Cinta Pada Istri Urakan - Bab 77 Mempublikasikan Hubungan (2)

Kedatangan Gavin ke pesta ulang tahun membuat suasana menjadi lebih cerah, dan membuat keluarga Atmaja mendapat tidak sedikit muka, bahkan skandal dimana Rama dan Nagita ingin menjual pelacur pun diabaikan.

Meskipun hanya pesta ulang tahun, tetapi tetap harus ada hadiah ulang tahun, hadiah yang diberikan tamu undangan ditumpuk setinggi bukit.

Kakek bukanlah tamu istimewa, dan dia bisa seperti sekarang ini karena dapat berkat dari anak cucu, para tamu undangan berdatangan karena rumor dan karena menghormati Rama, hadiah yang diberikan juga ala kadarnya dan kebanyakan dari mereka memberikan hadiah yang sama.

Kakek memegang hadiah yang diberikan Gavin, tampilan luarnya sangat indah, sepertinya berisi sesuatu yang sangat berharga.

Saat muda kakek adalah pelukis tradisional, sangat menyukai lukisan dan tulisan kaligrafi antik, hampir sepanjang hidupnya hanya berkaitan dengan lukisan dan kaligrafi antik, dan sekarang dia mendapatkan lukisan dan kaligrafi antik yang diberikan oleh suami dari cucunya, dengan tidak sabaran dia ingin segera melihat isinya.

Nagita perempuan yang licik, melihat kakek yang sangat menyukai keadaan sekarang ini, lalu berkata : “ Gavin, kamu kasih hadiah menarik apa ke kakek? “

Gavin menjawab : ‘’ Hanya sebuah gambar, yang terpenting adalah kakek menyukainya.”

“Kakek kalian paling suka lukisan dan kaligrafi…. Pa, hanya sebuah lukisan, atau suami dari cucumu yang paling mengerti kamu? Bagaimana kalau sekarang kita pergi lihat.” Kata Nagita

Dengan sangat antusias kakek menjawab “Baiklah” .

Dua orang pelayan melakangkah maju dan dengan sangat hati –hati membuka gulungan lukisan tersebut.

Dengan suara lembut Laras berkata : “ Apakah mungkin lukisan pemandangan itu dicetak dan dibeli seharga seratus ribu rupiah di toko souvenir, di sudut kanan bawahnya masih ada tanggal.”

Gavin mencubit hidung kecil Laras sambil berkata : “ Kamu pikir semua orang seperti kamu yang tidak punya hati nurani?”

Gulungan gambar itu pelan – pelan mulai terbuka, orang yang ahli dalam bidang seni terkejut sambil menebak : “ Apakah ini gambar karya seni dari seniman terkenal Picasso ?”

“Karya asli Picasso sudah dilelang beberapa tahun lalu dengan harga 200 juta, ini tidak mungkin karya aslinya mungkin ini hanya replikanya saja.”

“Bahkan jika benar hanyalah sebuah replika harganya juga pasti akan sangat mahal, coba kamu lihat bahkan sampai ukirannya semuanya sangat sama persis dan nyata, sangat mirip dengan aslinya.”

Pembicaraan tentang lukisan replika ini pun menjadi tersebar luas diantara para tamu undangan, dan kakek juga melihatnya, dan ia juga dalam hatinya merasa bahwa lukisan itu tidak mungkin lukisan asli tetapi lukisan itu sangat terlihat nyata dan asli.

Lukisan terkenal karya Picasso selalu menjadi objek panas bagi semua orang, dan lukisan replikanya juga dinilai, hasil karya lukisan replika yang paling bagus dapat dijual dengan harga puluhan juta.

Kakek memiliki ketertarikan yang tidak dapat dijelaskan pada lukisan dan kaligrafi, dia sangat tidak sabar untuk melihat lukisan tersebut sehingga dia pun berdiri dan perlahan berjalan mendekati.

Dia dengan hati – hati melihat dan mengamatinya berulang – ulang, dan ia sangat ingin mengambil kaca pembesarnya di rumah untuk mengamatinya lebih jelas, bahkan jika ini hanya sebuah lukisan replika, kualitas dan teknik melukis ini membuatnya sangat puas.

“Sini sini sini, ayo kita pergi melihatnya.” Katanya, beberapa tamu undangan yang mempunyai hobi yang sama dengan kakek ikut pergi bersama untuk melihat.

“Astaga, ini benar adalah karya asli !”

“Benar?”

“Sebelum pelelangan beberapa tahun lalu, saya memiliki hak istimewa untuk melihat langsung, kalau karya yang lain saya tidak berani mengakuinya, tetapi lukisan karya Master Picasso saya telah pernah mempelajarinya selama sepanjang hidup saya, dan saya berani menjamin dengan identitas pimpinan dari asosiasi lukisan dan kaligrafi kalau ini pasti adalah lukisan asli dari Master Picasso.”