Cinta Pada Istri Urakan - Bab 746 Papa Terlambat

Saat ini, sudah waktunya pulang sekolah, koridor di luar kelas penuh dengan orang, semuanya mengecam bajingan itu.

Dagu Laras tidak berhenti mengeluarkan darah, Guru Vega yang terkena pukulan juga jatuh ke lantai dan tidak bisa berdiri.

Kepala Sekolah Amri melihat semua ini, keseriusan masalah ini telah sangat melebihi bayangannya, "Panggil polisi, cepat, panggil polisi."

"Siapa yang berani memanggil polisi?" Mata pria itu merah karena berkelahi, dia berteriak, kemudian dia mengayunkan tangannya dan langsung melemparkan kursi kecil itu ke pintu.

Dengan suara keras, dan dengan akurat kursi kecil itu mengenai dahi Kepala Sekolah Amri, Kepala Sekolah Amri pingsan di tempat.

Seorang guru berteriak-berteriak di koridor, "Kesini, cepat kesini, ada masalah di sini, kesinilah!"

Sejujurnya, pria itu sedikit khawatir, dia bergegas ke pintu dan menyeret guru yang berteriak ke masuk.

Dia dengan tegas memperingatkan: "Jangan berteriak, jika teriak lagi, aku akan merobek mulutmu."

“…..” Guru itu langsung diam tidak berani bersuara.

Pria itu tidak percaya bahwa Kepala Sekolah Amri benar-benar pingsan, kursi plastik kecil mana bisa menjatuhkannya? Dia berjalan menghampiri kaki Kepala Sekolah Amri, lalu menendangnya, "Bangun, jangan berpura-pura mati, bangun, bangun!"

Tetapi, Kepala Sekolah Amri yang terjatuh disana, sama sekali tidak menanggapinya.

Laras mengambil kesempatan ini untuk meraih handphonenya lalu menelepon Gavin.

Bobi merangkak keluar dari lengan Guru Vega, menggertakan giginya, mengepalkan tinjunya dan berlari dengan marah ke arah pria itu.

gendut melihatnya, berteriak, “Papa, Bobi akan memukulmu.”

Pria itu berbalik, mengangkat tangannya tinggi-tinggi, dan langsung menampar Bobi.

Tubuh Bobi yang kecil tidak mungkin bisa menahan pukulan sekeras itu, terdengar suara “pak”, langkahnya tidak stabil, lalu terjatuh karena pukulan itu.

" Bobi !" Hati Laras benar-benar hancur, dia tidak pernah merasa sangat takut dan tidak berdaya seperti saat ini, anak-anaknya sendiri, tetapi dia tidak bisa melindungi mereka.

Bobi hanya mendengus dan berusaha tidak menangis, "Mama, aku tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa, kan? Aku akan memukulimu sampai kamu berlutut dan memohon belas kasihan!" Pria itu menghampirinya sambil mengatakan ini.

gendut melompat dan bertepuk tangan untuk menyemangatinya, "Papa sangat hebat, papa bunuh dia, bunuh dia!"

Pada saat kritis ini, Gavin bergegas masuk, sebelum pria itu sempat melihat wajahnya, dia langsung mendorongnya hingga jatuh ke lantai.

Pria itu berteriak, "Siapa, lepaskan?!...... aduh, sakit, sakit ….. Apa kamu tidak tahu siapa aku? Beraninya kamu melakukan ini padaku. Lepaskan... Jika kamu tidak melepaskan, aku akan membuatmu menanggung akibatnya! "

Gavin pastinya sangat marah, ini adalah taman kanak-kanak, tempat yang paling murni dan paling aman, siapa sangka hal semacam ini akan terjadi!

Hal yang paling membuatnya marah adalah putranya dipukuli sampai bengkak, dagu istrinya terluka, dan putrinya menangis ketakutan. Bagaimana dia bisa tahan ?!

Dia menginjak wajah pria itu, mengikat tangannya di punggungnya, dan menarik pergelangan tangannya, “Ah!!!” Pria itu menjerit seperti babi.

gendut sangat ketakutan sehingga dia mundur ke dinding dan berkata dengan suara bergetar, "Papa, cepat bangun, bunuh mereka, papa, bangun..."

Gavin menoleh dan menatap bocah itu, gendut duduk di lantai dan menangis.

Ketika lelaki itu mendengar putranya menangis, dia berusaha melepaskan dirinya dan mengancam. "Siapa kamu berani menantangku, aku beritahu kamu, aku adalah putra dari jaksa senior di kantor kejaksaan, dia adalah cucu dari jaksa senior di kantor kejaksaan, kamu takut bukan? Hum, cepat lepaskan aku. "

Orang-orang di koridor bertepuk tangan ketika mereka melihat bajingan itu diberereskan. Di tengah kerumunan, tiba-tiba seseorang berteriak, "Apanya yang putra, dia adalah menantu Toreto Han, seorang pria phoenix yang berkarakter buruk."

Menantu Toreto Han ? Gavin mengangkat kakinya dan menatap wajah pria itu dengan seksama. Ah, ini jalan sempit bagi musuhnya. Tidak heran dia merasa akrab dengan suaranya. Ternyata Sun Alvia seseorang yang hanya memanfaatkan koneksinya sehingga dia berani mengintimidasi orang!

Dengan hanya satu tangan, Gavin meremas pergelangan tangannya dengan erat, " Sun Alvia, bahkan jika Direktur Han datang untuk menjemput cucunya sendiri, dia juga tidak akan angkuh seperti kamu?"

Sun Alvia menolehkan kepalanya, dan melihat dengan ujung matanya, “Ga..Ga… Kepala Gavin?.....”

Pada saat ini, suara mobil polisi terdengar dari luar, ternyata beberapa orang yang menyaksikan ini ada yang memanggil polisi. Dengan segera polisi bergegas ke ruang kelas dan langsung memborgol Sun Alvia.

Sun Alvia tidak terima dan berargumen dengan suara keras, "Dia memukulku, apa kalian semua buta?"

Orang-orang yang berada disana menatap dengan tajam, mereka semua berdiri untuk bersaksi, "Dia yang memukuli orang, bahkan wanita dan anak-anak. Benar-benar lebih rendah dari binatang."

Sun Alvia berdalih: “Mana berani aku melawannya? Dia adalah Chief Gavin yang terkenal, mana bisa aku melawannya? Dialah yang memukulku. Kalian harusnya menangkapnya….. ai, ai, Karena dia adalah pejabat tinggi jadi kalian tidak berani menangkapnya kan?....... Masih adakah hukumnya? "

Orang-orang di kerumunan itu mengangkat ponsel mereka. "Pak polisi, saya punya video lengkapnya di sini, saya merekamnya dari awal sampai akhir. Bajingan semacam ini benar-benar membuat orang marah!"

Sun Alvia menatap tajam orang itu, "Omong kosong macam apa yang kamu katakan?" Dia bahkan ingin menendang ponsel pria itu.

"Jangan bergerak," teriak polisi itu, "Jujur saja!"

gendut sangat cemas sehingga dia menangis. Dia memeluk papanya, menangis dan berkata, "Jangan tangkap papaku. Papaku adalah pejabat berpangkat tinggi, papaku adalah orang yang paling kuat, kalau kalian menangkapnya lagi, aku akan membuatnya membunuh kalian semua. "

Polisi membawa Sun Alvia pergi, dan dengan enggan membawa gendut bersama mereka.

Gavin memeluk putranya dengan sepenuh hati dan menatap wajahnya yang merah dan bengkak, sangat ingin mencincang Sun Alvia. "Papa terlambat, apakah sakit?"

Bobi menyeka air matanya dan segera berkata, "Papa, aku baik-baik saja, mama berdarah."

Gavin menatap Laras dengan cemas, Laras sedang memegangi Nana yang ketakutan dan terisak-isak. Darah di dagu Laras telah berhenti, dari kejauhan, ada luka yang sangat jelas di ujung dagunya, jaketnya berlumuran darah.

Mereka saling memandang, Laras menggelengkan kepalanya padanya dan memberinya senyum yang meyakinkan.

Gavin menatap orang lain disana, Kepala Sekolah Amri pingsan di lantai, 120 dokter sedang melakukan pertolongan pertama. Dua staf medis membantu Guru Vega yang tidak bisa bangun ketika dia jatuh ke lantai.

Masih ada 2 guru yang masih muda yang ketakutan.

Setelah diberikan pertolongan pertama, Kepala Sekolah Amri perlahan-lahan sadar. Setelah Guru Vega istirahat, rasa sakitnya berkurang banyak. Dokter menyarankan agar mereka semua pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih lanjut dan evaluasi cedera.

Polisi membuat laporan di tempat kejadian, dan dengan video ponsel sebagai bukti, masalah ini pada dasarnya sudah jelas.

Namun, Gavin tahu bahwa dalam kasus ini, ada penahanan dan kompensasi, jika Toreto Han menggunakan posisinya, mungkin Sun Alvia akan dibebaskan dalam satu atau dua hari.

" Kepala Sekolah Amri dan Guru Vega, kalian sekarang pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sikap Sun Alvia begitu tidak terkendali sehingga kita tidak bisa membiarkannya pergi dengan mudah."

“Baiklah, aku setuju.”

“Aku juga setuju.”

Setelah itu, Kepala Sekolah Amri dan Guru Vega duduk di ambulans, Gavin mengikuti dengan istri dan anak-anaknya.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu