Cinta Pada Istri Urakan - Bab 914 Tidak Bisa Menghindari Bencana Penjara Ini

Awalnya Farah masih mengandalkan dukungan dari Anna Kusuma, baru berani turun tangan pada Laras, dia selalu mengira kalau Anna Kusuma tidak puas terhadap Laras.

Hanya saja, dia sudah salah dalam satu hal, dari awal hingga akhir mereka tetap satu keluarga, seberapa tidak puas Anna Kusuma terhadap Laras, juga tidak mungkin tidak bisa membedakan dengan jelas orang luar dengan orang sendiri.

Langkah ini, dia sungguh sudah salah hitung.

“Aku tidak mencarimu untuk membuat perhitungan, kamu malah datang sendiri,” Gavin menarik lengan baju Laras, “ Farah, menuntutmu dengan kasus serangan yang disengaja, tidak keterlaluan bukan?”

Badan Farah sedang gemetar, ekspresi mata Gavin yang kejam sama sekali tidak segan menusuknya, semua amarah yang ada di sekitar badannya diarahkan padanya, walau dia sedang berdiri, juga harus jatuh berlutut di bawah.

Laras menghentikan Gavin, sekuat tenaga menggeleng padanya, “Tempat umum, banyak orang banyak macam omongan, kamu perhatikan citramu.”

Dulu selalu Gavin yang mengingatkannya agar memperhatikan citra sebagai seorang gadis, sekarang malah jadi sebaliknya, Gavin sangat tidak berdaya, penuh amarah yang menumpuk dan menekan di dada, tapi malah tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa melototi Farah dengan galak.

Laras menghela nafas, “Kak Motar, kamu berdiri dulu, kamu berbuat begini, membuat kami merasa sulit.”

Farah mengambil kesempatan memohon, “Asalkan kalian berjanji akan menyelamatkan Momo, maka aku akan berdiri.”

“Kamu masih membicarakan persyaratan dengan kami?” Ada sebagian orang sudah diberi harga diri masih tidak tahu bersyukur, Gavin sungguh sangat jarang semarah ini, “Jangan keterlaluan hingga tidak tahu batas ya.”

Farah berkata sambil menangis: “Aku juga sudah tidak ada cara lagi, aku dan Momo sekarang sungguh sudah tidak ada jalan lagi, berada di luar negeri melakukan apa pun harus menggunakan uang, aku tidak memiliki penghasilan, yang digunakan sekarang adalah tabungan dulu, tabungan yang tersisa juga tidak tahu bisa bertahan berapa lama.”

“Momo tidak bernasib baik, mata buta ikut dengan seorang pria, sekarang pria itu juga tidak mempedulikannya, masa depan yang gemilang sudah hancur semua. Aku juga tidak berguna, aku yang tidak mendidiknya dengan baik. Tapi, dia sudah mendapatkan pelajaran, dan aku juga sudah tahu bersalah.”

“Pemimpin Pradipta, nyonya Pradipta, tolong bantu saya, anggap lihat perasaan di saat kedua orang tua Pradipta putus asa aku menemani mereka melewatinya, tolong selamatkan Momo. Aku melihat berita, mengatakan kalau orang-orang itu sudah ditangkap, obat penawar juga sudah ada harapan, tapi aku tidak tahu tabungan yang kami miliki bisa bertahan hingga berapa lama.”

“Nyonya Pradipta, maaf, aku yang tidak baik.” Farah menggangkat lengan bajunya sendiri, mengangkat lengannya, memohon, “Atau tidak kamu juga siram aku dengan air mendidih, asalkan amarahmu bisa hilang, aku bagaimana pun juga tidak masalah.”

Ketika Farah sedang memainkan drama kesedihan dengan penuh air mata, ekspresi Laras dari awal hingga akhir sangat datar, pengalaman menjadi manager dalam industri hiburan sudah melatih dia hingga memiliki kemampuan untuk tetap tenang menyelesaikannya walau bertemu masalah apa pun.

Kelakuan Almora membuat hatinya dingin, tindakan Farah lebih membuat dia merasa bodoh.

Laras menekan-nekan telapak tangan Gavin, tetap menggeleng kepala kepada dia yang marah sekali, dia berkata dengan suara rendah: “Orang-orang yang tidak penting tidak pantas sia-siakan perasaan kita, jangan bicara apa pun dengannya, biarkan dia merencanakannya sendiri dan berusaha melakukannya sendiri saja.”

Gavin sudah mengepal erat tinjunya, sekuat tenaga menekan amarah yang penuh di dada.

Orang-orang yang sedang menonton mulai berbisik, bahkan ada anggota keluarga pasien lain yang ramah, maju ke depan memegang Farah.

Pada saat ini, tiga orang polisi menerobos keluar dari kerumunan, dengan cepat berlari ke hadapannya, Farah langsung ditekan ke bawah lantai oleh dua polisi tanpa mengatakan apa pun.

Tempat kejadian agak berantakan, selain suara jeritan Farah, masih ada beberapa orang yang tidak jelas dengan masalah ini, mereka bertanya secara pribadi sebenarnya situasi apa ini.

“Kalian salah tangkap orang, kenapa menangkap aku?” Bahasa Inggris Farah tidak terlalu fasih, dia tidak bisa menjelaskan terlalu banyak, hanya bisa mengulang pertanyaan ini berulang kali, “Kenapa menangkapku? Kenapa?”

Seorang polisi mengeluarkan borgol, langsung memborgol dia dengan tangan di belakang,.

“Nyonya, kamu sengaja melukai orang di depan umum, kami curiga kamu memiliki kaitan dengan organisasi teroris, sekarang tangkap kamu ke kantor polisi dulu, lebih baik kamu bekerja sama.”

Polisi berbicara dengan cepat, juga terdapat logat bahasa setempat, Farah sama sekali tidak mengerti, kedua tangan diborgol ke belakang, juga langsung dibawa pergi oleh mereka, dia terus bertanya kenapa, dan terus berteriak minta tolong, teriakannya sangat keras, seluruh koridor penuh suara tangisan dan teriakannya.

“Pemimpin Pradipta, tolong aku, tolong aku, kamu katakan pada mereka kalau aku adalah orang baik, jangan tangkap aku, jangan tangkap aku……”

Mungkin polisi sudah menduga kalau dia akan berdalih, untuk itu, berkata dengan tegas padanya: “Kami memiliki rekaman CCTV rumah sakit yang menunjukkan kamu secara sengaja menyiramkan air panas ke nona Atmaja ini, sehingga menyebabkan luka bakar pada lengan nona Atmaja.”

Dalam kalimat ini Farah mengerti satu kata——luka bakar.

Kemudian, mendadak dia berjuang untuk lepas, tanpa tahu jelas langsung maju menabrak Laras.

Untung saja respon Gavin sangat cepat, dia maju selangkah ke depan, menggunakan badan menghadang di depan Laras.

Farah menabrak punggung Gavin, seluruh tubuhnya terpental kembali.

Dua orang polisi juga terlalu meremehkan lawan, mengira tangan sudah diborgol maka aman, tidak menyangka dia masih ingin menyerang orang lain, kali ini, mereka melihat sendiri dia yang menyerang korban, segera menjatuhkannya ke lantai.

“Tidak apa-apa bukan?” Gavin bertanya dengan gugup.

Laras menggeleng.

Polisi juga gugup, bagaimanapun mereka yang lalai bertugas.

Meskipun memusnahkan organisasi rajatua tidak mengumumkan rincian jelas ke publik, tapi pihak kepolisian setempat paling paham dengan kejadian di dalam, saat Pasukan Khusus Serigala menyelamatkan profesor Ona dan Yuka secara bersamaan juga, memberikan petunjuk penting kepada interpol, baru membuat interpol begitu lancar memusnahkan organisasi rajatua, dan menangkap andalan dalam organisasi.

Gavin berbagi sumber informasi tanpa pamrih ini, membuat semua rekan sangat mengaguminya, dia memang bisa mengambil semua jasa ini, menikmati prestasi penuh kehormatan ini sendirian, tapi, dia memberikan semua jasa ini kepada interpol dan pihak kepolisian setempat.

Dalam pandangan mereka, Gavin sudah bukan Raja Serigala yang tak terkalahkan dalam rumor, melainkan patokan bagi para tentara yang benar-benar berada di sisi mereka.

Polisi penuh hormat melakukan sebuah penghormatan militer padanya, lalu berpesan sebentar, baru membawa Farah pergi.

Laras sungguh bersimpati pada Farah, melihat sosok punggung Farah yang menyedihkan saat dibawa pergi oleh polisi, dia menghela nafas: “Sesuai perkataan polisi, meskipun kita tidak mempermasalahkan, Farah juga tidak bisa menghindari bencana penjara ini?”

“Eng.”

“Lalu bagaimana dengan Almora ?”

Gavin juga kesal dengan hal ini.

“Masih ada penyakit paman Motar……bagaimana kalau sampai kanker paru-parunya kambuh?” Terpikir dengan orang tua, Laras masih merasa tidak tega, “Jika bantu dia sewa seorang pengacara, baik-baik membela diri, apakah ada peluang menang?”

Gavin menundukkan kepala, tidak bersuara.

“Hei, jangan tidak bersuara, apakah sungguh mau melihat dia masuk penjara? Sebenarnya lukaku tidak parah, sesuai hukum dan peraturan negara kita juga hanya perlu mengkompensasi sedikit biaya pengobatan, sampai di sini masih harus masuk penjara, apakah tidak terlalu membesar-besarkan masalah?”

Gavin mengulurkan tangan membelai kepalanya, sekalian membantu dia merapikan rambut halus yang agak berantakan di samping telinga, mendadak, dia berkata dengan lembut, “Kenapa kamu begitu imut?”

“Ah?”

“Aku akan mengaturnya dengan baik, kamu jangan terlalu khawatir, bisa tidak nyonya muda yang bermulut keras tapi berhati lembut?”

“.…..apakah bisa tidak memakai kata ‘nyonya muda’? Diubah menjadi kata ‘gadis muda’ aku akan merasa kalau itu kata-kata manis.”

“Jangan selalu membenamkan diri dalam kata-kata manis, nyonya Pradipta, mari kita bahas masalah Nana Bobi yang akan masuk sekolah dasar, oh, dalam beberapa tahun lagi, kita harus mulai khawatir tentang putri kita yang jatuh cinta pada usia dini, menurut kamu?”

“.…..” Otomatis mengabaikan, diriku masih gadis muda, gadis delapan belas tahun yang cantik.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu