Cinta Pada Istri Urakan - Bab 289 Semua Wanita itu Sama

Tangisan Vero ini, berlangsung selama setengah jam baru berhenti, maskara dan eyelinear sudah luntur semua, air matanya semua berwarna hitam.

"Maaf ya Laras, sudah memalukan diri sendiri dihadapanmu."

Laras menggeleng kepalanya.

"Aku kedalam cuci muka dulu."

"Mau tidak kutemani?"

"Tidak perlu, malu-maluin saja, kamu duduk saja."

Mata Laras melihat Vero masuk kedalam, Laras dengan ragu melihat Gavin, bertanya: "Kakak sepupu dan Sonny kenapa?"

"Seperti yang kamu dengar."

"Kejadiannya kapan?"

"Mereka putus hampir 3 tahun."

Laras sangat terkejut, "Sudah tiga tahun masih tidak bisa melupakannya?.....Jadi kenapa Sonny mau putus dengannya?"

Gavin menarik nafasnya dalam-dalam, merasa ini adalah urusan orang lain, dan juga sudah masa lalu, sangat tidak bagus dibicarakan, oleh karena itu berkata: "Jangan tanya lagi, kita sebagai orang luar tidak bisa mengurusnya"

Tapi Laras tidak berpikir seperti itu, mendesak dan bertanya lagi: "Apa kamu tidak mengkhawatirkan kakak sepupumu? Sudah tiga tahun dia masih tidak bisa melupakannya, apa tidak takut dia akan seperti ini selamanya? Aku lihat Sonny juga masih sendiri, juga tidak mencari pengganti, kenapa mereka bisa putus?"

"Jangan ikut campur, itu adalah masalah mereka, mereka ada cara berpikir mereka sendiri, kita orang luar tidak bisa ikut campur."

"Tapi kamu lihat kakak sepupu seperti ini......" Laras sedikit panik.

"Dia bertemu aku, dari 5 kali ada 3 kali selalu seperti ini."

"Sudah selalu seperti ini kamu masih merasa kalau ini wajar?" Laras sedikit marah, dia marah karena Gavin tidak peduli dan ceroboh, "Apa kamu tidak merasa kakak sepupu seperti ini perasaannya ada sedikit masalah? Apa kamu tidak merasa mungkin kakak sepupu mau kamu membantunya?"

Gavin yang melihatnya kesal, dia juga kesal, berkata: "Siapa yang tau apa yang kalian pikirkan, hati berkata ini, mulut berkata itu, siapa yang bisa tau?! Lagipula aku mana bisa mengurusi hubungan percintaan orang lain, mereka mau putus apa aku harus memberhentikan mereka? Tidak kasih mereka putus?"

"Iya, yang kamu bilang memang benar, tapi ini adalah kakakmu, Sonny adalah bawahanmu, setiap kali kakak melihatmu pasti teringat Sonny, tapi dia masih ingin bertemu denganmu, kenapa, dia hanya ingin tau tentang Sonny darimu bukan? Juga ingin kamu memberitahu Sonny kalau dia sekarang sangat menderita."

Giliran Gavin yang kalut, "Apa benar seperti itu?"

Laras benar-benar dia buat kesal setengah mati, bertanya balik: "Apa tidak benar?"

Sebenarnya memang perempuan lebih mengerti perempuan, berkat perkataan Laras tadi, Gavin merasa memang benar seperti itu.

"Dia pergi berlibur, bukan karena bosan, tapi mengobati luka hatinya, kalau berhasil dia akan pulang, kalau tidak maka dia akan pergi lagi, kalau tidak berhasil maka hanya bisa berganti tempat mengobati luka hatinya lagi."

Gavin dengan kesal meminum birnya, "Apa dia tidak bisa langsung memberitahuku? Kalau aku bisa bantu pastinya aku akan bantu."

"Bukannya kamu sudah mengerti kalau wanita berkata tidak berarti iya?"

"Itukan kalau kamu."

Laras memutar bola matanya, "Semua wanita itu sama."

"......"

Laras tidak banyak berkata lagi, sambil membongkar kantong Gavin berkata: "Handphone mana? Keluarkan, langsung telepon Sonny, suruh dia datang sekarang."

"Tidak perlu seperti ini juga kan, sebentar lagi kantor mereka sudah tutup, dia mau keluar juga tidak bisa."

Laras sudah mendapatkan handphone, menarik telunjuknya untuk membuka password handphonenya, "Kalau begitu ajak besok, mumpung kakak belum ke Moroko, biarkan mereka bertemu sebentar, apa kamu tidak pernah dengar siapa yang menyebabkan masalah, dialah yang menyelesaikan masalahnya sendiri, takutnya kakak seperti ini adalah semacam penyakit."

Gavin membalikkan tangannya meletakkan tangannya diatas meja, "Jangan ribut lagi, masalah di antara mereka kamu tidak tau banyak, kamu juga tidak mengerti, jangan banyak ikut campur."

Laras dengan tidak senang, bertanya: "Jadi kamu merasa aku terlalu banyak mengurusi urusan orang lain?"

"Apa tidak benar?"

Laras sangat kesal, wajahnya dengan galak berkata: "Oke, urusan rumah kalian aku juga tidak mau urus lagi."

"......" Kenapa jadi aku yang terkena sialnya? Aku tidak melakukan apapun, kenapa jadi marah padaku?"

Tangan Gavin yang memegang handphone mendekat ke tangannya, baru saja menyentuh kelingkingnya, Laras langsung menarik tangannya.

Bahkan kelingkingnya pun tidak mau disentuh Gavin, keadaan sangat parah.

Tepat sekarang ini, pelayan dari dalam tiba-tiba berlari keluar berkata: "Bos pingsan, diatas tanah semuanya darah."

Gavin dan Laras sama-sama terkejut, langsung bangun dan berlari kedalam sana.

Vero pingsan didepan pintu toilet, wajahnya sudah bersih dari makeup, wajahnya pucat.

Mungkin ketika dia pingsan, keningnya terbentur dengan knop pintu, jadi keningnya membengkak, juga tidak berhenti berdarah.

Gavin langsung menekan lukanya untuk memberhentikan darah, dengan kuat bertanya: "Disini siapa yang bisa bawa mobil."

"Aku bisa." Kata seorang koki.

"Baik, kamu yang bawa mobil, kita antar dia kerumah sakit."

Tanpa menunggu lagi, Gavin langsung menggendong Vero berlari keluar, Laras dan koki mengikut dari belakang.

Koki adalah seorang pria paruh baya, dulu adalah koki di keluarga Ridwansyah, lalu Vero membuka restoran ini, dialah yang bertanggung jawab atas semua di restoran ini, selain kepala koki, dia juga manajer toko.

"Haih, akhir-akhir ini emosi nona tidak stabil, tubuhnya juga sangat lemah, semalam juga pingsan, aku menyuruhnya pergi ke rumah sakit, tetapi dia tidak mau, juga membicarakan kesedihan dan keputus-asaannya, benar-benar buat orang khawatir."

Koki ini sudah lama ikut dengan Vero, hubungan mereka lebih sekedar dari bos dan bawahan, sedikit banyak juga lebih mengerti Vero.

"Jenderal Pradipta, emosi nona kami sangat tidak stabil, kurasa kalian harus membawanya pergi ke dokter psikolog, aku menegurnya dia tidak dengar, kalian adalah saudaranya, lebih baik kalau menegurnya."

Laras dengan marah melotot pada Gavin, dengan pelan memarahinya, "Kamu lihat, benarkan apa yang kubilang? Kamu sedikitpun tidak perhatian dengan kakakmu."

Gavin: "......"

Koki berkata lagi: "Jendral Pradipta, sejak nona putus dengan si Sonny itu 3 tahun lalu, seharipun dia tidak pernah merasa bahagia, dia lebih besar beberapa tahun dari putriku, aku melihatnya seperti ini, aku juga sangat sedih. Kalau putriku dibuat sedih seperti ini selama 3 tahun, aku pasti sangat sedih, dari awal sudah membawanya ke dokter psikolog. Aku juga tidak berani memberitahu tuan dan nyonya, beberapa tahun ini hubungan nona dan orang rumah tidak begitu baik, aku juga takut mereka khawatir, takut hubungan mereka semakin memburuk."

Gavin mengerutkan keningnya, dia baru sadar, Vero yang setelah membersihkan riasannya yang tebal ternyata begitu rapuh, sudah bukan wanita mandiri seperti dulu lagi.

Beberapa tahun ini, dia menjalani kehidupan yang kacau, tidak ada tujuan, tidak ada rencana, hidupnya sudah terpecah belah, bahkan kekuatan untuk hidup pun tidak ada.

Detik ini Gavin tersadarkan, memang dia yang sudah mengabaikan kakak sepupunya.

Pelan-pelan dia melepaskan keningnya, lukanya tidak berdarah lagi, telapak tangannya penuh dengan jejak darah yang sudah mengering.

Laras sangat kesal dengan Gavin, juga sangat tidak tega melihat Vero seperti ini.

Mereka sangat cepat sampai ke rumah sakit, Vero langsung diantar ke UGD, selain luka di keningnya, dia juga menderita gula darah rendah dan kekurangan gizi.

3 tahun ini, dia tidak pernah menyayangi dirinya sendiri, dia menyerah pada dirinya sendiri sejak Sonny meninggalkan dirinya.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu