Cinta Pada Istri Urakan - Bab 907 Istri Yang Sudah Dewasa Bicaranya Masuk Akal

Begitu melihat kondisi ini, emosi Gavin langsung meledak, kemudian bertanya dengan marah, "Siapa yang melakukannya?"

Semua orang terkejut dan tidak berani bersuara, pada saat ini juga, semua orang seperti tersadar dari kelalaian mereka.

Laras menggulurkan satu tangannya yang tidak terluka dan menarik Gavin. Dia menggelengkan kepalanya dan berbisik, "mereka tidak ada hubungannya dengan ini, bukan mereka."

"Jadi siapa?"

Laras masih menggelengkan kepalanya, melihat tatapan Gavin yang seperti ingin memakan orang. Dia tidak ingin Gavin dikritik karena dirinya sendiri, lagipula, sekarang masih di luar negeri.

Gavin mengerti maksudnya, dia mengulurkan tangan memeluk bahunya, dan berkata, "Aku akan membawamu ke departemen pengobatan luka bakar."

"Baik."

Tak lama kemudian, mereka berdua masuk ke lift, dan bertemu dengan anggota keluarga di koridor, lalu berbincang-bincang sebentar, setelah itu semuanya bubar.

"Apa yang sedang terjadi?"

"Itu Kak Motar."

"Farah Motar?"

"Um."

"Apakah mereka tidak berencana untuk kembali?"

Lift dengan cepat turun ke bawah. Gavin melihat lengan Laras yang melepuh dan bergegas membawanya ke departemen pengobatan luka bakar. Setelah semuanya selesai, dia akan pergi mencari Farah dan menanyakan padanya.

Dokter memeriksa lukanya. Untungnya, takaran air panasnya kecil, jadi area lukanya tidak besar. Dokter membantu Laras untuk mengoleskan salep dan membalutnya. Dia berpesan agar Laras tidak menyentuh air selama tiga hari pertama. Setelah tiga hari, jika lukanya sudah kering, kain kasa ini sudah boleh dilepas.

Laras baru saja siap dibalut, dan kebetulan Gavin mendapat panggilan masuk dari Anna.

"Ini telepon dari Ibu, aku akan keluar dan mengangkatnya."

“Apakah terjadi sesuatu di rumah?” Laras mengikutinya keluar. Sekarang Nana dan Bobi ada di rumah selama liburan musim dingin. JIka tidak ada sesuatu yang sangat penting, ibu tidak akan menelepon Gavin yang sedang berpergian jauh.

Gavin memiliki pemikiran yang sama dengan Laras, dan segera mengangkat telepon, "Bu, apakah terjadi sesuatu di rumah?"

"Semua baik-baik saja di rumah. Barusan Farah meneleponku, dia bilang dia melihatmu di Rumah Sakit Miami, apakah kamu baik-baik saja?"

Gavin dan Laras saling memandang, dan tidak menyangka Farah melaporkan hal ini kepada orangtuanya lebih dulu.

"Aku baik-baik saja, apa yang dia katakan padamu?"

"Dia memberitahuku segalanya dan dia juga ingin mengatakannya pada ayahmu, tetapi aku menghentikannya. Gavin, Ibu hanya ingin berkata, kamu dan Laras tidak harus bersikap baik pada mereka karena hubungan baik ayahmu dan Paman Motar. Sangat wajar jika kita membantu paman Motar saat dia mengalami kesulitan. Namun, ini tidak berarti bahwa anak-anak dan cucu Paman Motar semuanya harus kita perhatikan. Tidak ada hal yang semacam itu. Kamu tahu bagaimana menyelesaikannya, setelah semuanya selesai, cepatlah pulang dan bawa Laras, Aku merindukanmu di rumah. "

"Baik."

Setelah menutup telepon, Gavin dan Laras saling tersenyum, meskipun Anna tidak senang terhadap Laras, tetapi orang luar tidak berhak untuk menuntut dan menyalahkannya.

Setelah melewati begitu banyak hal, perasaan Anna terhadap menantu Laras juga luar biasa. Dia mengeluh, Laras terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan mengabaikan keluarganya. Dia juga mengeluh, Laras tidak cukup baik dan pengerian. Dan dia lebih mengeluh lagi tentang hubungan keluarga Laras yang sangat rumit,. Meskipun dia begitu tidak puas terhadap Laras, dia juga tidak akan membiarkan orang lain mengatakan sesuatu yang buruk tentang Laras.

Dalam pandangan Anna, menantu perempuanku hanya aku yang berhak mengatakannya, dan orang lain tidak berhak mengatakannya.

Gavin : "Ibuku akhirnya bisa berpikir lebih bijak."

Laras: "Ibumu selalu bijak, dia tahu bahwa Ayah akan berhati lembut setelah mengetahui masalah Almora, jadi dia sama sekali tidak akan memberi tahu Ayah apapun, Ibu sangat bijak.

Gavin mengangkat pergelangan tangan Laras dan melihat lengan kecilnya yang terbalut rapi, "Untungnya ini hanya luka kecil, jika tidak..."

“Jika tidak kenapa?” Laras bertanya dengan rasa ingin tahu, “Jika tidak, apa yang ingin kamu lakukan terhadap ibu dan anaknya? Apa yang bisa kamu lakukan?”

"..." Laras mengenalnya dengan baik, "Benar, aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka, tapi aku tidak bisa membiarkan mereka menggertakmu, aku akan mencari mereka dan mengajak mereka berbicara."

"Tidak perlu membicarakan apa pun. Tidak ada alasan untuk berbicara dengan ibu dan putrinya. Semuanya hanya sia-sia dan buang-buang waktu. Selain itu, jika kamu mencari dan berbicara padanya, dia akan merasa dirinya sangat penting. Pada suatu saat nanti, jika mereka memohon-mohon meminta bantuan padamu, apakah kamu akan membantu atau tidak? Bukankah itu artinya kamu sedang menyulitkan dirimu sendiri? "

Mendengar perkataannya, Gavin tiba-tiba merasa seperti tersadarkan, "Wah, istriku mengatakannya dengan baik dan masuk akal, apakah masih sakit?"

"Sakit!"

"Setelah kembali ke hotel, biarkan Jino memasak makanan laut untukmu, oh iya, kamu lebih baik jangan makan makanan laut saat ini, kalau begitu, biarkan dia memasak sup ayam untukmu."

"Sejak kapan Jino menjadi nyonya dapur?"

"Dia dengan sukarela mengatakan dia ingin melatih tangannya, setelah kembali, dia akan menunjukkan kemampuannya kepadamu, kalau begitu kita mencoba untuk menjadi kelinci percobaannya saja, bagaimana menurutmu?"

"Um, ide bagus."

——

Setelah Yuka menyelesaikan prosedur pemulangan, dia dan Nyonya Ona tinggal di wisma kedutaan.

Yuka terpaksa tinggal di wisma oleh ibunya karena kondisi kesehatannya dan faktor keamanan. Dia tidak bisa keluar dari sana dan terlebih lagi dia tidak bisa mendapatkan kabar tentang Jerome.

Keesokkan harinya, Jerome terbangun di malam hari, lukanya terlalu parah, tubuhnya tidak bisa menahan rasa sakit yang berlebihan. Setelah selesai operasi, dia baru sadar setelah tidur selama 16 jam.

Begitu dia bangun, polisi setempat terus meminta keterangannya selama hampir tiga jam.

Saat Gavin dan rombongannya masuk, mereka langsung mendengar desahan berat.

"Kelihatannya dia sangat lelah, jadi kami akan kemari lagi besok?"

Mendengar suaranya, Jerome bergegas dan langsung bangun dan duduk di tempat tidur. "Ketua Gavin, jangan pergi, aku sedang menunggu kalian."

Gavin melangkah masuk dan Jino dan Darius mengikuti dari belakang, Jino memegang satu set baju baru di tangannya. Darius sudah mendapatkan transkrip dari polisi, dia sedang menundukkan kepala dan menganalisis.

Darius: "Boleh saja, percakapan ini sangat rahasia dan tidak ada satupun yang mengungkapkan berita tentang Jeremi. Apakah polisi akan langsung mempercayai alasan penduduk desa yang sedang berburu dan salah menembak? Tidak saja tidak."

Jerome: "Aku hanya mengatakan perkiraanku, apakah itu benar atau tidak, biarkan mereka memeriksanya sendiri."

Jino: "Sepertinya kondisimu sangat baik, tidak separah yang dokter katakan."

Jerome: "Operasi adalah debridemen, Aku bisa merasakannya, sangat lelah, hanya perlu waktu tidur sedikit lebih lama, aku sudah mulai membaik."

Gavin : "Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"

Jerome mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur dan langsung mencabut jarum infus yang ada dipunggung tangannya. " Jeremi harus ditemukan sesegera mungkin. Profesor Ona ada di tangannya. Penawarnya mungkin bisa menolong Profesor Ona."

Selain itu, Jeremi sudah mulai mencari Jinshan yang dijaga oleh keluarga kakek. Jika mereka menemukannya, tidak ada yang bisa membayangkan konsekuensinya.

Darius: "Jeremi menghilang setelah pusat penelitian ilmiah itu diperiksa, dan dia juga tidak pernah kembali ke vila."

Jerome: "Dia ada di rumah kakekku."

“Di mana?” Tiga orang itu bertanya serentak dan seperti tidak percaya pada apa yang mereka dengar.

"Benar, di rumah keluarga kakek saya, yang sekarang adalah " desa hantu "."

Jeremi juga berpartisipasi dalam pembantaian desa tahun itu. Tidak terpikir, dia masih berani tinggal di sana setelah dua puluh tahun. Seberapa besar nyali hati orang ini.

Setelah berbicara, Jerome telah siap berpakaian dan berdiri di depan mereka dengan energik.

Gavin : "Bisakah?"

Jerome: "Tentu saja."

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu