Cinta Pada Istri Urakan - Bab 16 Majikan Kaya Yang Bodoh

Bab 16 Majikan Kaya Yang Bodoh

Pandu tidak berdaya, dahulu dia juga pernah berurusan dengan penipu, melihat mobil ini mahal, langsung berusaha menipunya untuk mendapatkan uang, tetapi dia hanya seorang supir, seorang bawahan hanya bisa menuruti majikannya.

Setelah naik ke mobil, Pandu dengan tidak sungkan-sungkan membongkar kebohongannya : "Nenek, saya setiap hari lewat sini, tetapi tidak pernah melihatmu, kau tidak tinggal di sini bukan?"

Nenek itu melihat supir dengan pandangan menghina, tidak mempedulikannya, sebaliknya malah bertanya kepada Laras, "Laras, apakah dia adalah pacarmu? Kenapa kau mencari seorang pria yang tidak punya hati, tidak punya belas kasihan sebagai pacarmu?"

"....." Pandu tidak berbuat apapun tapi tetap saja dipersalahkan, kasihan sekali.

Laras tertawa sangat keras, "Nenek, dia bukan pacar saya, dia hanya mengkhawatirkan saya saja."

"Untung saja, baguslah, gadis yang begitu baik hati dan ramah sepertimu harus disandingkan dengan pria yang punya toleransi, bijaksana dan berbakat." Nenek itu berbicara dengan tegas dan masuk akal, hampir tidak ada sedikipun ekspresi menyedihkannya yang tadi, "Laras, nenek kenal seorang pria yang seperti itu, mau nenek kenalkan padamu tidak?"

Laras merasa nenek ini sangatlah menarik, di puncak kehidupannya yang paling membosankan tiba-tiba datang seorang nenek yang sangat konyol ini, bahkan sangat mirip dengan neneknya yang sudah meninggal, dia tanpa sadar ingin ngobrol lebih banyak dengannya.

"Terima kasih nenek, saya sudah menikah."

"Menikah?" Orang tua itu sangat kaget, "Nenek lihat umurmu masih sangat muda, kenapa begitu cepat sudah menikah?"

"Seorang pria tua yang masih sendiri melihat bahwa saya sangat imut jadi dia memaksa mau menikahi saya, saya juga tidak berdaya hahaha."

Pandu : "......"

Nenek : "......"

"Oh iya nek, nenek belum bilang mau ke mana, ini sudah masuk ke kompleks perumahan, rumah nenek di mana?"

Orang tua itu sengaja membuat ekspresi datar, pura-pura marah dan berkata : "Huh, nenek mau pergi ke rumah keluarga Pradipta untuk menagih hutang, seorang tuan muda dari keluarga Pradipta ternyata berhutang 100.000.000 rupiah kepadaku yang hanya seorang nenek tua, nenek harus mencarinya untuk menagih hutang.

Pandu : "......"

Laras semakin tertarik, "Maksud nenek....Gavin?"

"Benar, benar, itu dia, apa kau mengenalnya?"

"Bukan hanya kenal, saya juga lumayan akrab dengannya, nenek, dia adalah seorang majikan kaya raya yang bodoh."

Pandu : "......"

Nenek : "......"

"Nenek, sangat kebetulan sekali saya juga mau pergi ke rumah keluarga Pradipta, nenek pergi bersama dengan saya saja, saya akan membantu nenek meminta uangnya kembali!"

"Baik, kau benar-benar seorang gadis yang baik hati."

Laras sangat gembira, tidak tahu gembira karena apa, mungkin karena ingin melihat bagaimana jika Gavin yang berpakaian rapih itu ditagih hutang oleh orang lain, akhirnya ada tontonan menarik.

Kepala pelayan Dewa yang berdiri di depan pintu untuk menyambut nyonya muda sangat kaget sekali melihat orang tua yang turun dari mobil bersama-sama dengan nyonya muda.

"Nen....."

"Uhuk uhuk, "Orang tua itu memelototi kepala pelayan Dewa, memotong kata-katanya, "Laras, nenek masuk begitu saja denganmu apakah tidak apa-apa?"

"Tidak masalah, nenek masuk saja."

"Baiklah."

Laras memapah nenek itu masuk ke dalam rumah, kepala pelayan Dewa diam-diam mengusap keringat yang ada di dahinya, mempersiapkan dirinya, baru ikut masuk ke dalam.

Setelah Pandu memarkirkan mobilnya dengan baik, dia lari ke depan mendekat ke telinga kepala pelayan Dewa dan membisikkan beberapa kalimat, kepala pelayan Dewa menunjukkan ekspresi "Aku sudah tahu, kau jangan ikut campur", menyuruh Pandu untuk pergi.

Di ruang tamu sudah disiapkan makan malam yang mewah, nenek itu bertanya sambil tertawa : "Pas mau makan malam?"

Laras : "Iya, nenek, ayo duduk dan makan bersama, ayo duduk, duduk."

"Sepertinya....tidak begitu baik, "Nenek itu pura-pura khawatir, "Jika nenek makan malam di sini bagaimana kalau si Tuan Pradipta itu tidak mau membayar hutangnya?"

"Tidak akan, nenek lihat apakah dia seperti orang yang tidak membayar hutangnya?"

"Huh, orang semakin kaya semakin pelit."

"Nenek, bagaimana Gavin bisa berhutang pada nenek?"

Orang tua itu mengambil sumpit lalu mejepit sepotong daging sapi rebus, dia tidak peduli kepada kepala pelayan Dewa dan para pelayan yang berdiri di samping dan sudah mengeluarkan keringat, dia berkata dengan santai : "Dia menggoda cucu menantuku, cucuku dan istrinya pada awalnya saling mencintai, tetapi setelah bertemu dengannya, maka istri cucuku ingin bercerai dengan cucuku, masih meminta uang 100.000.000 juta kepada cucuku untuk mengganti kerugian masa mudanya bersama cucuku, menurutmu uang ini bukankah harusnya dibayar oleh Gavin?"

Laras sangat kaget sampai hanya ingin tertawa, "Hahaha, ternyata ada masalah seperti ini, harus, harus dia yang bayar, siapa yang suruh dia menggoda wanita yang sudah bersuami, dia juga menghancurkan sebuah pernikahan, menurut saya minta dia bayar dua kali lipat."

Kepala pelayan Dewa : "......"

Para pelayan : "......"

Laras bertanya lagi : "Nenek, kalau begitu cucu nenek sudah bercerai?"

"Belum, istrinya menunggu cucuku memberikan uangnya."

"Oh, kalau begitu harus menyuruh dia bertanggung jawab terhadap cucu menantu nenek, tidak boleh sudah membuat seorang wanita menjadi janda terus mau lepas tanggung jawab begitu saja, nenek, seharusnya nenek memanggil cucu menantu nenek untuk datang bersama mencari Gavin, hahaha, maka akan semakin menarik."

Nenek : "....."

Kepala pelayan Dewa dan para pelayan : "......"

Nenek itu tidak dapat menahan rasa penasarannya lagi, dia bertanya : "Laras, nenek dengar mereka memanggilmu nyonya muda, kamu adalah...."

Laras tertawa lalu berkata dengan santainya : "Nenek, saya beritahu yang sebenarnya, Gavin adalah pria tua yang tadi saya ceritakan kepada nenek, jika saya tahu moralnya dia begitu bobrok, saya pasti tidak mau menikah dengannya."

Nenek itu tertawa dengan terpaksa, dia merasa bercandanya sudah keterlaluan, jadi dia menggantikan Gavin untuk menjelaskan kepada Laras, "Semuanya adalah salah cucu menantuku yang tidak setia itu, pantas saja Gavin....oh iya, dia begitu hebat bisa memaksamu untuk menikah dengannya?"

"Tentu saja, dia menaruh pisau di leher saya dan memaksa saya untuk menikah dengannya."

Nenek : "......"

Kepala pelayan Dewa dan para pelayan : "....."

Ditambah dengan Gavin yang baru saja turun dari lantai 2 : "......"

"Selamat malam tuan muda."

Gavin menganggukkan kepalanya, tidak punya pilihan lain selain memanggil, "Nenek, kenapa nenek datang lagi tanpa mengucapkan apapun?"

Apa? Nenek? Laras terbelalak dan melihat Gavin, lalu melihat nenek kembali, "Nenekmu? Nenek kandung?"

Dia tentu saja tahu kalau nenek sedang berusaha menipu, dia juga tahu segala hal yang diucapkannya tadi merupakan kebohongan, dia hanya mengira kalau nenek ada masalah dengan mentalnya, dia juga merasa orang tua itu sangat menarik, siapa yang mengira kalau ternyata dia adalah nenek kandung Gavin, astaga!

Laras dengan diam-diam menoleh dan melihat Kepala pelayan Dewa, berkata dengan berbisik, "Kenapa kau tidak memberitahuku?"

Kepala pelayan Dewa hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan wajah tidak bersalah.

Nenek berkata sambil tertawa : "Aku sangat ingin makan daging sapi rebus di rumahmu, karena itu aku datang kemari, Laras, ayo ikut makan."

Melihat ke wajah Gavin yang datar, Laras segera berdiri, menundukkan kepala, menyusutkan bahunya, tidak berani berkata apapun, bahkan tidak berani bernapas terlalu kencang. Tadi dia banyak menjelek-jelekkanya di hadapan nenek, dia seharusnya tahu kalau tidak boleh membicarakan orang lain di belakangnya.

Gavin jalan dengan santainya, duduk dan berkata dengan serius : "Nenek, dokter bilang nenek harus makan makanan yang tidak terlalu asin dan berminyak, daging sapi rebus ini jangan dimakan terlalu banyak."

Dia tidak mempedulikan gadis kecil yang sedang menundukkan kepalanya.

"Di luar negri ada orang tua yang setiap hari minum coca cola, dokter juga menyarankan dia agar tidak minum coca cola terlalu banyak, akhirnya dokter itu sudah meninggal beberapa tahun, orang tua itu masih hidup dengan baik." Nenek memasukkan satu potong daging lagi ke dalam mulutnya, "Nenek jarang ada kesempatan bisa datang kemari, baru makan beberapa potong saja kamu sudah berisik."

Gavin : "......"

Laras tidak dapat menahan tawanya lagi, tetapi setelah mendapatkan pandangan mata Gavin yang berbahaya, dia segera menutup mulutnya lalu kembali menundukkan kepalanya.

Nenek menarik Laras dan berkata : "Laras, kenapa kau terus berdiri, duduk."

"Nenek, saya....saya tidak berani...."

"Kau sudah memanggilku nenek, maka nenek akan melindungimu, duduk, anak ini tidak akan berani menindasmu dihadapanku."

Laras langsung berkata : "Kalau tidak di hapadan nenek dia akan mencambukku 2 kali lipat."

"......." Wajah Gavin seketika berubah hijau.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu