Cinta Pada Istri Urakan - Bab 955 Tidak Menyadari Bahwa Dia Suka Kamu

Yuka terbenam dalam rasa malunya, dia sama sekali tidak menemukan kesedihan ibunya, "Bu, sebenarnya bukan sepenuhnya karena Nona Amanda, poin paling utama adalah dia belum tentu akan tinggal di Kota Jakarta, kedepannya dia mungkin akan berkembang di Inggris, jadi aku tidak berani mengaku cinta padanya, kamu tahu, aku tidak ingin meninggalkan negara yang melahirkan dan membesarkanku ini. "

Nyonya Ona terdiam sejenak dan berkata, "Bukankah aku yang melahirkanmu?"

“Hahahaha, sama saja, ibu dan negera sama saja.” Yuka dengan cepat mencium pipi ibunya, sesekali nakal juga sangat bahagia.

"Pria muda ini sangat beruntung, kamu menyelamatkannya, dan dia juga menyelamatkanmu, kalian boleh dibilang ditakdirkan untuk bertemu, tetapi pengalaman orang ini terlalu rumit, aku akan khawatir jika kamu menikah dengannya."

"... Bu, kami bahkan belum apa-apa, kenapa kamu bisa memikirkan sampai ke tahap aku menikah dengannya?"

"Aku mengingatkanmu terlebih dahulu, aku beritahu kamu, kamu boleh berpacaran dengannya, tetapi kamu harus berpikir dua kali untuk menikah. Untungnya, probabilitas untuk menikah dengan cinta pertama hanya 1% saja, aku tidak percaya kamu akan begitu beruntung."

"..." Yuka sedikit sakit kepala, jika dia tahu ibunya akan berpikir begitu, maka dia lebih baik mati kelaparan daripada makan "makanan gratis".

Nyonya Ona melihat Yuka yang panik dan ketakutan, dia berkata dengan serius, "Kamu juga bukan anak kecil lagi, ibu tidak akan menentang kamu untuk berpacaran, kamu boleh mengaku cinta padanya, setelah kamu berpacaran beberapa kali, kamu baru bisa tahu siapa yang cocok denganmu, ibu tidak ingin kamu menjadi gadis tua, dan pada akhirnya, kamu hanya bisa menikah melalui kencan buta. Pernikahan tidak boleh main-main, kamu harus menemukan seseorang yang kamu cintai dan orang tersebut juga mencintaimu, baru kalian bisa bahagia. "

"Aku tahu, Bu, aku sudah ngantuk."

"Baik baik, aku tidak mengomelimu lagi, kamu sudah bebas sekarang."

"Hehehe, Bu, selamat malam."

"Selamat malam."

...

Nguyen Song telah diselamatkan, namun berita buruk lainnya segera datang, organ-organnya menunjukkan tanda-tanda kegagalan, dan sudah tidak bisa disembuhkan lagi.

Anis secara pribadi mencari Dirga dan memberitahunya bahwa Nguyen Song hanya bisa hidup tiga bulan, meskipun Nguyen Song dirawat di rumah sakit untuk melanjutkan hidupnya, dia juga hanya bisa hidup tiga bulan.

Dirga tidak menyembunyikan pada Nguyen Song, dia percaya Nguyen Song sendiri juga tahu dengan jelas.

"Nguyen Song, bagaimana dengan pendapatmu?"

Nguyen Song menggerakkan sudut mulutnya dengan lemah, dia tersenyum dengan senyum yang menurut dia paling cemerlang, "Jangan sedih, hari-hari ketika aku masih hidup, aku telah pergi ke tempat lain untuk melihat pemandangan, dan aku sudah sangat puas sekarang.

Dia tertawa dan tertawa, akhirnya dia tidak punya energi untuk mempertahankan penampilan optimisnya, "Hanya saja ada suatu saat aku membawa harapan untuk hidup, dan sekarang aku kecewa lagi."

Dirga mendengarnya berkata begitu, dia semakin merasa tidak nyaman, jika tidak pernah ada harapan, seperti genangan air yang tenang, maka meninggal ya meninggal saja, tetapi begitu ada harapan, maka suasana hatinya tidak lagi tenang, ketika Nguyen Song meninggal, berapa banyak keengganan yang akan dia miliki nanti.

Dia mencoba segalanya, tetapi dia masih saja tidak bisa menghentikan malaikat pencabut nyawa membawa sahabat terbaiknya pergi.

"Nguyen Song, aku... aku minta maaf..." Dia berbicara dalam bahasa Vietnam (komunikasi pribadi mereka dalam bahasa Vietnam).

Nguyen Song berbaring di tempat tidur, dia memejamkan matanya, kemudian dia berkata dengan lembut, "Tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, kamu sudah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkanku, aku memiliki kamu sebagai sahabatku, aku tidak menyesal dalam hidup ini."

Dirga sangat terharu, kenangan masa lalu muncul di benaknya, dia mengangguk dengan sungguh-sungguh, "Sahabatku, terima kasih."

"Aku ingin kembali ke Vietnam untuk melihat-lihat, meskipun aku tidak tahu siapa orang tuaku dan di mana kota asalku, tetapi aku telah tinggal di sana sejak aku memiliki ingatan, di dalam hatiku, Vietnam adalah kampungku, aku Ingin kembali."

"Nguyen Song, kamu harus pertimbangkan baik-baik, jika kamu meninggalkan rumah sakit, tidak sampai tiga bulan, mungkin... mungkin..."

"Meskipun hanya sisa satu hari, aku juga ingin kembali, setelah aku mati, kamu menguburku di bukit belakang, kamu tahu, di sana ada air terjun kecil, dan ada bunga liar kecil di seluruh pegunungan, kita sering bermain di sana ketika kita masih kecil."

Dirga berusaha untuk menekan kesedihan di dalam hatinya, dia berkata dengan suara normal: "Baik."

"Kalau begitu, aku tidak punya penyesalan apapun lagi."

Dirga merasa tidak nyaman, otot-otot di wajahnya sedikit terdistorsi, mana mungkin tidak ada penyesalan? Nguyen Song masih sangat muda, dia masih belum menikah, dia bahkan belum pernah berpacaran, dia juga belum menemukan orang tuanya, bukankah itu semua adalah penyesalan?

Nguyen Song meraih tangan Dirga dan menghiburnya: "Kamu jangan sedih, pemandangan yang tidak aku lihat, kamu membantuku untuk melihatnya, kehidupan yang belum aku selesaikan, kamu membantuku menjalaninya, kita adalah sahabat, jadi sama saja. "

“Baik.” Dirga memegang tangan Nguyen Song dengan kuat, tetapi dia tahu bahwa tidak peduli seberapa kuat dia menggenggamnya, seberapa enggannya dia, hidup Nguyen Song secara bertahap akan lenyap.

"Baiklah, jangan katakan hal ini lagi, kedepannya kita jangan katakan hal-hal ini lagi, kamu hanya perlu hidup untukku saja." Nguyen Song mengulangi dengan sungguh-sungguh, "Kamu harus hidup dengan selamat."

"Baik, aku berjanji padamu."

Dirga mengajukan permintaan meninggalkan rumah sakit, dokter menyarankan untuk menunggu tiga atau lima hari lagi, tunggu kondisi Nguyen Song lebih stabil baru meninggalkan rumah sakit, sehingga Nguyen Song juga bisa merasa lebih nyaman dan santai.

Dirga setuju, dia tentu saja berharap sahabatnya bisa pergi dengan nyaman dan tidak sengsara.

Di malam hari, matahari terbenam, langit sudah gelap, Kota Jakarta pada bulan April telah sepenuhnya memasuki musim semi, meskipun suhu menurun di malam hari, tetapi tidak terlalu dingin, hanya biasa-biasa saja.

Dirga sendirian duduk di ayunan di halaman, dia tidak ada kerjaan, dia sedang termenung, kakinya menginjak di tanah dan mengayunkan ayunan.

Laras membawa Bobi dan Nana datang untuk melihat Eli, ruang tamu yang awalnya sunyi, karena kedatangan anak-anak, sekarang telah penuh dengan suara tertawa.

Laras melihat kakak sepupunya sendirian di luar, dia juga berjalan keluar.

"Kak, kenapa kamu tidak masuk ke dalam?"

"Aku dalam suasana hati yang buruk, dan aku tidak ingin mempengaruhi semua orang." Dirga berkata begitu.

Laras duduk di ayunan di sebelahnya, dia mengayunkan ayunan dan berkata: "Aku telah mendengarnya, kamu... jangan terlalu sedih."

"Ya."

"Kapan kalian pergi ke Vietnam?"

"Setidaknya tunggu sampai kondisi Nguyen Song stabil, dokter bilang dalam tiga atau lima hari ini, begitu keluar dari rumah sakit, Nguyen Song hanya sisa beberapa hari saja, Dokter Anis bilang Nguyen Song telah menderita gagal jantung, tanpa bantuan peralatan, mungkin dia tidak bisa bertahan sebulan.

"..." Mendengar berita ini, Laras juga merasa tidak nyaman, kehidupan yang muda dan segar akan pergi begitu saja.

"Aku kali ini pergi, tidak tahu kapan baru akan kembali ke Jakarta, kakek, nenek, dan bibi, aku serahkan padamu untuk sementara waktu."

“Yah, itu tentu saja, kamu tidak perlu katakan.” Laras memikirkan Yuka dan ingin mengetes kakak sepupunya, “Kak, apakah kamu pernah memperhatikan Yuka?”

"?" Dirga tampak sangat bingung, kenapa Laras tiba-tiba menyebutkan Yuka pada saat ini?

Laras bertanya dengan hati-hati, "Apakah kamu benar-benar tidak memahami pikiran gadis itu?"

"Dia punya pikiran? Apa pikiran dia?"

Laras tersenyum sejenak, dia diam-diam berpikir, Yuka, aku hanya bisa membantumu sampai di sini.

"Apakah kamu benar-benar tidak menyadari bahwa dia suka kamu?"

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu