Cinta Pada Istri Urakan - Bab 63 Pertarungan Antara Mertua Dan Menantu (2)

"Nyonya Pradipta, nona Wijaya, mari makan, jarang-jarang kalian bisa datang kemari, aku tidak mungkin membiarkan kalian mengobrol dengan perut yang lapar, jika masih ingin mengatakan sesuatu, makan dulu nanti baru lanjut lagi."

Gavin juga membantu Laras berbicara, "Ma, kita makan dulu saja."

Perang kali ini tidak jadi terjadi, Anna hanya bisa menahan amarahnya, sedangkan Jenny diam-diam juga merasa tidak senang.

Saat mereka sedang makan, Anna tiba-tiba berkata : "Gavin, aku dan ayahmu sudah memutuskan untuk mengakui Jenny sebagai putri angkat kami, ibu benar-benar menyukainya, jika dia tidak bisa menjadi menantuku, maka dia menjadi putriku saja."

Gavin : "......"

Laras : "......" ternyata dia menggunakan cara seperti ini, anggap saja kali ini kamu menang.

"Kenapa, kamu keberatan?" Anna sengaja mencari masalah, dia bertanya, "Kamu pergi ke catatan sipil dan menikah dengan seorang wanita juga tanpa persetujuan kami, kali ini kami ingin mengakui seseorang sebagai putri angkat kami, kamu malah keberatan?"

Raut wajah Gavin menjadi tidak enak dilihat, jika menuruti emosinya, mungkin dia sudah langsung membanting sendoknya dan pergi dari sana.

Tetapi tangan Laras juga yang langsung mencubit pahanya di bawah meja makan, dia tersenyum lebar dan menggantikan Gavin menjawabnya, "Tidak keberatan, tidak keberatan, Gavin sangat sibuk, harus mengurus pekerjaan dan juga rumah, saat ini kesehatan ayah Gavin juga tidak begitu baik, Gavin mana ada waktu untuk mengurus hal-hal sepele seperti ini? Jangankan hanya seorang putri angkat, bahkan meskipun kalian ingin mengakui satu kota sebagai putri angkat juga tidak apa-apa, asalkan kalian bahagia saja sudah cukup."

Anna benar-benar merasa kehilangan mukanya, Jenny juga merasa sangat dipermalukan, tetapi dia juga tidak berhak untuk membantahnya, dia benar-benar sangat kesal.

"Gavin, kamu dengar bukan, dia sengaja membuatku marah, dia masih ingin aku menerimanya masuk ke keluarga kita? jangan harap!"

"Haiss, nyonya besar, anda salah bicara, justru sebaliknya."

Anna dan Jenny menatap Laras dengan sangat terkejut, Laras berkata dengan santai : "Jika aku memiliki pilihan, aku tidak akan mau menikah dengannya, siapa suruh dia sudah cinta mati sama aku, dan berkata kalau tidak mau dengan yang lainnya, hanya mau denganku saja."

Semua orang yang ada di sana : "......"

"Jadi aku hanya bisa mengorbankan diriku sendiri untuk mengabulkan keinginannya, biar bagaimanapun usianya sudah tidak muda lagi, EQ nya juga mengkhawatirkan, selain aku, sangat sulit untuk menemukan orang lain yang mau dengannya."

Amarah Anna langsung memuncak bagaikan gunung merapi yang meletus, "Gavin, bagaimana kamu bisa menyukai orang yang tidak bisa menghormati orang tua seperti dia?"

Mulut Laras sangat cepat, dia langsung mengatakan, "Ini yang dinamakan dengan cinta itu buta, anda tidak mengerti."

"Brak", Anna membanting sendoknya ke atas meja, "Berbicara denganmu membuatku merasa seperti sedang merendahkan statusku, ibu sungguh-sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya kamu lihat dari dirinya. Anakku, sampai kamu menjadi sebesar ini, kamu tidak pernah membuat ibu khawatir sedikitpun, dari kecil kamu sudah mempunyai pendapatmu sendiri, ibu tidak pernah ikut campur akan masalahmu, apakah tidak boleh jika kali ini ibu ingin ikut campur?"

Melihat raut wajah putranya yang muram dan gadis liar yang berusaha mengintimidasinya itu, Anna berbicara dengan sekuat tenaganya, saat dia melihat Laras berusaha untuk membantahnya, dia tiba-tiba menunjuknya dan berteriak : "Tutup mulutmu, aku sedang bicara dengan putraku, kamu tidak berhak untuk menyela pembicaraan kami."

Laras langsung memutar bola matanya dan menunjukkan wajah tidak peduli, benar-benar terlihat tidak sopan.

Dan ekspresinya itu bagaikan menusuk mata Anna, dia menggebrak meja dan berdiri, "Gavin, kamu lihat dia, lihat dia, kamu bisa tahan melihat wajahnya yang seperti ini? Jika kamu bersama dengannya, cepat atau lambat kamu akan dihancurkan olehnya!"

Jenny terus berada di samping Anna dengan diam, dia hampir tidak mengatakan apapun, keberadaannya juga hampir tidak disadari, tetapi hal ini justru malah semakin menonjolkan keangkuhan dan kekurangajaran Laras.

Yang mana yang benar dan yang salah, yang mana yang baik dan yang buruk, hanya dalam sekali lihat, itu sudah terlihat sangat jelas.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu