Cinta Pada Istri Urakan - Bab 532 Kalau Dia adalah Ayah Bagaimana Aku Menikah dengannya?

Ruang makan yang besar inipun tiba-tiba menjadi sunyi, semua orang berdiam, menunggu jawaban dari Laras.

Ini adalah moment paling menyenangkan dalam sejarah keluarga Pradipta.

Nenek yang melihat Laras tidak segera menganggukkan kepala, akhirnya diapun berdiri, menarik tangan Laras dan berlutut.

“Nenek….” Laras dengan sigap memegang tangannya.

Gavinpun juga demikian, “Nenek, kamu tidak harus melakukan ini.”

Dan nenekpun berkata: “Harus, aku adalah tetua di keluarga Pradipta, tapi malah tidak bisa melindungi kamu dan anak-anakmu dimasa sulit, kelalaianku membuatmu menderita selama bertahun-tahun.”

Setelah selesai berbicara nenekpun berlutut tanpa ada yang menghalangi lagi.

Bagaimana mungkin Laras bisa tahan dengan ini, “Nenek, bangunlah…”

Anna keluar disaat ini, dia memegang lengan Nenek dan berkata: “mama, yang harusnya berlutut adalah aku, yang membuat Laras pergi itu aku, yang menciptakan kepaitan di kehidupannya juga aku, Anda tidak harus menggantikannya, aku saja yang berlutut.”

Laras: “….”

Keadaan inipun berubah menjadi sermamat ini, ini bukanlah hal yang ingin dia lihat, 2 Nyonya dari keluarga Pradipta berlutut dihadapanku, aku tidak sanggup menerima ini.

“Aku sudah memaafkannya, semua yang pernah terjadi, sudah aku maafkan, kalian berdirilah.”

Nenek sangat bersemangat, “Benarkah?”

“Laraspun mengangguk, “Nenek, masalalu biarlah menjadi masa lalu tidak usah diungkit lagi.”

“Iya, aku tahu kamu anak yang baik dan bijaksana, beruntung sekali kami tidak kekuarangan anggota keluarga, bahkan kamu melahirkan anak bagi keluarga Pradipta, ini adalah keberuntungan keluarga. Nenek sangat berterimakasih kepadamu telah memberikan keberuntungan ini ke keluarga Pradipta, kamu adalah bintang keberuntungan keluarga kami.”

Walaupun Laras mengatakan agak sulit memaafkan, namun kata-kata yang disampaikan oleh nenek sangat menyentuh hati. Orang luar sedang berkata bahwa Laras adalah janda yatim, dan hanya nenek yang bilang jika Laras adalah bintang keberuntungannya.

Nenek menangis dengan gembira, dia memandangi sepasang gadis yang sangat bersinar, sangat ingin memeluk mereka.

Satu satu tangan Gavin secara bersamaan memeluk anak-anak, “Nana, Bobi, ayo panggil nenek buyut.”

Tatapan anak-anak memang tidak bisa bohong, mereka bersama-sama memandang Laras.

Laraspun mengangguk, barulah mereka berkata, “nenek buyut.”

“Ohh.. anak manisku.” Tangan nenek memegang wajah mungil anak-anak. Meskipun kecil tapi mereka berisi, sangat lembut. “Akhirnya pulang juga, Nenek buyut, Kakek, Nenek, juga papa kalian, kami semua akan mencintai kalian dengan sungguh.”

“papa?” Nana merespon dengan cepat. “mama, papa dimana?”

Sorot mata Laraspun perlahan berputar menatap Gavin.

“paman Dita Gavin adalah papa?”

“Iya.”

Nana gadis tak berperasaan inipun mulai mengerutkan wajahnya, sangat kecewa hingga diapun ingin menangis, “Apa? Bagaimana paman Dita bisa menjadi papa? Aku tidak mau jika dia menjadi papaku.”

Semua orang: “….”

“Aku mau menikah dengan paman Dita, jika dia papaku bagaimana aku bisa menikah dengannya?”

Semua orang yang berada disanapun tertawa terbahak-bahak, kepolosan anak-anak benar-benar memberikan kebahagiaan.

Bobipun tidak tahan dan berkata: “Bodoh kamu, aku sudah tahu dari awal jika paman Dita adalah papa kita, kamu sendiri yang tidak sadar.”

Nanapun bertanya dengan penuh penasaran: “Kakak, bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”

“Sudah kubilang kamu bodoh, masih tidak mau menerima, tulisan di batu nisan itu tertulis “Pradipta” bukan “Pradita”, makannya kamu harus banyak belajar lagi.”

Orang-orang yang mendengarkanpun akhirnya paham kenapa anak-anak memanggil Gavin dengan Sebutan paman Dita.

Bobi melihat Gavin, tiba-tiba dua tangan kecil menutupi telinganya, dan berbisik dengan sangat pelan ditelinganya, “Kata mama papa kita adalah pahlawan pemberani yang baik hati, betul?”

Gavin mempelajari tingkah laku Bobi, diapun berbisik juga ditelinganya, “Betul, papa akan selalu menjadi pahlawan kalian, aku akan selalu melindungi kalian dan mama.”

Bobi tertawa, dan menyampaikan kata-kata kepada Nana: “Dik, lebih baik kamu minta papa menikahi mama saja.”

Nana pun dengan sedikit terkejut, berkata: “Tapi mama sangat galak.”

“…” Laras mulai menggila, “aku galak dari mana? Kenapa kamu tidak menjelaskan bahwa sebenarnya kamu yang nakal?”

Nana langsung berjalan kearah pelukan Gavin, berteriak: “papa tolong, papa tolong, mama mau memarahi.”

Nana tanpa kaku berseru dan berteriak “papa”, bahkan panggilan “papa” ini lebih lancar dari pada panggilan “paman Dita”.

Anak-anak tampaknya sudah lama menerima kenyataan di alam bawah sadar mereka bahwa paman Dita adalah papa. Setelah ini dibuka, mereka malah lebih dekat lagi ke Gavin, mereka satu persatu memeluk Gavin dengan sangat erat.

Ini disebut pesta ulang tahun, ketika nenek menaikkan permohonan, Allan dan Anna juga menaikkan permohonan, Gavin menaikkan permohonan, yang akhirnya membuat Nana Bobi bahkan Romopun juga bahagia.

Orang tua dan anak-anak sebahagia ini, tapi seharusnya dia juga bahagia.

Semua keluarga Pradipta memusatkan perhatian ke anak-anak, anak-anak sangat erat dengan Gavin, mereka bertiga hari ini adalah bintang utama diacara makan bersama ini.

Wulan lapar ingin minum susu, Manda mengendong dan membawanya keruang mama dan anak, Laras mengambil kesempatan untuk menjadi penolong, katanya ingin menemaninya pergi.

Dia memeluk Wulan, sambil berjalan dia berkata: “Pertama kali aku bertemunya saat dia baru lahir, dia langsung sebesar ini, berat, dan dagingnya benar-benar keras.”

Manda tertawa dan berkata: “Betul, Dokter yang memeriksa juga berkata jika dia bertambah berat, dan menyuruhku memberikan olah raga, diet.”

“Apanya yang harus diet, bayi itu lebih baik yang berdaging begini, nanti jika dia sudah mulai merangkak dan berjalan juga bisa kurus sendiri.”

“mama mertuaku juga berkata begitu.”

“Itu dia, ini adalah pengalaman kami.”

Ketika sudah sampai di ruang mama dan anak, Manda mulai memberi susu, Laras duduk dipojokan dan melihat Wulan.

Sebelumnya kedua saudara ini jarang berbicara, tapi sekarang, selain membahas anak mereka juga bisa membahas hal lainnya.

Manda: “Setelah ini kalian akan tinggal di kediaman Gavin atau atau tinggal di rumah tua keluarga Pradipta?”

“Sepertinya di kediaman Gavin, berangkat sekolah lebih mudah dari sini, lagipula juga dekat dengan Mansion Atmaja.”

“Iya itu lebih baik, lewat beberapa hari aku akan bawa Wulan untuk bermain bersama kakak kakaknya.”

“ok.”

“Setelah menyusui aku tidak akan masuk, kata Rendra kita akan pulang lebih awal, karena Wulan mau tidur, kamu gimana?”

“Aku juga ingin pulang lebih awal, tapi melihat situasi didalam sepertinya tidak bisa.”

“Betul juga, tapi kalian jangan terlalu malam.”

“Ok.”

Tidak lama, Wulanpun tertidur setelah meminum susu, Rendra mengambil barang dan menjemput mereka.

Laras melihat dengan sangat jelas, kakak pertama sangat mencintai Manda, dari lubuk hatinya yang terdalam dia bahagia karena Manda.

Rendra yang melihat Laras berkata: “Tadi banyak orang sampai tidak bisa mengikuti alur, Laras, selamat datang kembali kerumah.”

“Terimakasih.”

“Gavin sudah mengalami hidup dan mati, kamu juga sudah mengalami susahnya mengurus anak, kalian semua bekerja dengan keras, tetapi semuanya adalah berkat, semoga kalian selalu penuh dengan kebahagiaan.”

Laras yang mendengarnya menjadi sangat terharu, “Terimakasi kakak, kalian juga ya.”

Rendra membawa Manda dan anak mereka untuk pergi, Laraspun mengantarkan mereka.

Diluar langit sudah gelap, malam ini sangat sepi, ditemani dengan angin dingin, meniup panas musim panas, tapi angin itu tidak sanggup meniup kabut hatinya.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu