Cinta Pada Istri Urakan - Bab 48 Orang Yang Tidak Tahu Malu Tiada Tanding (1)

Pagi keesokan harinya, setelah matahari terbit, kabut perlahan pudar, matahari terang benderang, udara menjadi terasa hangat.

Cahaya matahari yang hangat terpancar masuk kamar mandi, menyinari bulu mata gadis cantik yang sedang tertidur dengan nakalnya.

Laras terbangun dibawah situasi seperti ini, selain cahaya matahari yang menyinari seluruh isi kamar, kamarnya juga dipenuhi oleh aroma bunga osmanthus yang lembut, beserta segelas air hangat yang masih mengebulkan asap disamping meja ranjang.

Uap air yang hangat terlihat begitu menyilaukan dibawah cahaya sinar matahari, perlahan naik dengan anggunnya, tanpa perlu dipikirkan pun Laras tahu siapa yang menyediakan untuknya.

Entah bagaimana keduanya bertemu dan menjadi suami istri, namun Gavin sungguh baik padanya sampai tidak bercelah.

Laras merupakan anak yang sangat sensitif sejak kecil, ia bisa mengetahui ibunya tidak senang cukup dengan satu lirikan.

Dia kekurangan kasih sayang, kekurangan rasa percaya diri, kekurangan rasa hangat dalam keluarga, dia sama sekali tidak pernah membayangkan masalah percintaan apalagi masalah pernikahan dan memiliki keluarga sendiri.

Gavin bagaikan dewa yang diutus ke sisinya, memberinya sebuah keluarga, memberinya perhatian yang tidak terhingga, juga memberikannya sandaran yang begitu nyata, ia sungguh merasa sangat bersyukur.

Ketika turun dari tangga sebangun tidur, Laras membawa gelas kosong turun dari atas.

“Dimana tuan muda?” dia bertanya pada Pelayan Lira.

Pelayan Lira menunjuk kearah luar, “Tuan muda sedang lari pagi.”

“Oh, aku keluar dulu mencarinya.”

“Eh eh, nyonya muda, tuan muda berpesan untuk menyuruh anda sarapan terlebih dahulu, dia juga sengaja menyuruh koki untuk memasakkan anda air kurma jahe.”

“….” Wajah Laras seketika memerah, “Dia juga tahu tentang ini?”

Pelayan Lira berkata sambil tersenyum : “Tentu saja kamu yang memberitahu tuan muda, ada juga sup gelatin dan kue gelatin, semua sedang disiapkan didapur.”

“………”

“Nyonya muda, aku sudah bekerja di kediaman keluarga Pradipta begitu lama, belum pernah sekalipun melihatnya tertarik dengan hal lain selain pekerjaan, lebih-lebih tanya soal wanita.” Pelayan Lira diam-diam memberitahunya, “Kuberitahu ya nyonya muda, tuan muda kami belum pernah berpacaran.”

“Benarkah?”Laras bertanya dengan wajah heran, Gavin saja sudah hampir 30 tahun, berdasarkan kriteria dia, mengatakan dia memiliki selir hingga ribuan pun tidak terasa berlebihan, dan bisa-bisanya dia tidak punya mantan?!

“Tuan dan nyonya juga pernah menjodohkannya namun ia tidak pernah hadir, semua orang mengira ada kelainan dalam hal lawan jenis, hingga bertemu dengan anda nyonya muda.”

“Hehehehe, aku mengerti.”

Setelah dipikir-pikir bawahan di keluarga ini cukup realistis, ketika ia baru tiba disini, semua masih memantaunya, cukup sopan padanya ketika berhadapan langsung, namun sekarang begitu melihat Gavin begitu baik padanya, para pelayan mulai menjilatinya, semakin perhatian pada segala kebutuhan dan makanan kesukaannya.

Namun dia ditakdirkan hidup susah sehingga tidak terbiasa dilayani bagai raja seperti ini, setelah makan ia segera kabur keluar.

Dipekarangan rumah kediaman Pradipta ditanami beberapa pohon Ginkgo yang besar, seluruh daun Ginkgo diatas pohon sudah berubah menjadi keemasan, cahaya matahari menyinari dedaunannya, membuat setiap lembar daunnya terlihat seperti dilapisi oleh lapisan emas, terlihat megah, memukau, dan indah dipandang mata.

Karena tidak ingin merepotkan orang lain, setiap pagi Laras naik lift turun ke garasi mobil, melalui jalur yang terdapat di basement keluar dari kediaman Pradipta. Jalur ini tembus di sebelah timur rumah kediaman Pradipta, pohon Ginkgo berada di barat rumah, dan dia melewati pemandangan yang begitu indah dan memukau.

Pohon Ginkgo sangat besar, daunnya lebat, sebatang pohon saja sudah bisa memenuhi satu per tiga pekarangan, dia berlari kecil dan berdiri dibawah pohon itu, kepalanya menengadah tinggi melihat daun yang berkilau bak emas.

“Waaaw!” tanpa sadar ia berseru sambil merenggangkan kedua tangannya seolah ingin memeluk emas-emas diatasnya.

Ketika itu, Gavin yang baru selesai lari pagi melewatinya, kakinya terhenti di anak tangga yang ia naiki, bebalik menatap gadis yang sedang berdiri dibawah pohon Ginkgo itu.

Setelah sekian tahun lamanya, baru kali ini Gavin merasa pemandangan ini begitu baru dan segar,

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu