masuk rumah sakit dan belum ada berita apapun, aku juga tidak mau hidup lagi, lebih baik kalian langsung membunuhku saja, selesai semua.”

Dua orang polisi muda :”…..”

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu