Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1109 Maukah Menikah Denganku

Malam semakin larut, malam di awal musim semi masih terasa dingin, Yuka berdiri dibalkon dan memandangi apartemen tinggi itu dari jauh.

Sisi yang dicat hitam itu, dia tidak bisa melihat lokasi persis apartemen itu, dan juga tidak tahu Dirga sekarang berada dimana.

“ Yuka, sedang apa kamu diluar, apa kamu tidak kedinginan”

“Tidak dingin, aku hanya melihat pemandangan di malam hari.”

Nyonya Ona berjalan keluar, tangannya memegang jaket, menyelimuti dia, “Hati-hati masuk angin.”

“Terima kasih Ma.”

“Aku tahu apa yang kamu lihat, ini sudah gelap, mana bisa kelihatan”

Yuka menunduk, sedikit tersenyum, “Tidak melihat apa-apa, hanya melihat pemandangan saja.”

“Kamu tidak bisa membohongiku, kalau begitu kamu lihat saja, jangan berdiri terlalu lama, angin disini lumayan kencang.”

“Baik, tenang saja, aku akan masuk ketika terasa dingin.”

Yuka mendongakkan kepala, melihat langit yang gelap, awan gelap menutupi semuanya, tidak ada yang terlihat lagi selain ketidak jelasan.

Pekerjaan magang dirumah sakit sudah selesai, pemahaman dia terhadap profesi dokter ini sudah lebih baik, dia menjadi semakin bangga dan hormat pada ayahnya sendiri.

Besok akan kembali ke sekolah melanjutkan studi, sudah belajar begitu lama, tidak boleh menjadi sia-sia.

Dan disaat ini, ponselnya tiba-tiba berdering, pesan yang dikirimkan oleh Dirga “Kamu lihat kebawah.”

Yuka menunduk, selain lampu jalan yang bersinar dibawah, terlihat sesosok bayangan familiar yang muncul disana.

Dia melambaikan tangan dengan gembira, dan orang dibawah juga sama, mengangkat tangan melambai.

Yuka dengan cepat mengetik dan mengirim pesan, dia berkata “Sudah bisa bertemu”

“Sembunyi-sembunyi, seharusnya bisa, apa kamu bisa turun”

“Bisa, tunggu aku di koridor.”

Di koridor yang gelap, Dirga berdiri disana dengan tangan didalam kantong, tidak lama kemudian, terdengar bunyi lift disebelah, lalu ada bayangan bergerak di koridor, dan Yuka muncul dengan membawa dua kantong sampah.

Mereka sudah setengah bulan tidak bertemu, Yuka meletakkan kantong sampah, langsung masuk kepelukannya, air matanya mengalir.

Dirga memeluknya, menepuk punggungnya, menghiburnya “Jangan menangis, bukankah aku sudah datang.”

Yuka tidak menjawab, hanya terus menangis.

Dirga mengetuk kepalanya, lalu menyentuh pipinya untuk menyeka air matanya, “Maaf, sudah membuatmu susah.”

“Aku tahu kamu pasti akan memberikanku sebuah jawaban ketika menyuruhku menunggu” Yuka berkata terputus-putus.

“Jawabanku tidak pernah berubah, hanya saja keadaan sekarang semakin sulit, kita belum bisa pergi berjalan-jalan dan menonton film dengan bebas, maaf.”

Kedua tangan Yuka memeluk pinggangnya, menangis sambil menggeleng, “Jangan katakan maaf, yang paling aku takuti saat mendengar kamu mengatakan maaf, maka kamu akan membuangku, seperti satu tahun yang lalu.”

Saat itu, Dirga merasa sangat sulit, dia terlalu egois, juga tidak mengerti bagaimana mencintai seseorang, dia memeluknya semakin erat, berkata “ Yuka, aku berjanji padamu, dengan nyawaku, dengan seluruh keluarga Ayubi, dengan sungguh-sungguh berjanji padamu, aku Dirga pasti tidak akan mengecewakanmu.”

“Em.” Yuka menangis bahagia.

“Aku sedang memikirkan cara, butuh waktu, sekarang Amanda dalam kondisi stabil, aku akan mencari kesempatan menjelaskan padanya, dalam hidup ini aku hanya mencintai kamu seorang, dan hanya akan menikah denganmu.”Sambil berkata, Dirga dengan panik mengeluarkan sebuah cincin berlian dari kantongnya, berlutut dengan satu kaki.

“Eh, kamu kenapa” Cahaya di koridor terlalu gelap, Yuka tidak melihat dengan jelas, hanya merasakan dia tiba-tiba berlutut, juga tidak tahu apa yang terjadi.

Dirga sedikit bersemangat, berdebar-debar, satu tangannya memegang cincin berlian, satu tangan lagi menarik tangan dia, supaya dia bisa memegang cincin berlian, “Aku tahu aku sudah membuatmu mengalami banyak kesulitan, Yuka apakah kamu bisa memberikanku kesempatan untuk memperbaikinya, aku mencintaimu, kelak, maksudku mulai sekarang, sampai sisa hidupku, aku akan mencintaimu sebaik-baiknya, menyayangimu, melindungimu, maukah kamu menikah denganku”

Yuka tertegun,dirinya sama sekali tidak menyangka dia akan melamar disaat seperti ini.

“Aku dari awal sudah menyiapkan cincin ini, satu tahun yang lalu aku menghabiskan semua energiku untuk belajar dan bekerja, demi menyelesaikan studiku lebih awal, lebih awal mengambil alih toko perhiasan ayahku, lebih awal menyelesaikan semua masalah di Inggris, kembali lebih awal, setiap hari aku memikirkan apakah kamu akan melupakanku. Aku tahu kamu masih sekolah, tidak bisa menikah begitu cepat, orang tuamu juga keberatan denganku, tapi, aku tidak tahu harus bagaimana membuktikan perasaanku padamu, aku cinta padamu, hanya kamu, maukah kamu menikah denganku”

Yuka juga bersemangat, tapi dirinya lebih merasa terharu, keduanya adalah orang yang berkepribadian lambat, tidak mudah untuk mengambil langkah seperti ini, dan karena dia berani untuk mengambil langkah pertama, maka dirinya juga tidak akan mundur.

Dalam kegelapan, keduanya sama-sama tidak bisa melihat satu sama lain, hanya bisa menggunakan tangan untuk merasakan, Yuka mengangguk, dia juga tidak bisa melihat.

“Masalah Amanda, sudah membuatmu sulit, itu salahku, aku tidak menyangkal, tapi tenang saja, aku tidak akan menerima ancaman dari siapapun, dia menggunakan nyawanya sendiri untuk menekanku, dan itu hanya akan membuat hubungan kami sebagai abang adik melemah. Hanya saja sekarang, dia ingin bunuh diri, dia pernah menolongku, membantuku, aku tidak bisa melihatnya mati begitu saja. Berikan aku waktu, aku akan menyelesaikan masalah ini dengannya. Yuka, aku pernah kehilangan segalanya, aku tahu betapa berharganya mendapatkan kembali sesuatu yang sudah hilang, aku bersumpah tidak akan lagi membuangmu, tidak akan lagi, bisakah kamu menikah denganku”

Seiring dengan keheningan yang dia pikirkan, suara memohonnya semakin tidak memiliki rasa percaya diri, dia sangat bingung.

Yuka menarik nafas dalam, menenangkan emosinya, berkata “Disini terlalu gelap, kamu bahkan tidak melihatku mengangguk.”

Dirga sangat gembira, kedua tangannya gemetar, “Kamu sudah menyetujuinya”

“Em.”

“Aku bersedia”

“Aku bersedia”

Dirga merasa terharu, memasangkan cincin itu ke jari dia, dia terus mengucapkan terima kasih, dia tidak pernah tahu bahwa dia bisa sebahagia seperti sekarang ini, perasaan yang tidak bisa dilukiskan, seperti sedang bermimpi.

Yuka memapah dia untuk berdiri, keduanya berpelukan erat lagi.

Tidak lama kemudian, suara lift disebelah terdengar lagi, ada orang yang turun, Dirga tiba-tiba bertanya “Apa kamu ingin pergi membuang sampah?”

“Tentu saja mau, jika tidak untuk apa aku keluar”

“Kalau begitu aku temani kamu.”

“Lebih baik tidak usah, bagaimana jika terlihat oleh orang lain”

“Sekarang sudah malam, kita jangan bersuara, jalan diam-diam.”

“Baik.”

Lalu, Dirga mengambil kantong sampah, menggenggam tangan Yuka, berjalan keluar.

Dibawah lampu jalan, keduanya saling memandang dan tersenyum, wajah mereka penuh dengan air mata, terasa sedikit sakit saat angin bertiup, tapi, sakit ini tidak ada apa-apanya, kehangatan di telapak tangan keduanya telah menyembuhkan semua.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu