Cinta Pada Istri Urakan - Bab 121 Sudah Menemukan Kelemahan Gavin

Pada saat itu, Tuan Black benar-benar tidak bisa percaya akan hal yang dia lihat, Yiren yang sebelumnya berbicara dengan lemah lembut dan terlihat lemah itu tiba-tiba berubah menjadi seorang prajurit wanita pasukan khusus, bahkan dia juga memiliki ilmu bela diri yang menakjubkan, benar-benar membuat orang tercengang.

Meskipun demikian, biar bagaimanapun kedua tangan Jenny sedang dalam keadaan terikat, sehingga dia sulit untuk sepenuhnya mengerahkan ilmu bela dirinya, beberapa tendangan tadi masih tidak cukup untuk menghabisi mereka, sebaliknya, hal itu malah membangkitkan amarah mereka.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" bahkan Navi sudah tidak tahan lagi melihatnya, "Begitu banyak pria masih tidak bisa mengalahkan seorang wanita? Sia-sia kalian hidup sampai saat ini."

Pria di sebelah kiri tiba-tiba menerjang dari belakang Jenny dan membuatnya jatuh ke dek, kemudian pria di sebelah kanannya juga ikut menerjang, lalu saudara-saudara yang di belakang menyerang bersama-sama dan menekan Jenny sampai membuatnya tidak bisa berkutik.

"Tuan Black," Gavin berteriak, "Menyerah sekarang juga, aku masih bisa membantumu berbicara untuk meringankan hukumanmu, tapi jika kamu masih bersikeras dan tidak mau menyerah, aku juga tidak bisa membantumu."

"Tutup mulutmu!" Tuan Black meludahkan darah segar dari dalam mulutnya lalu memegang dagunya yang terasa sakit, kemudian dia memakinya, "Dasar gadis busuk, kelihatannya aku terlalu lembut terhadapmu."

Tuan Black menjambak rambut Jenny yang sedang ditekan ke dek dengan keras, lalu dia menamparnya 4 kali berturut-turut, setelah itu dia mengangkat pisau dan tanpa basa basi langsung menusukkannya ke bahunya.

"Emmhh...." Jenny menjerit tertahan, darah segar yang hangat dengan cepat mengalir ke dek kapal, namun dia segera menggertakkan giginya lalu mendongak dan memelototi Tuan Black, terlihat amarah yang besar di matanya.

"Tidak sakit yah?" Tuan Black melampiaskan seluruh kebenciannya terhadap Gavin kepada Jenny, dia menarik pisau itu dari bahunya lalu menusukkannya kembali, dia sangat sulit untuk mempercayai orang lain, akhirnya dengan susah payah dia bisa mempercayai Nimo, namun ternyata dia dibohongi olehnya, dia benar-benar sudah merasakan rasa sakitnya dikhianati.

Tuan Black juga adalah orang yang kejam dan tidak mempunyai belas kasihan, dua tusukan ini bagi dirinya bisa dibilang sudah cukup berbaik hati, "Bangun, bawa dia pergi."

Bahu Jenny ditusuk 2 kali dengan pisau, darahnya terus mengalir, namun dia hanya menahan jeritannya, matanya tetap menatap mereka dengan tajam.

Gavin sedikit merasa khawatir, dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Navi, dia bertanya : "Apakah kamu merasa hal ini sangat menyenangkan?"

"Tsk tsk tsk, Tuan Black, kamu terlalu kasar terhadap wanita," Navi sengaja berkata, "Kamu membuat si cantik Jenny menjadi seperti ini, bagaimana aku bisa bertarung dengannya?"

Gavin benar-benar tidak ada waktu untuk berbasi-basi dengannya, dia mengangkat snipernya dan langsung membidikkannya ke kepala Navi, "Menyerahlah, Navi, kalian sudah tidak bisa melarikan diri lagi."

Navi mengambil pistolnya, "Coba saja kalau kamu berani!" Gavin mengancamnya.

"Kenapa aku tidak berani?" Navi segera mengarahkan tembakannya kepada orang yang sedang berjalan ke arahnya, "dor" terdengar suara tembakan yang keras, pelurunya langsung menghantam bawah kaki Jenny, "Jika kalian berani menembak, kami juga berani, apa kamu mau mengadu siapa yang lebih cepat, apakah kamu yang lebih cepat menghabisiku dan saudara-saudara yang lain atau saudara-saudaraku yang lebih cepat menghabisi si cantik Jenny ini?"

Tuan Black yang pintar langsung mengeluarkan pisaunya sekali lagi dan mengarahkannya ke jantung Jenny, saudara-saudara yang lain juga mengangkat pistol mereka masing-masing.

Kecuali orang-orang dari pasukan khusus dapat membunuh mereka semua secara bersamaan, jika tidak, orang yang belum mati pasti akan menembak mati Jenny.

Saat ini kondisinya meskipun pasukan khusus bisa menghabisi mereka, namun kerugian yang dialami pasukan khusus juga cukup besar, tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan.

Gavin menarik nafas dalam-dalam lalu menurunkan senjatanya perlahan-lahan, "Baiklah, apa yang kamu inginkan, aku akan menemanimu bermain."

"Suruh para bawahanmu untuk menjauh dari kami terlebih dulu, jangan mengepung gue, bikin gue yang melihatnya merasa kesal saja."

Gavin mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke atas kepalanya, lalu melangkah ke arah para kawan seperjuangan yang berada tidak jauh dari sana dan membuat isyarat dengan tangannya untuk mundur.

Speedboat yang sedang bersiaga itu mau tidak mau segera mundur.

Permukaan laut masih tetap tenang, langit yang tidak berawan juga terlihat tenang dan biru, permukaan laut yang tidak berujung itu juga terlihat biru, terkadang ada burung laut yang tidak dikenal lewat di atasnya.

Jenny telungkup di atas dek, punggungnya diinjak dengan keras, bahunya yang sakit terus mengeluarkan darah segar sehingga membasahi seragam militernya dan mewarnai dek yang bersih dan mengkilap.

Jenny mendongak dan menatap Gavin yang berada di atas, dia menggertakkan giginya dan berkata : "Gavin, jangan pedulikan aku, tidak usah pedulikan aku, aakkhhh....."

Tuan Black mengangkat kakinya dan menginjak bahu Jenny yang terluka dengan keras, membuatnya merasa sangat kesakitan.

Gavin mengerutkan keningnya lalu mengangkat tangannya untuk menyibakkan rambutnya.

Di dalam kapal selam, beberapa pasukan khusus yang mengenakan pakaian selam sudah siap untuk bergerak, saat mereka melihat isyarat rahasia yang diberikan oleh Gavin, mereka langsung satu demi satu menyelam ke dalam laut.

"Sebutkan syaratmu!" Gavin langsung berkata terus terang dengan dingin.

"Sebuah helikopter."

Gavin langsung menolaknya saat itu juga, "Jangan harap!"

"Seorang kapten tidak bisa ditukar dengan sebuah helikopter? Percaya atau tidak kalau aku bisa langsung menembak mati dirinya sekarang juga?"

Gavin merapatkan bibirnya dan tidak goyah sedikitpun, silahkan berbuat nekat, itu akan menjadi perjuangan terakhir yang dirinya mampu lakukan.

Navi melihat wajah Gavin yang datar, dia mengejeknya : "Kelihatannya Jenderal Gavin sangat bisa membedakan urusan pribadi dan pekerjaan, kamu terlihat sangat tidak peduli terhadap partner wanita dalam pekerjaanmu.....kalau begitu apakah kamu peduli terhadap istri di kehidupan pribadimu?"

Bola mata Gavin langsung terlihat tegang, dia meliriknya dengan tajam.

"Ha, benar, benar, tatapan mata yang seperti ini, aku mengira kalau Jenderal Gavin hanya bisa mengancam orang saja, tidak akan bisa merasa tegang."

"Navi, apa yang sebenarnya kamu inginkan, aku akan menemanimu bermain."

"Seorang kapten tidak bisa ditukar dengan sebuah helikopter, kalau begitu bagaimana jika ditambah dengan seorang nyonya Pradipta? Bisakah ditukar?"

"........." tatapan mata Gavin seketika itu juga berubah menjadi dingin dan kejam, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura dingin, seolah-olah lautan yang luas itu seketika membeku menjadi es, membuat orang tanpa sadar gemetar kedinginan.

Navi tanpa sadar bergidik kedinginan, saat ini angin laut menerpa tubuhnya, tidak terlihat ekspresi apapun di wajahnya, namun punggungnya sudah basah oleh keringat dingin.

Namun hal ini membuat Navi melihat secercah harapan, dia berpikir diam-diam di dalam hatinya, kelihatannya pria tua itu tidak sungguh-sungguh ingin membunuhnya, setidaknya dia sudah menemukan kelemahan Gavin.

"Hahaha, apakah kita bisa membuat transaksi? Atau kamu masih membutuhkan waktu untuk memikirkannya?" Navi merasa di atas angin, dia bersandar kepada pegangan kapal agar dia tidak mundur karena takut akan tatapan mata Gavin, "Kamu bisa mempertimbangkannya pelan-pelan, aku akan pergi dulu untuk menyuruh saudara-saudara yang lain mencicipi bagaimana rasa dari seorang nyonya Jenderal Pradipta, bagaimana?"

"Navi, coba saja kalau berani?!" jika Gavin yang sudah terbongkar identitasnya bisa dibilang adalah seekor burung muda yang berubah menjadi elang, maka Gavin di saat ini bagaikan seseorang yang sudah dirasuki oleh raja neraka.

Jika raja neraka menginginkan kematianmu, siapa yang bisa menghalanginya?!

Kedua kaki Navi tanpa sadar sedikit bergetar, dia benar-benar tidak berani membuat marah Gavin yang sekarang ini, "Ka...kalau begitu katakan, bisa ditukar atau tidak?!"

"Aku ingin melihat orangnya berada dalam kondisi baik dan tidak terluka."

"Baik, bawa kemari!" Navi berteriak kepada orang-orang yang berada di bawah.

Laras terus dikurung di dalam kabin kapal, karena dia mabuk laut, meskipun pintu kabin terbuka, dia juga tidak bisa lari keluar.

Namun, justru karena pintu dalam keadaan terbuka, maka dari itu dia dapat mendengar suara tembakan dan makian di luar, Jenny kelihatannya terluka, namun dia masih berteriak untuk tidak mempedulikan dirinya.

Pada saat ini, Laras merasa sangat takut dan juga panik, dia takut kalau dia akan kehilangan nyawanya, namun dia juga takut kalau nyalinya yang kecil dapat membuat Gavin malu.

Pada saat ini tiba-tiba masuk 3 orang dari luar, salah satu dari ketiga orang itu melonggarkan ikatan di kakinya, dua orang lainnya mengikatkan beberapa barang ke tubuhnya.

Dibandingkan dengan prajurit wanita hebat yang bernama Jenny itu, nyonya Pradipta ini benar-benar sangat penurut.

"Apa yang....kalian lakukan?" kepala Laras sangat pusing, lantai yang dia pijaki bergoyang, langit bergoyang, orang-orang semua bergoyang, dia benar-benar ingin muntah, "Hoekk....." Laras langsung memuntahkan cairan kuning yang ada di perutnya.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu