Cinta Pada Istri Urakan - Bab 123 Laras, Bisakah Kamu Jangan Begitu Memalukan Seperti Ini

"Aku tidak takut, Gavin pasti akan menyelamatkanku."

Perkataannya itu membuat Jenny terdiam, benar sekali, seperti yang Navi katakan, seorang kapten tidak bisa menukar sebuah helikopter, sedangkan seorang nyonya Pradipta, hanya dalam hitungan menit saja bisa membuat Jenderal Gavin mengangguk.

Matahari semakin tinggi, suhu di permukaan laut juga semakin tinggi, Jenny dan Laras datang dari Jakarta memakai jaket yang tebal dan tidak sempat untuk melepaskannya, sekarang seluruh tubuh mereka sudah dipenuhi dengan keringat.

Jenny telungkup di atas dek, darah mengalir dari tubuhnya, keringat mengalir dari kepalanya, kekuatan fisiknya habis dengan sangat cepat.

Terkadang dia benar-benar iri dengan Laras, kenapa dia bisa mendapatkan Gavin, pria yang sudah dikejarnya begitu lama dengan susah payah itu, kenapa Laras bisa mendapatkannya begitu saja tanpa harus bersusah payah dahulu?

Kebersamaan mereka juga belum lama, kenapa perasaan mereka bisa begitu dalam sampai-sampai tidak bisa dipisahkan?

Apakah rasa percaya antara dirinya dan Gavin yang dibangun selama 20 tahun lebih tidak dapat dibandingkan dengan apa yang dirinya dan Laras miliki selama setengah tahun ini?

Mungkin inilah yang dinamakan dengan takdir, sudah ditakdirkan kalau dia dan Gavin tidak berjodoh.

"Hei, kamu jangan tidur, jangan menutup matamu, buka matamu, cepat buka."

Suara Laras yang terdengar di samping telinganya terdengar sedikit bising, dia benar-benar tidak ingin mendengarnya.

"Hei, kalian segerombolan pria membuat seorang wanita terluka sampai seperti ini, keterlaluan sekali kalian!" Laras tiba-tiba berteriak marah, "Kalian berani tidak menghentikan darahnya? Kalau kalian tidak berani, lepaskan aku, biarkan aku yang melakukannya."

Tuan Black menendangnya sekali lalu memarahinya : "Berisik sekali, jika kamu berteriak lagi, aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya ditusuk oleh pisau."

Tuan Black menunjukkan pisaunya, pisau itu dihiasi dengan warna merah, di bawah cahaya matahari dia bersinar dengan warna merah darah.

Laras dibuat silau oleh cahaya merah itu, jadi dia terpaksa menahan amarahnya di dalam hati, dia diam-diam berpikir, dasar gendut, jangan sampai kamu jatuh ke dalam tanganku!

Gavin yang berada di atas melihat Tuan Black menendang Laras, dia berteriak marah, "Siapa yang berani menyentuhnya?!"

Tuan Black gemetar, dia membuka mulutnya sebentar, namun akhirnya dia tidak berani untuk menjawabnya, dia hanya bisa diam-diam menyimpan pisaunya kembali.

Laras tertawa lalu berkata dengan lirih, "Lihatlah wajah takutmu itu, masih berani keluar menjadi penjahat, siapa yang memberikanmu keberanian itu? Fish Leong?"

"Apa yang sedang kamu gumamkan?"

"Oh, tidak ada apa-apa, hanya merasa sangat panas, pakaianku terlalu tebal, tadi aku mabuk laut jadi cairanku sudah aku muntahkan semuanya, ditambah sekarang begitu panas seperti ini, aku rasa aku akan terkena heatstroke...... saudara-saudara sekalian, apakah aku boleh melepaskan jaketku?"

"Tutup mulutmu!"

Laras memutar bola matanya, ternyata tidak bisa ditipu, sayang sekali.

10 menit kemudian, dibilang lama tidak juga, namun juga tidak bisa dibilang sebentar, semua orang merasa tegang, semua orang tidak berani untuk bertindak gegabah.

Hanya Laras yang selalu bertindak tidak normal.

Dia merasa panas, haus dan juga lapar, dia bahkan masih harus menahan buang air kecil, "Kakek, aku boleh pergi ke kamar mandi tidak? Sekalian melepas jaketku, aku panas sekali."

"Siapa yang kamu panggil kakek?! Punya mata tidak?" Tuan Black berteriak marah, dia baru berumur awal 40an, hanya saja karena dia sering berlari kesana kemari untuk menyelamatkan nyawanya, jadi terlihat lebih tua.

"Iya iya iya, aku tidak punya mata, aku adalah orang buta, tapi setiap orang punya kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditahan, bolehkah aku pergi ke kamar mandi kakak kecil?"

Beberapa pria tinggi besar yang ada di samping mereka dibuat tertawa oleh panggilan "kakak kecil" Laras kepada Tuan Black, situasi yang serius itu seketika runtuh, membuat suasananya menjadi tidak begitu tegang lagi.

Tuan Black mengerutkan keningnya dengan tidak senang, dia tidak bersedia menjadi bahan tertawaan orang lain, akan tetapi orang-orang ini adalah bawahan paman keempat, jadi dia juga tidak berdaya.

"Dasar gadis busuk, tutup mulutmu, tahan saja!" Tuan Black tidak berani menyuruh orang-orang dari paman keempat untuk tutup mulut, namun dia bisa menyuruh Laras untuk menutup mulutnya.

Laras menyilangkan kedua kakinya lalu membungkukkan tubuhnya, membuat tubuhnya menjadi seperti bola, wajah kecilnya juga berkerut, dia berkata dengan getir : "Bagaimana cara menahan hal ini, tubuhku sudah bau muntahan, jika ditambah dengan buang air kecil di celana, bukankah aku akan membuat kalian mati karena menahan nafas?"

Tidak ada yang bereaksi.

"Aku masih belum berkata lapar dan meminta makan kepada kalian, aku hanya meminta untuk ke kamar mandi saja, masak tidak boleh? Begitukah cara kalian memperlakukan seorang sandera, jika kalian terus seperti ini, aku akan melompat ke dalam laut, apakah kalian tidak bisa berperikemanusiaan sedikit saja, aku hanya seorang wanita lemah, dengan menculikku saja, kalian sudah cukup rendah, sekarang masih tidak membiarkanku buang air kecil, kalian tidak merasa bersalah?"

Tidak ada yang mempedulikan Laras, jadi dia bangkit berdiri dan mengambil langkah kecil, dia berlari beberapa langkah, lalu tiba-tiba kakinya terpeleset, dia berteriak "Aduh" lalu jatuh ke atas dek, "Hei, kalian tidak takut aku kabur?"

Tuan Black melihatnya dengan dingin dan benar-benar meremehkannya, "Memangnya kamu bisa lari? Kamu tahu tidak apa yang dinamakan dengan berlari? Dengan kedua kaki pendekmu itu, bahkan mau melompat ke laut saja tidak bisa."

"Hahahaha......" semua orang tertawa keras, mereka sudah menahannya cukup lama.

Jenny yang setengah sadar membuka matanya dan memakinya dengan kesal, "Laras, bisakah kamu jangan begitu memalukan seperti ini?"

Bahkan Gavin yang berada di atas merasa sedikit malu, dia tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan Laras.

Navi bahkan tertawa dengan sangat keras, "Hahahaha, aku tidak menyangka kalau nyonya Pradipta begitu menarik, Gavin, pandanganmu dalam memilih wanita benar-benar sangat berbeda."

Kedua tangan Laras diikat di belakang tubuhnya, pakaiannya juga tebal, masih ditambah dengan dipasangi bom, saat ini begitu dia jatuh, dia tidak bisa telungkup dan juga tidak bisa berdiri.

Hal ini membuat semua orang tertawa kencang, suasananya tiba-tiba berubah menjadi aneh.

Navi melihat sekilas kearah permukaan laut, memang banyak speedboat yang sudah mengikuti kapal selam meninggalkan tempat itu, namun permukaan laut yang tenang itu membuatnya semakin merasa tidak tenang.

Detik demi detik berlalu, cahaya matahari bersinar cerah, langit berwarna biru jernih, jarak penglihatannya sangat tinggi, saat melihat langit yang bersih itu, Navi merasa sedikit panik, "Kenapa masih belum datang?"

Gavin : "Untuk apa terburu-buru, ini bukan di tepi pantai, memangnya bisa langsung datang dengan cepat?"

Laras yang berada di bawah benar-benar terlihat menyedihkan, dia benar-benar tidak bisa bangkit berdiri, setelah mencobanya berulang kali, akhirnya dia menyerah.

Untungnya dek sangat licin, jadi dia sekalian saja duduk di atas lantai dan menggunakan kakinya untuk menyeret tubuhnya ke depan.

Dia bergerak maju dengan susah payah, namun mereka malah tertawa semakin kencang, semuanya sedang menertawakannya, di saat yang bersamaan juga bisa dibilang sedang menertawakan Gavin.

Jenny benar-benar tidak sanggup untuk melihatnya lagi, tubuhnya juga semakin lama semakin lemah, jadi dia sekalian saja menutup matanya dan tidak melihatnya.

Laras tidak sama dengan Jenny, di mata orang-orang, dia lemah dan bertubuh mungil, otaknya juga sepertinya tidak begitu beres, mereka bisa membunuhnya dengan mudah, jadi mereka semua menurunkan kewaspadaan mereka terhadapnya, hanya menganggapnya sebagai sebuah bahan tertawaan, sebuah bahan tertawaan yang bisa menghina Gavin.

Laras secara perlahan maju sedikit demi sedikit ke samping kapal, dia menyenderkan punggungnya ke kapal lalu dengan susah payah menggunakan punggungnya untuk bangkit berdiri.

Begitu dia bangkit berdiri, dia melihat sesosok mayat tergeletak di lorong sebelah, dia berteriak kencang, "Akhhh!!! Ada mayat!!!"

Dia gemetaran lalu tanpa sengaja tergelincir kembali.

"Hahahaha, benar-benar lucu sekali."

"Hahahaha, kamu datang kemari untuk melawak yah."

"Aku tidak menyangka kalau raja serigala yang terkenal itu mempunyai seorang istri yang bodoh, hahahaha." semua orang kembali mengejek Laras, bahkan juga ikut menyindir Gavin dan pasukan khusus serigala.

Saat mendengar suara ejekan mereka, Laras menggertakkan giginya dengan marah, dia langsung duduk disana, punggungnya bersandar kepada dinding kapal sambil beristirahat.

Yang terutama adalah, jika dia bergerak lagi, maka dia pasti tidak akan bisa lagi menyembunyikan kebenaran tentang tali yang mengikat tangannya sudah mengendur.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu