Cinta Pada Istri Urakan - Bab 455 Kamu Begitu Baik Bagaimana Aku Bisa Melepaskanmu

Lana ini, mendapatkan sifat pelit dan iri dari Reni, tapi malah tidak mendapatkan kepintaran dan kebijaksanaannya.

Romo memarahinya beberapa kata, mengancamnya sedikit, dia langsung memberitahu semuanya

Dia pertama kali mencuri koleksi lukisan kakek adalah dua tahun yang lalu, dia sendiri tidak menyangka, sebuah kaligrafi yang kotor, hanya beberapa kata, bisa terjual 1 miliar rupiah.

Merasakan manis diawal, juga tidak ada yang mengaturnya, dia tidak bisa berhenti, setiap kali kekurangan uang dia akan mencuri satu, menjual puluhan juta dolar, cukup untuknya berbelanja beberapa waktu, setelah berbelanja lalu curi lagi.

Sampai hari ini, dia sendiri tidak mengingat jelas sudah mencuri berapa banyak barang kakek, dijual berapa, sekarang hanya tersisa satu lukisan dengannya, ketika dibawa keluar dan dijual, orang itu mengatakan kalau itu palsu, jadi tidak dijual.

Waktu agak malam, membawa lukisan Picasso pergi mencari Laras, dia emosi sampai tidak sanggup berkata-kata, "Untungnya orang itu tidak mengenal barang, kalau tidak lukisan ini pun hilang."

Laras tidak mengerti hal ini, hanya saja lukisan ini adalah hadiah ulang tahun Gavin untuk akkek, di hari ulang tahun itu lewat identifikasi beberapa teman lama kakek, yakin kalau lukisan ini asli, makanya dia sangat panik.

"Pa, lukisan ini sangat berharga, juga lukisan yang kakek suka semasa hidup, kedepannya kamu harus menyimpan baik."

"Kamu tidak mau?"

Laras menggeleng, "Aku mau untuk apa, lapar juga tidak bisa dimakan, haus tidak bisa diminum, diletakkan disana, jangan-jangan suatu hari dibongkar dua anak kecil itu, dikira kertas jelek dan di robek."

"Aku kira kamu begitu panik karena menginginkan lukisan ini, kakek memberitahuku, ini adalah pemberian Gavin."

"Ehn, aku panik karena takut rumah ada maling, lukisan ini tidak murah, dicuri apa tidak panik? Mengenai lainnya, bagiku tidak ada maknanya, jadi kamu yang simpan saja."

"Aduh, Lana kalau ada setengah dari pengertian kamu saja, aku tidak akan semarah ini, dia sungguh keterlaluan, mentang-mentang ada mamanya yang melindunginya dia bisa melakukan sesuka hatinya."

"Pa bukan karena kamu yang memanjakannya juga?"

"......" Romo diam, hanya bisa menghela nafas berat.

"Pa, anak-anak sudah mau tidur, kamu juga cepat tidur."

"Oh, oke."

------

Setelah Laras pulang ke Jakarta dia tidak ada waktu luang, pagi hari keluar bersama anak-anak, setelah membawa mereka ke sekolah TK, dia juga mulai merencanakan bisnisnya.

Dia bertemu dengan Fanny, begitu Fanny berjumpa dengannya, Fanny mengeluhkan ketidakadilan atasannya, ingin mengundurkan diri tapi malah takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Oleh karena itu, dia tidak melakukan sesuatu setengah-setengah, dia memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri, Fanny adalah rekan kerjanya pertama.

Awalnya Romo tidak setuju, yang pertama dia lebih berharap Laras bisa masuk ke perusahaannya sendiri, yang kedua dia tidak ingin Laras kecapekan, tapi Laras sangat bersemangat, bersikukuh ingin mendirikan perusahaan sendiri.

Romo melihat Laras yang begitu bersemangat seperti melihat dirinya saat muda, dia juga tidak menentangnya lagi.

Lalu, melihat perusahaan Laras yang terus naik, dia malah sangat lega.

Awalnya Romo sudah mengatakan kalau industri yang di Australia adalah milik keluarga Bakrie, sepeserpun dia tidak akan mengambilnya, tapi industri di kota Jakarta dia dirikan untuk Laras, kedepannya akan diberikan pada Laras.

Hanya saja Laras selalu menegaskan kalau dia tidak mau, Reni juga sangat perhitungan, jadi dia tidak terus mengungkitnya.

Hari ini Laras bersikeras mau mendirikan perusahaan, anggap saja beri dia latihan.

Perusahaan Laras dan Fanny adalah perusahaan perencanaan skala kecil, dinamai "Bona Planning“, menggabungkan kedua nama anaknya, totalnya juga ada sepuluh orang lebih, ada banyak hal harus mereka lakukan sendiri, bos, karyawan, bahkan supir, adalah mereka sendiri.

Dua bulan yang lalu, bisnis perusahaan mereka semuanya dari Romo, acara real estate podomoro semua diserahkan pada perusahaan mereka, mempertahankan kelangsungan perusahaan.

Setelahnya, perusahaan mulai ada pelanggan lain, lalu selangkah demi selangkah berkembang.

Alasan Laras ingin mendirikan perusahaan, yang paling penting adalah dia ingin mengandalkan dirinya sendiri untuk menghasilkan sesuatu untuk anaknya, dia ingin menjadi contoh yang baik untuk anaknya, dia ingin memberitahu anaknya, meskipun tidak ada papa, mama juga akan memenuhi kebutuhan mereka.

Sebentar saja malam tahun baru sudah tiba, Bobi dan Nana pertama kalinya merayakan tahun baru di Jakarta, sangat senang, karena mereka, Mansion Atmaja menjadi lebih ramai.

Dari awal sampai sekarang Lana menghindar jauh dari kedua anak kecil itu, "Ribut sekali, telingaku sampai mau tuli."

Siapa sangka, perkataannya ini kebetulan didengar oleh Romo yang lewat dari belakangnya, ”Kalau kamu merasa ribut kamu keluar saja."

Lana: "Pa, kamu pilih kasih sekali."

Romo mengacuhkannya, tangannya memegang dua amplop merah besar, melambai kearah cucunya, "Siapa yang mau amplop merah?"

"Aku, aku, aku." Dua anak kecil mengelilinginya, berlompat dengan girang.

"Siapa yang memanggil kakek dengan kuat, maka amplop merah ini akan diberikan padanya."

"Kakek, kakek, kakek."

Romo senang sekali, membagikan amplop mereka pada mereka, "Ini namanya uang tahun baru, jaga yang baik, biarkan mama menyimpannya, jangan sampai hilang."

Lana yang melihat itu, hatinya sangat geram, mengambil bantal dan memukulnya dengan kuat, kalau bukan karena mamanya tidak membolehkannya, dia sudah lama pulang ke Australia, untuk apa marah-marah disini setiap hari.

Reni dengan berbisik, "Kenapa?"

"Ma, di mata papa hanya ada dua anak haram itu, sama sekali tidak ada kita, kenapa kita harus tinggal disini?"

"Sh, pelan sedikit, masih ingin kena marah?"

Lana menutup mulutnya, dia merasa sangat tidak adil.

"Justru karena sekarang di hati papamu hanya ada Laras dan anak haram, kita harus tinggal, kalau kita pergi, Laras akan membujuk papamu memberikan harta padanya, nanti pada saat itu kamu mau nangis pun sudah terlambat."

Di Australia, keluarga Bakrie adalah keluarga Indonesia pertama, sangat kaya sampai bisa menjadi saingan negara, tapi, ini juga membutuhkan orang yang mampu mengelolanya.

Walaupun gunung emas gunung perak, juga akan habis suatu hari, keluarga Bakrie kalau tidak ada Romo yang meneruskan, tidak perlu bicarakan apa-apa lagi.

Apalagi, sekarang di Jakarta real estate Podomoro maju sekali, tidak beberapa tahun sudah melewati industri di Australia, tentu saja Reni harus menjaga podomoro dengan baik, sedikit pun tidak ingin dibagi untuk Laras.

Di sisi lain, Laras sedang bermain permainan dengan anak-anak.

Menemani anak-anak main boleh dikatakan pekerjaannya, dia menemani anak-anak bermain seharian, lebih lelah daripada dia bekerja seharian.

Tapi, bisa melihat senyuman anak-anak, secapek apapun dia merasa pantas.

Paling susah adalah waktu tengah malam, anak-anak sudah tidur, dia malah berbolak balik tidak bisa tertidur, otaknya terus muncul wajah Gavin, menyiksanya sampai wajahnya penuh air mata tapi malah tidak berani bersuara.

Sudah 4 tahun lebih, saat kesedihannya menyebar, dia masih tidak bisa menahan rasa sakit dihatinya, dia masih tidak berani percaya, orang yang baik-baik saja tiba-tiba menghilang.

Gavin, kenapa kamu begitu baik, kamu begitu baik, bagaimana aku bisa melepaskanmu menerima orang lain?

......

Suatu hari di bulan pertama, Laras sedang memikirkan kasus perencanaan di kantor, tiba-tiba mendapatkan pesan wechat Manda.

-----"Manda sudah melahirkan, ibu dan anak selamat."

Tampaknya, Rendra yang mengirimkan pesa itu, dia langsung membalas------"Selamat, jaga Manda dengan baik, sebentar lagi aku kesana melihatnya dengan adik bayi."

"Fanny, Manda sudah melahirkan, kita pergi ke rumah sakit melihatnya?"

"Baik, baik, ayo."

Dia dengan Manda tidak sering bertemu, malah seharian dengan Fanny bekerja, dia dengan Fanny memiliki semacam kontak batin orang yang memiliki kesedihan bersama, mereka saling mengerti rasa sakit yang beberapa orang tidak mengerti.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu