Cinta Pada Istri Urakan - Bab 198 Penyelamatan Hidup dan Mati

Air mata Manda mengalir kebawah seperti seutas tali, bagaimanapun tidak bisa dihentikan, “Terserah apa yang mau kamu katakan, kamu mengatakan aku orang yang sangat jelekpun aku tidak masalah, bagaimanapun aku tahu aku sendiri cantik.”

Kepercayaan diri ini, bukan hanya kepercayaan diri yang biasa.

Rendra batuk ringan dua kali, dan berkata : “Aku tidak tahu mengapa kamu bisa salah paham denganku, tapi aku bisa bertaruh janji dengan hidupku, jika aku kembali bersamanya, hari ini aku tidak akan bisa ke……”

Belum selesai berbicara, suara tiba-tiba berhenti.

Manda khawatir sejenak, secara tidak terduga dia buru-buru menutup mulutnya yang mempunyai sumpah yang berbahaya dengan mulut.

Dalam keadaan seperti itu, dia tidak mengizinkannya menggunakan hidupnya untuk bertaruh janji sumpah, bahkan jika dia sedang berbohong dengannya.

Rendra juga tiba-tiba berhenti, bibir perempuan yang lembut dan dingin, juga memiliki rasa asin dan pahit yang bermacam-macam, itu adalah air mata perempuan itu.

Selama waktu dua tiga detik, dia melupakan rasa sakit di kedua kakinya yang tertimpa itu.

Ketika Manda menyadari bahwa dirinya bertindak konyol, dia melepaskannya dengan cepat.

Jantungnya berdetak dengan kencang, napasnya memendek, juga tidak tahu apakah karena dia terlalu gugup, atau karena kekurangan oksigen, dia merasa otaknya kekurangan oksigen, merasa pusing.

Di saat dua orang ini dalam keadaan canggung, ada cahaya yang tiba-tiba masuk dari celah yang ada di atas kepala mereka.

Lalu ternyata suara bertanya kakak prajurit : “Orang yang dibawah apakah baik-baik saja?”

Rendra berteriak mengarah keatas : “Masih bisa bertahan, kalian berhati-hatilah.”

“Apanya masih bisa bertahan, hanya kamu yang masih bisa bertahan……” Manda berteriak menghadap ke atas, “Kedua kaki Rendra tertimpa, tertimpa terlalu lama mungkin harus amputasi, tolong kakak prajurit segera bantu kami.”

“……” Mengutuk aku?

Dari atas menurunkan satu senter, juga beberapa air dan roti juga susu beserta makanan lainnya.

Suara pengeboran tidak berhenti, lubang kecil itu pelan-pelan membesar.

Kedua anak itu dikeluarkan satu per satu dahulu, lalu adalah Manda, dikarenakan kedua kaki Rendra masih tertimpa, juga tidak bisa dikeluarkan, maka juga harus memakan beberapa waktu.

Saat Manda diselamatkan, langit sudha gelap, langit di tempat bencanapun terlihat tenang, langit malam yang ungu kebiruan dipenuhi berbagai bintang.

Setelah naik, pertama- tama dia langsung mencari informasi tentang Laras.

“Bagaimana dengan Laras, Laras dimana?” dia menarik salah satu prajurit yang tidak dikenal, dan bertanya, “Perempuan yang besarnya tidak beda jauh dengan ku, saat kejadian berlangsung dia juga ada di dalam, apakah dia sudah keluar?”

Pada saat itu situasi masih sangat kacau, dia juga tidak begitu memperhatikan apakah Laras sudah keluar, atau belum.

Prajurit tidak menjawab, buru-buru bergegas membawa tali ke tempat kejadian.

Manda merasakan firasat yang buruk, jika Laras sudah keluar, dia tidak mungkin pergi sendirian.

Lokasi gerbang sekolah memasang dua buah lampu sorot, satu sisi adalah gunung besar yang dalam dan sunyi, satu sisi lainnya adalah reruntuhan setelah bencaca tersebut, membuat Manda panik.

Sementara di dalam tenda untuk tempat tinggal sementara, Anis mengobati luka dia dan anak-anak.

Ariel juga ikut membantu.

Kedua anak itupun sangat kuat, satunya mengalami patah lenga, satunya lagi mengalami patah kaki, tapi disaat pengobatanpun tidak ada bersuara.

“Terima kasih paman.”

Anis memandang anak-anak itu dengan ramah, meraba kepalanya, tersenyum dan berkata : “Sama-sama, dalam pengobatan beberapa bulan, kalian bisa berlari lebih cepat dari siapapun.”

Manda tidak ada kendala yang besar, hanya ada beberapa luka lecet.

Pada saat ini, Jordan dan Weiner bergegas datang kemari, melihat Manda, dengan suara yang dalam dia bertanya : “Nona Atmaja, barusan apakah kamu mendengar suara pertolongan yang lain? Atau suara ketukan batu?”

Manda memikirkannya lagi dengan hati-hati, awalnya dia juga pingsan, Rendra membangunkannya, juga lalu mereka berempat demi menyemangatkan satu sama lain juga banyak berbicara, dia benar-benar tidak memperhatikannya.

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, “Sepertinya tidak ada.” Dia bertanya kepada kedua anak itu, “Apakah kalian ada mendengarnya?”

Anak-anak juga tidak mendengarnya.

Manda bertanya dengan cemas : “Apakah Laras masih ada di dalam?”

Jordan menarik napasnya dalam-dalam, dan berkata : “Manda dan kedua anak ini masih di dalam, lokasi mereka lebih dalam dibandingkan kalian, jadi batu yang diatas lebih banyak, lebih dalam, juga sangat berbahaya.”

“……” Meskipun sudah mempersiapkan hatinya, tapi Manda tetap susah menerima masalah ini, “Apakah mereka……masih hidup?”

Jordan mengerutkan alisnya, “Pendeteksi kehidupan sudah mendeteksi apakah masih ada tanda-tanda kehidupan, tapi makin dalam makin susah digali, kami akan berusaha menolongnya.”

Berusaha menolong, menolongnya keluar, adalah dua hal yang berbeda.

Saat ini, bencana terjadi sudah delapan jam setelahnya, penyelamat masih berlangsung.

Tidak lama setelah itu, para prajurit pasukan khusus memakai tandu untuk mengangkat Rendra dan datang ke tenda.

Kedua kaki Rendra terluka, pendarahannya tidak berhenti, harus segera menghentikan pendarahan.

Ariel sudah menunggu sangat lama, akhirnya menunggu sampai Rendra berhasil diselamatkan, dia menangis dengan gembira, memeluk Rendra sambil tidak berhenti menangis.

Manda diam-diam melihat mereka, sebenarnya hatinya sangat sedih, juga menambah beberapa sedikit ketidaknyamanan.

Dari luar ada suara helikopter, ternyata tim penyelamat kedua sudah sampai.

Penyelamatan masih berlanjut, pasukan khusus menggantikan prajurit yang sebelumnya, terus menggali batu gunung itu.

Kali ini, tim prajurit wanita yang di bawa Jenny juga sudah sampai di tempat kejadian.

Begitu Jenny datang, mulai berdiskusi dengan semuanya.

Jino : “Titik A dan titik B sedang di ketinggian yang sama, hanya saja lapisan batu di atas titik A dibandingkan titik B tinggi tiga meter, kita menggali selama lima jam baru mencapai titik B, menggali sampai titik A memerlukan waktu sampai besok.”

Weiner : “Ini masih yang kedua, titik pentingnya adalah, jika kita tetap menggali, bisa-bisa runtuh.”

Sonny : “Tidak masalah, runtuhpun tetap harus gali, ada tiganyawa di dalam sana.”

Weiner : “Itu memang harus diselamatkan, bukan karena orang itu adalah kakak ipar, walaupun bukan, kita juga tetap harus menyelamatkannya.”

Di dalam kediaman, Jordan melihat-lihat waktu, dan berkata : “Bos sudah mau mendarat, Weiner, apakah helikopter sudah siap?”

Weiner : “Sudah siap, Damar sedang mengambil pesawat, setelah mendarat bisa langsung naik helikopter.”

Sonny : “Bos memperkirakan bisa runtuh.”

Semua orang terdiam di tempat, dalam delapan jam ini, tidak ada air tidak ada makanan, lembab dan kekurangan oksigen, meskipun mereka masih hidup, juga bisa bertahan sampai berapa lama?

Pada saat ini, di walkie talkie, pasukan yang di depan mengirim pesan, “Setelah melewati balok yang terblokir, kami menemukan banyak ruang yang kosong.”

Semua orang terkejut, juga bergegas pergi ke tempat yang terkubur.

——

Kota Jakarta, bandara internasional ibukota, pesawat mendarat dengan stabil.

Berpikir besok bisa bertemu gadis kecilnya, Gavin penuh semangat.

Dia membuka ponselnya, dalam waktu singkat, informasi dan pesan yang tidak terhitung masuk ke ponselnya.

Pesan singkat yang muncul di jendela pop-up ponselnya ringkas dan lengkap —— gunung Sumbing mengalami tanah longsor, sebuah sekolah dasar terkubur.

Sebuah judul membuat darah yang ada di tubuh Gavin seperti mengalir, tanah longsor, sekolah dasar terkubur, setiap kata kunci, benar-benar menggerakkan hatinya.

Baru saja ingin menelepon, telepon Damar masuk.

“Halo, katakan!”

“Bos, gunung Sumbing terjadi tanah longsor……”

“Aku tahu, katakan intinya, bagaimana dengan Laras?”

“Anda jangan khawatir, kakak ipar sudah ditemukan, sementara tidak ada masalah, parkiran sudah ada helikopter, bisa langsung membawa Anda kesana.”

Gavin tidak ada pertanyaan, “Baik.”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu