Cinta Pada Istri Urakan - Bab 331 Kejar Wanita Pakai hati

Fanny belum berpikir sejauh itu, jadi ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Laras, ”Yah, yang aku tahu orang lain bisa begitu mesra saat pacaran, tapi aku menjalin hubungan dengan orang lain pun belum pernah."

Laras sembari menghibur berkata, "Kamu harus terbiasa, siapa suruh untuk jatuh cinta kepada seorang tentara."

Fanny tersadar, dengan nyaring berkata, "Tidak! Aku harus makan banyak untuk menenangkan pikiran."

Laras : "....."

Ketika mereka bertiga sedang makan, tiba-tiba empat orang lelaki memasuki ruangan.

Mereka duduk dengan posisi menghadap pintu, begitu juga dengan Laras, sehingga ia dapat sekilas melihat mereka.

"Tanu dan yang lainnya datang," bisiknya kepada Manda.

Manda melihat ke belakang, tapi itu bukan empat orang yang sama yang mereka temui di Apa Hayo terakhir kali.

Ketika ia berbalik, Tanu juga melihat mereka, dan mata keduanya bertatapan tanpa sengaja.

Manda dengan cepat berbalik lagi, tubuhnya pun merinding dalam sekejap, rasanya benar-benar sial.

Tanu dan ketiga orang lainnya duduk di meja tepat di belakang Manda. Tanu mendongak untuk melihat punggung Manda.

Manda duduk tegak bagaikan jarum, badannya terasa panas mengepul-ngepul bagai air mendidih, namun punggungnya terasa dingin menusuk.

Pernikahan itu sangat terkenal, sehingga sekarang Tanu menjadi setenar artis, dan orang asing selalu mengenalinya ke mana pun ia pergi.

Laras juga merasa tidak nyaman. Ketika dia menatap Tanu, ia melihat hal-hal buruk sangat memengaruhi selera makannya.

Fanny yang duduk di samping Laras melihat ke arah Tanu yang terlihat sangat familiar, "Eh, apakah dia Tan...."

Sebelum dia menyelesaikan pertanyaannya, begitu dia melihat ekspresi Manda, dia tahu apa yang harus dilakukan. Dengan cepat ia menutup mulutnya dan bertanya, "Bisakah kita pergi? Aku sedang diet, daging di meja ini terlalu menggoda untukku."

Mereka bertiga pun memutuskan untuk segera pergi.

Laras melambai ke pelayan, "Tolong billnya."

Pelayan datang dengan membawa bill, tetapi dihentikan oleh teman Tanu.

Orang itu adalah yang tertua nomor tiga diantara mereka, yang paling penuh warna, paling romantis, sosok yang paling bisa mempermainkan seseorang, bernama Boy Ron.

Boy menghentikan pelayan, memberi sinyal kepadanya untuk segera pergi, lalu sambil tersenyum ia berjalan mendekati meja Laras, "Halo nyonya Pradipta, sangat senang bisa bertemu dengan anda di sini. Bolehkah saya duduk di sini?"

Laras dengan cepat menolak, "Maaf, saya tidak terbiasa makan dengan orang yang tidak dikenal. Pelayan, tolong billnya."

Boy menghentikan pelayan lagi, dan mengeluarkan uang 1,2 juta rupiah. "Saya yang membayar untuk meja mereka, sisanya adalah tip."

Pelayan itu sangat gembira dan menerima uang itu, "Baiklah, terima kasih tuan."

Laras terlihat marah, dia mengangkat suaranya dan berkata, "Pelayan, kami tidak butuh dia untuk membayar tagihannya, hei..."

Tapi pelayan sudah mengambil uangnya dan pergi dengan cepat, tak lama setelah itu ia kembali dengan nota.

Laras mengambil resi tersebut, lalu dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan memindai barcode yang tertera di atas meja dan membayar bill miliknya. "Dia membayar untuk dirinya sendiri, saya membayar untuk diri saya sendiri, dan meskipun saya tidak memberi tip kepada anda, anda tidak dapat menghentikan saya membayar, karena 300 ribu saja, saya tidak mau berutang budi, ini nominal kecil juga."

Pelayan itu agak malu, ia baru menghadapi situasi seperti ini untuk pertama kalinya, "Maaf, saya kira anda datang bersama."

Laras mengemasi barang-barangnya dan bergegas pergi, "Tidak apa, mana mungkin aku pergi dengan hidung belang."

Pelayan : "....."

Boy : "....."

Tanu dengan cepat menghentikan kakaknya, "Kak, jangan menambah masalah, duduklah."

Boy merasa kesal, Laras memang masih sangat muda, namun nyalinya sangat besar, kalimatnya tadi membuat Boy kehilangan muka. Eh, tapi bukankah ia hanya bergantung pada kekuatan keluarga Pradipta?

Boy tidak mau berhenti, dia berbalik melihat Manda dan berkata, "Nona Manda, kakak pertamaku setidaknya sudah menjauhkan anda dari pisau yang tajam, sekarang bisakah kita makan bersama sebentar saja, apakah itu terlalu susah?"

Selain kehilangan berat badan, sekarang Manda juga benar-benar kehilangan kepercayaan diri dan harga dirinya. Dia sedikit menundukkan kepalanya dan berdiri di samping Laras yang auranya sangat kuat. Seperti gadis kecil yang pemalu yang jadi babu, jug tidak bisa dibandingkan dengan wanita gendut satunya yang sangat tenang.

"Nona Manda....."

"Hei, apakah kamu sudah selesai?" Boy menekan sekali lagi, Laras pun berdiri menghalangi langkah Manda, "Teman-teman Tuan muda Dibyo lainnya diam saja, kenapa kamu banyak omong?"

"Kamu.....", Boy menatapnya dengan marah. Jika bukan karena rasa takutnya kepada keluarga Pradipta, dia sudah menampar habis wanita itu.

Tapi, Boy melihat penampilan seksi Laras dan mendapat satu ide licik, dia pun tersenyum licik dan bertanya, "Hehe, aku tidak menyangka, ternyata Tuan Pradipta menyukai yang cabe pedas begini, apakah Tuan Pradipta bisa tahan menghadapimu? Ahahaha."

Laras menatap sekilas, "Memang sifat anjing sama dengan sifat majikan."

"Kamu....", Boy lagi-lagi merasa kesal, "Hei nenek lampir, jangan kira aku takut padamu."

"Aku tidak pernah berpikir kamu harus takut padaku. Kenapa? Kau ingin berkelahi? Oke, keluar sekarang. Pukulan nenek lampir ini dijamin dapat membuatmu untuk berlutut minta ampun."

Kedua tangan Boy mengepal erat, ia sudah tidak dapat menahan amarahnya, Tanu membentak lagi, "Boy, sudah kubilang duduk, apa kamu tidak dengar?!"

"Kak, dia menghinamu."

"Apakah itu bukan karena kamu memprovokasinya, kamu hanya kuminta duduk apa tidak dengar?

".....", Boy duduk dengan kesal, kalimatnya tersangkut di tenggorokan dan tidak bisa ia telan lagi.

Akon Loury, tertua nomor dua, dan Rondo Hanif, paling muda, membujuknya menggunakan ekspresi mata.

Laras memegang Manda dan menarik Fanny, "Ayo pergi."

Tanu menyaksikan mereka pergi, matanya tertuju pada Manda untuk waktu yang lama, mereka meninggalkan restoran Hot Pot dan menghilang ke dalam malam.

Begitu mereka pergi, Boy sudah tidak tahan dan berkata, "Kak, bukankah itu hanya makanan, dan mereka bahkan tidak menghargainya. Kenapa kamu pasrah begini?"

Rondo juga penuh keluhan, "Benar kak, menurutmu wanita tak tahu terima kasih ini bagaimana? Dia tidak sebagus beberapa supermodel terakhir sih....."

Diam!", bentak Tanu. "Jaga mulutmu! Wanita tak tahu terima kasih seperti apa, coba katakan sekali lagi?"

Rondo pun menutup mulutnya sambil tersenyum.

Kakak kedua yang paling tenang, Akon, menyarankan, "Kalian semua berhenti main-main, kakak pertama sedang tidak ingin bercanda sekarang."

Tanu memandangi kakak kedua, "Apa kamu punya ide?"

Di antara mereka, Akon memiliki EQ tertinggi dan tahu cara paling ampuh untuk membujuk seorang wanita. Beberapa pacarnya tahu keberadaan adanya orang ketiga, tetapi mereka semua sudah terlanjur cinta mati padanya.

Bagi wanita, Akon Loury adalah segalanya.

"Kak, pacarnya adalah Rendra Pradipta, kamu sudah memasuki teritorinya Rendra, apa kamu tidak takut menjadi musuhnya keluarga Pradipta? .... Tapi tidak masalah, jika kamu bisa membuat Manda jatuh cinta padamu, mau sebesar apapun kekuatan Rendra, tidak akan ada gunanya."

Tanu bingung, "Bagaimana aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku?"

"Ah, kamu itu ya, banyak-banyak lah bermain, seiring berjalannya waktu akan mengerti juga, sekarang kamu memang belum berpengalaman."

"Katakan saja intinya!"

"Kak, mengejar hati seorang wanita harus dengan hati-hati, gunakan hatimu, dan dia akan datang kepadamu dengan sendirinya," Akon menunjuk jari ke dada Tanu, "Aku berani bertaruh tusukan pisaumu tidak sia-sia."

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu