Cinta Pada Istri Urakan - Bab 3 Bolehkah Aku Menjadi Pacarmu?

Bab 3 Bolehkah Aku Menjadi Pacarmu?

Nadira Santoso adalah mahasiswi jurusan penyiaran, sama seperti Christian, dia juga adalah murid yg baik dalam segala hal, nilainya bagus, penampilannya baik, latar belakang keluarganya juga baik, meskipun dia yang melabeli dirinya sendiri dengan panggilan bunga kampus, tetapi tidak ada orang yang berani membantahnya.

Yang kebetulan adalah Christian, Laras dan Nadira, mereka bertiga dulunya adalah teman SMA, Christian dan Laras bahkan adalah teman sebangku.

Semua orang mengetahui jika Nadira menyukai Christian, saat dia melihat Laras bertengger di punggung Christian, dia marah dan cemburu, terlebih lagi, dia dari dulu selalu meremehkan Laras Mengenai asal usul Nadira dan Laras, saat itu pernah dijadikan bahan candaan.

Saat baru naik SMA, Nadira jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Laras, lalu dia memberikan surat cinta kepadanya dan menyatakan perasaannya, hasilnya Laras hanya mengucapkan tiga kata -- aku bukan lesbian.

Saat itu Nadira merasa sangat jijik sampai tidak berhenti muntah, dia sangat ingin memukul Laras, demi membuktikan kalau dia bukan lesbian, dia selalu mencari masalah dengan Laras.

Setelah itu, Nadira menyukai Christian, dia sangat menyukai penampilan Christian yang dingin dan keren.

Tanpa diduga, ternyata Laras adalah teman sebangku Christian, membuat dia setiap kali ingin mencari Christian harus bertemu dengan Laras, setiap kali harus berhadapan canggung dengannya.

Setelah lulus dari SMA yang sama, ternyata mereka masuk kampus yang sama juga, memang benar kalau musuh pasti selalu bertemu di mana-mana.

" Laras, cepat kau turun!" Nadira berkata dengan sangat marah, "jangan menyentuh Christian dengan tangan kotormu itu."

Awalnya Laras memang ingin turun, tetapi setelah mendengar perkataan Nadira, dia tidak jadi turun, sepasang tangannya semakin erat memeluk leher Christian, sengaja menempelkan wajahnya ke wajah Christian sambil bertanya, " Christian, dia pacarmu?"

Saat dia bertanya seperti itu, hati Nadira sangat berdebar-debar, dia sudah menunggu jawaban dari Christian selama satu minggu.

Christian dengan datar berkata "bukan", seperti tidak ada hubungan dengan dirinya.

Nadira seketika merasa sangat sakit, sudah menunggu begitu lama, ternyata jawabannya seperti ini, sangat menyakitkan.

Saat itu, cahaya matahari terbenam pas menyinari ke wajah Laras, dia menelungkup di punggung Christian, dengan manja menundukkan kepalanya, anak-anak rambut menutupi matanya, matanya yang bagaikan anggur bercahaya, wajahnya yang kecil sangat cantik dan imut, memiliki efek yang membuatnya terlihat lembut.

Dia bertanya dengan lembut : "kalau begitu... Bolehkah aku yang menjadi pacarmu?" dia paling suka menggoda Christian, saat SMA, waktu mereka masih adalah teman sebangku dia sering menggodanya, kadang-kadang dia bisa marah, kadang-kadang wajahnya akan memerah, sangat lucu sekali.

Setelah menjadi mahasiswa mereka jarang bisa duduk sebangku, dia sudah lama tidak menggodanya.

Waktu bagaikan berhenti saat itu juga, di kampus saat awal musim gugur, cahaya matahari yang keemasan, di bawah bayangan pohon, juga disertai dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi, ditambah dengan hati yang bingung dan berdebar-debar.

Christian melihat kepadanya, kelopak matanya berkedut, di matanya yang tenang terlihat sedikit kebahagiaan.

Waktu dia baru saja mau membuka mulut untuk menjawabnya, Laras menggodanya dengan mencubit dagunya, dengan tangannya mencubit jakunnya, lalu dengan menantang berkata kepada Nadira: "Saya sudah menyentuhnya di sana sini, saya sudah mengotorinya, kau gigit aku saja sini!"

Nadira kesal sekali, sambil menunjuk Laras dia memakinya : "dasar bukan perempuan ataupun laki-laki, orang tuamu melahirkanmu benar-benar membuang-buang makanan saja, pantas saja mereka membuangmu, bahkan orang tuamu saja tidak menginginkanmu, untuk apa kau hidup di dunia ini?!"

Senyum Laras seketika berubah kaku, dia tiba-tiba melompat turun dari punggung Christian, tatapannya penuh dengan niat jahat, orang tua adalah topik terlarang baginya.

Nadira menarik tangan Christian dan ingin menariknya pergi dari sana, "jauh-jauh dari orang gila ini, dengar-dengar semalam dia tidak pulang ke asrama, tidak tahu dia pergi dengan siapa semalaman, jangan sampai ketularan penyakit yang tidak baik dari dia."

Tanpa diduga, Christian mengibaskan tangan Nadira, berkata dengan dingin : "maaf, sepertinya kita tidak kenal dekat."

Wajah Nadira menjadi merah : "...."

Teman-temannya yang lain : "...."

"oh iya, kemarin dia pulang ke rumahnya, bukannya pergi keluar dengan orang yang tidak jelas, dia adalah teman sekelasku, aku tidak mau jaga jarak dari dia."

Christian mempermalukan Nadira di depan umum, Nadira benar-benar kesal, laki-laki yang dia sukai kenapa bisa berteman dengan seorang perempuan tomboi? Kenapa menyakiti hatinya hanya untuk perempuan tomboi seperti itu?!

Karena Christian membelanya, Laras pura-pura menampilkan senyum yang tidak bersalah dan berkata : "terima kasih atas cinta kalian yang begitu dalam, kalian begitu mengerti aku."

Christian berdiri di bawah tiupan angin musim gugur, sosoknya yang tinggi dan angkuh sangatlah menonjol di tengah kerumunan orang itu, dia menoleh dan melihat Laras, tiba-tiba berkata, "akan kupertimbangkan." lalu dia pergi.

Pergi....

Laras dengan bingung terdiam di sana, dia berkata apa? Apanya yang dipertimbangkan?

--

Di tempat lain, Gavin sedang menyetir dalam perjalanan pulang, saat sampai di depan rumah, ibunya Anna Kusuma menyambutnya, mengingatkannya dengan berbisik : "anakku, tekanan darah ayahmu akhir-akhir ini meninggi, kamu jangan membantahnya ya."

Gavin saat itu merasakan firasat buruk, tapi tetap tidak bisa dihindari.

Saat masuk ke dalam ruangan, Allan Pradipta sedang duduk di sofa, walaupun ayahnya sudah pensiun tetapi tetap tidak kehilangan wibawanya, Gavin menghampiri ayahnya dengan hormat, tangannya membentuk hormat ala tentara, "ayah, saya sudah pulang."

Allan tidak banyak berbicara, setiap berbicara hanya yang penting saja, " ini adalah perjanjian pernikahan yang dulu kubuat dengan Juna Wiratama, hitam diatas putih, sangatlah jelas, besok kamu pergi ke rumah keluarga Wiratama."

Begitu Gavin melihat surat perjanjian pernikahan di atas meja, dia kaget dan marah, "ayah, sekarang sudah jaman apa, masih dijodoh-jodohkan? Bukankah itu terlalu kolot?"

"apakah kamu tidak mendengarkan perkataanku?" kelihatannya seperti pertanyaan, tetapi nada bicaranya seperti pernyataan, Allan sudah terbiasa memerintah di militer, tidak heran sifatnya keras, jika bukan dikarenakan kesehatannya yang tidak begitu baik, dia pasti masih menjabat kedudukan yang tinggi di militer.

Gavin memohon dengan sangat kepada ayahnya : "ayah, aku baru 28 tahun, tidak terburu-buru untuk menikah."

"kamu tidak terburu-buru menikah, pihak perempuan ingin segera menikah." , Allan sudah memutuskan, dia berkata, "mumpung sekarang kamu ada waktu, segeralah menikah."

Gavin berulang kali mengambil nafas yang dalam, berusaha menahan diri, "ayah, mengenai masalah ini aku tidak dapat menurutimu, aku tidak bisa berjanji padamu."

Begitu , Allan mendengarnya, dia bangkit berdiri sambil berkata, "kamu jangan mengira karena ayah sudah pensiun jadi tidak bisa mengaturmu lagi, 2 tahun belakangan ini ayah menyuruhmu ke timur kamu sengaja ke barat, untuk masalah lain kamu boleh tidak menurutiku, tetapi mengenai masalah ini, jika kamu berani tidak menurutiku, ayah akan membuatmu dipecat dari jabatanmu."

"ayah.... Kau...."apakah aku adalah anak kandungmu?

Melihat keadaan mereka yang sepertinya akan mulai bertengkar, Anna segera memisahkan mereka berdua, sifat anak laki-lakinya sangat mirip dengan ayahnya, jika sampai bertengkar pasti tidak ada yang mau mengalah, "sudahlah, sudah, jangan berbicara lagi. Anakku, 28 tahun memang tidak perlu terburu-buru menikah, tapi pekerjaanmu ini bahkan waktu untuk membicarakan pasangan hidup saja tidak ada, gadis yang baik itu sudah mau dibawa kabur orang lain."

"putri keluarga Wiratama yang oleh ayahmu dijodohkan denganmu itu, ibu sudah menyelidikinya, putri Juna baik dari segi umur maupun penampilannya sangat serasi denganmu, latar belakang keluarganya bersih, dia diajar dengan baik oleh keluarganya, wajah dan karakternya semuanya adalah yang terbaik."

Keluarga Pradipta bagaimanapun juga adalah keluarga militer yang cukup terpandang, kriteria menantunya tentu saja yang terbaik, jika belum diselidiki olehnya Anna juga tidak akan begitu saja setuju dengan suaminya.

Gavin akhirnya mengerti, ternyata ibunya menyuruhnya pulang untuk membujuknya menikah, mereka berdua sepakat, tujuannya adalah memaksa dia untuk menikah.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu