Cinta Pada Istri Urakan - Bab 130 Kamu Perlu Logis Sedikit

“Omong kosong seperti ini tidak perlu kamu katakan lagi, aku tidak mungkin meninggalkan dan tidak mengurusnya.”

“Aku mengerti, bos, tidak masalah dengan kehidupan sehari-hari kakak ipar, bisa bersentuhan seperti biasa, yang perlu aku ingatkan adalah, di bagian hubungan suami istri perlu harus ditahan, dalam tiga bulan jangan ada.”

“Tidak bisa, ini bisa membuat dia curiga.”

“Makanya lebih baik kamu beritahu dia dengan jujur.”

“Beritahu apa, bukannya juga sudah makan obat penawar, pasti tidak akan ada masalah, aku tidak ingin membuat hatinya terbebani.”

Anis menghela nafas yang dalam, dia hanya bisa membujuk berkata: “Kalau seperti itu kamu pasti harus mencari cara tepat utuk menyelesaikan, ini bukan bercanda, obat penawar juga tidak bisa 100 persen menjamin dia tidak akan terkontaminasi.”

“Tapi dia juga bukannya 100 persen bisa terkontaminasi?”

“Ok, bos, aku tahu aku tidak bisa membujukmu, harus ingat kasih kakak ipar obat tepat waktu, obat penawar ada efek samping mual dan muntah, setiap minggu periksa darah, setelah sebulan pada dasarnya bisa dihilangkan, terakhir masih perlu lihat pemeriksaan 3 bulan setelahnya.”

“Em.”

“Kamu perlu logis sedikit, yang seharusnya diperhatikan masih mau perhatikan.”

“Iya tahu.”

Setelah selesai telpon dengan Anis, Gavin menelpon beberap telpon lagi melaporkan keselamatan, dia juga khusus menelpon ke Manda.

Mendengar telpon dari Gavin, Manda merasa di luar dugaan sekali, “Ga… Gavin?”

“Benar, aku, Laras sudah kembali, tenang saja.”

“Ok, bagus sekali, benar demikian apa aku boleh melihatnya?”

‘Dia mungkin kedinginan, ada sedikit demam, aku ingin dia beristirahat dengan baik, tunggu sudah sembuh masuk sekolah, pada saatnya nanti kamu tentu saja bisa kelihatan.”

“Baik, benar demikian tolong jaga dia yang baik.”

“Sudah seharusnya.”

“Oh ya, apa Laras pernah mengatakan hal tentang ayahnya sudah kembali dan ingin melihatnya?”

Gavin agak meras aneh, kamu tahu latar belakangnya, tapi juga tidak pernah dengar Laras menyebut orang tuanya, “Tidak, dia terus-terusan demam rendah dan terus mengantuk, mungkin belum ada kesempatan memberitahuku.”

“Awalnya sudah janjian dengan dia mau pulang, tapi hari itu dia diculik, sekarnag paman kedua juga sangat khawatir akan dia, terus menunggunya.”

“Aku tahu, nanti tunggu sudah tidak demam dan lebih bertenanga, aku bawa dia ke sana.”

“Baik.”

Setelah menelpon semua yang seharusnya ditelpon, Gavin bersiap-siap pergi ke dapur untuk melihat ada makanan apa yang bisa dimakan, baru saja balik badan masuk, ada telpon dari Jenny.

Alisnya agak mengerut, juga bukan sangat ingin menerimanya, sebelumnya melihat telpon tak terjawab dari wanita itu dia juga memilih untuk mengabaikannya.

Bimbang sebentar, dia masih secara sopan menerima telpon, “Halo.”

“Gavin, sekarang kamu dimana?” Telpon sebelah sana, terdengar suara Jenny yang gelisah, “Aku sudah tahu mengenai Laras tertular, kamu sekarang harus menjaga jarak dengan dia.”

Gavin saat itu langsung tidak senang, dengan berat berkata: “Apa yang disebut dengan tertular, hal yang dokter tidak bisa pastikan apa kamu bisa pastikan? Aku peringatkan kamu, paling bagus kamu tutup mulutmu, kalau tidak aku tidak akan sungkan denganmu!”

“Gavin, aku ini khawatir terhadapmu, dia tertular AIDS, apa kamu tidak takut?”

“Aku terakhir kali bilang ke kamu sekali lagi, jangan sembarangan omong, terlebih di hadapan orang tuaku, kalau tidak, jangan salahkan aku membuang jauh solidaritas teman perang di antara kita.”

Selesai berkata Gavin lalu dengan marah menutup telpon, juga tidak aneh Laras bisa marah, ada pengejar yang kuat sampai keras kepala, dia juga sangat pusing.

Laras sudah tidur setengah hari, dia itu tercium bubur yang harum, aroma harum itu menarik cancing di dalam perutnya, perut tak berhenti berbunyi.”

Lapar sekali, dia mengelus perut yang kelaparan, berdiri berjalan dan turun ranjang.

Mencium bau harum yang datang dari ruang tamu, Laras seketika dibuat tertegun dengan gambarana itu, hanya kelihatan di dalam dapur yang pernuh bersinar itu, pria yang besar tinggi dan tampan melipat lengan baju, satu tangan memegang gengaman kuali, satu tangan mengambil sendok, sedang dengan serius mengaduk-aduk bubur dalam kuali.

Sosok setinggi 190 cm berdiri di sana, dapur juga terlihat jadi rendah banyak.

Bentuk badan yang ramping dan panjang, walau berpakaian biasa saja masih bisa terlihat tampan sekali, sepasang tangan yang tulangnya jelas terlihat itu, bisa menggenggam pistol dan juga sendok, wajah sampingnya juga, sangat indah membuat orang yang melihatnya sesak nafas.

Laras terpukau dengan semua ini.

Sebenarnya, memiliki seorang suami yang berpenampilan besar tinggi, asal dia ada, setiap saat wanita itu bisa menjadi gila karena cinta.

Saat Gavin menoleh kelihatan wanita itu, dia menggenggam sendok, tersenyum pada wanita itu, gambaran itu, hati Laras langsung berbunga-bunga dan tidak marah lagi.

“Sudah bangun, apa sudah lapar?”

Ditambah lagi dengan suara serak yang rendah dan tebal yang khas itu, Laras semakin terpanah tak bisa mencari arah.

“Ada apa? Masih tidak enak? …. Sini aku sentuh dahimu.”

Melihat pria tampan melambaikan tangan, Laras sama seperti seekor kucing peliharaan saja, melompat ke sana. Wanita itu langsung merangkul pinggang kecil pria itu, wajahnya bersandar di punggung Gavin, sepasang tangan mengelus otot perutnya, setiap potong sangat jelas sekali, keras lagi.

“Apa kamu ada sengaja mengeraskan?”

“Tidak ada.”

“Tidak dikeraskan bisa sekeras ini?”

Gavin dengan bangga menoleh, ujung bibir tersenyum berkata: “Setiap potong semua adalah barang yang berharga, tidak ditambah air, juga tidak ditambah minyak, boleh diperiksa kapan saja.”

Cengkraman iblis Laras menjulur lagi ke otot dadanya.

“Jangan bergurau, hati-hati aku bereskan kamu.”

“Hmph, marahku belum hilang, masih belum tahu siapa yang membereskan siapa.”

Gavin tersenyum dengan tampan dan lembut, dengan nada suara yang sangat hangat berkata: “Kamu yang membereskan aku juga boleh.”

“Kamu pergi sana.” Laras memukul keras otot dada pria itu, sangat puas dengan godaan ini.

“Aku lihat kamu lumayan bertenaga, apa kepala masih pusing?”

“Tidak pusing, hanya lapar.”

“Baik, sebentar lagi ada makanan.”

Di rumah tidak ada makanan lain, tapi semangkok besar bubur sudah bisa membuat nafsu makan Laras membesar, dia terlalu kelaparan, di kapal dia muntah karena mabok kapal, muntah sampai air empedu saja keluar, setelah kembali terus-terusan demam juga tidak ada nafsu makan, sekarang dia merasa bisa makan banyak sekali.

Tapi, setelah dia sekaligus menghabiskan 2 mangkok bubur, perutnya tiba-tiba jadi melilit sakit, dia berlari ke kamar mandi, di kloset memuntahkan semua keluar.

Gavin yang melihat merasa sakit hati, dia tahu ini adalah efek samping obat penawar, dalam tiga bulan ini, sangat besar kemungkinan efek samping ini akan terus mendampinginya.

Dia mengelus punggung wanita itu sambil berkata: “Kamu terlalu tergesa-gesa makannya, lambungmu pada dasarnya kosong, sekali masuk banyak seperti itu, lambung menolaknya.” Dia hanya bisa berkata seperti ini, “Jangan mengira sekarang lebih bertenaga jadi sudah sembuh, kamu demam dan kedinginan, masih perlu banyak beristirahat.”

Laras muntah sampai air mata juga keluar, muntah sampai orangnya jadi lemah, dia menghela nafas berkata: “Dulu kalau demam masih saja bisa main dan bisa berlari, sekarang demam apapun tidak bisa lagi, hais, benar sudah tua.”

Gavin tidak tahu harus menangis atau tertawa, namun juga hanya bisa menuruti perkataan wanita itu: “Iya, ditambah kali ini kamu mabuk laut, lelah bukan main, jadi gejalanya perlu lebih parah sedikit, sini, berdiri, minum sedikit berkumur.

Laras sangat lelah sekali terduduk di lantai, mengangkat ke atas sepasang tangan, dengan mata besar berkedip jernih, dengan manja berkata: “Gendong.”

Gavin langsung saja menggendongnya, “Baik, ratuku.”

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu