Cinta Pada Istri Urakan - Bab 61 Seseorang Dalam Situasi Yang Baik Tidak Mengerti Penderitaan Orang Lain (1)

Gavin menghela nafas panjang, dan tidak tahu harus menangis atau tertawa, “Darimana kamu belajar omong kosong seperti ini?”

Laras tidak tahan, dalam sekejap sudut mulutnya melontarkan senyum cemerlang.

Begitu dia tersenyum, wajah kecil pucatnya dengan cepat berubah menjadi marah, matanya yang kuyu berubah menjadi cerah, ini semua berubah seperti menjadi percikan air bunga di matanya, semacam perasaan merayakan terlepas dari maut.

Gavin berdiri, mencubit hidungnya, “Untuk apa terisak? Malu tidak?”

Laras mengangkat dagunya, matanya melihat keatas, dia tidak ingin air matanya mengalir, tapi begitu mengangkat kepala, mengenai luka di bagian belakang kepalanya, membuatnya terus menangis kesakitan.

Dia mendengus dan bergumam, “Mana ada aku menangis, aku kesakitan, sangat sakit.”

Gavin memegang kepalanya dengan kedua tangan, dan dengan hati-hati melindunginya， “Iya iya, apa katamu itulah, sekarang bagaimana perasaanmu?”

Kedua orang saling memandang satu sama lain, saat dia berbicara, udara panas menghantam wajahnya, terasa sangat intim, jantung Laras setengah berdetak, “Kalau kamu tidak merayuku, aku akan terbebas dari kekhawatiran.”

Gavin menatap matanya dengan muram, “Bicara masih tidak begitu waras, itu artinya otakmu tidak ada masalah, aku sudah tenang.”

“……Mana ada tidak waras, aku masih belum mengatakan apa yang sebenarnya kupikirkan.”

“Ehn? Apa isi pemikiranmu yang sebenarnya?”

Laras dengan berani melihat jenggot kumis abunya, yang tampan, dewasa, seksi dan menawan, pagi yang indah ini saat dia melihatnya, yang ada di pikirannya yang pertama adalah, “Suamiku, ada pepatah, yang namanya pengantin baru, kalau ini bukan rumah sakit, aku pasti akan menindihmu ke bawah, seekor serigala lapar menerkam domba, apakah kamu tahu?”

Gavin menyesal menanyakan pertanyaan ini, dia tidak bisa mengakui dirinya yang kaku digoda gadis kecil yang lebih muda darinya, lalu, dia sengaja memasang wajah serius, dan berkata: “Omong kosong lagi, kamu selalu ingat dirimu seorang gadis, bagaimana mungkin......”

“Stop!”Laras menjulurkan tangan menutup mulutnya, dan tersenyum menawan, “Kalau begitu kita pulang, hihihi.”

“……”Gavin benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa padanya.

“Du Du Du, Suamiku, aku sedikit pusing.”

“Oh, suamiku, sepertinya aku sedikit sesak.”

“Suamiku, aku sudah lapar......”

Gavin：“……”

Kamar pasien seharian cukup ramai, dokter datang memeriksa, perawat datang mengantarkan obat, habis itu datang lagi tim pasukan khusus serigala, yang datang melihat kakak ipar berpikir sifatnya memang seperti rumor yang beredar.

Dua petugas kepolisian mencatat pengakuan Laras di ruang pasien, Gavin menunggu di luar koridor.

Deretan pria maskulin ini, wajahnya yang tampan, bodynya yang bagus, koridor ini di penuhi dengan sinar cahaya matahari, setiap gambar sama mewahnya seperti film.

Sonny si tampan dengan mata besarnya, Weiner pria kuat dan tangguh, Jordan si melankolis, tapi yang paling menawan, tentu saja atasan mereka Gavin.

Pasukan khusus serigala berkumpul disini, membuat seluruh popularitas dilantai ini menjadi naik, dokter wanita, perawat wanita, dan anggota keluarga dari beberapa pasien wanita, baik di lantai ini atau tidak, semuanya seperti datang untuk melihat.

Dan, mereka para pria yang menjadi pusat perhatian tidak tahu apa-apa.

Wajah Gavin tampak serius, “sudah tanya masalah hilangnya paman keempat?”

Sonny menggelengkan kepala, “Menurut pengakuan mereka, hanya paman keempat yang menghubungi mereka secara sepihak, mereka tidak bisa menghubungi paman keempat, dan tidak tahu detail lokasi paman keempat.”

Gavin balik bertanya: “Ucapan mereka bisa dipercaya? Terus interogasi, orang-orang ini sangat licik.”