Cinta Pada Istri Urakan - Bab 544 Menginaplah Di Rumahku

Almora awalnya punya keluhan terhadap Laras, kali ini mendengar Almora perkataan ini, sedikitpun tidak ada keraguan.

“Ya, bibi ini memang berhati sempit, terakhir kali ibuku datang, mengundang Ibu Pradipta dan Gavin makan bersama, siapa tahu diketahui oleh Laras, marah begitu besar, aku dan ibuku benar-benar canggung sampai mati. Kemudian bagaimana aku tidak tahu, bagaimanapun ibuku mengatakan kepadaku jangan ke rumah keluarga Pradipta lagi.

Keluhan ini, dua orang tiba-tiba telah menemukan perasaan bersimpati satu sama lain, semakin banyak berbicara semakin datangnya amarah.

Mona dengan tidak senang mengeluh: “Kenapa dia begitu sombong?”

“Mana ada idola punya ada rasa takut, siapa yang menyuruh Gavin menyukai dia?! Sebenarnya tetua Pradipta tidak menyukai Laras, dia terlalu vulgar, tetapi tidak ada cara lain, tidak dapat menghalangi Gavin menyukai dia. Kamu sepertinya tidak tahu, aku di Universitas Pelita Harapan pernah mendengar rumor yang tak terhitung jumlahnya tentang dia, dia saat itu di Universitas Pelita Harapan sangat terkenal, berkelahi membuat masalah bolos sekolah gagal ujian, kemudian kata mereka nilai belajar sudah naik, tapi tahun ke-4 absen tanpa alasan, sertifikat kelulusan dan sertifikat gelar sarjana di tahan sangat lama baru diambil. Dia lulus ujian masuk Universitas Pelita Harapan karena ayahnya memberi donasi kepada sekolah sebuah gedung olahraga, lulus dengan lancar diperkirakan juga ayahnya yang membantunya.”

Mona menghela nafas berulang kali, “Ayah dia seorang pria kaya, dia seorang gadis keluarga kaya yang latar belakang keluarga berisi kunci emas, kita para orang biasa pasti tidak bisa membandingkan dengan dia. Kita berjuang sampai hidup dan mati belum tentu bisa berdiri sampai ke garis akhir, tapi orang lain sekali lahir sudah berdiri di garis akhir. Menyingkirkan ayahnya, dia Laras sama sekali tidak ada sedikit keahlian nyata,lebih rendah dibanding kita.”

Melampiaskan sebentar, dua orang merasa sudah lebih nyaman, Almora tiba-tiba kepikiran suatu hal, sambil berkata: “Stasiun TV ada sebuah kegiatan pertunjukan bakat, kita berdua membuat kombinasi untuk pergi mencoba? Kalau beruntung di tanda tangan oleh salah satu perusahaan broker, lalu bisa mendapatkan uang.”

“Oh? Salah satu stasiun TV, apakah bisa di percaya?”

“Pasti bisa di percaya, produser acara pun sampai datang ke sekolah kita untuk memilih orang, pelatihku juga membiarkan aku pergi mencoba, berhasil mengkombinasi kesempatan bisa semakin besar sedikit. Dan juga satu-satunya hakim acara adalah artis populer Suli.”

“Baiklah, kapan pergi kamu memberi aku kabar lebih awal, aku minta cuti.”

“Ok.”

Almora dan Mona sudah saling mengenal lebih awal, di arena aerobik, mereka berdua pesaing, dalam pribadi, mereka sama-sama orang yang hobi menari, apalagi sahabat baik, sering berkontakkan.

Tapi, dengan bertambahnya usia, mereka tidak mungkin terus menari aerobik, Mona dari Universitas mulai fokus mengarah ke menari, sekarang di industri sudah sedikit diketahui, Almora juga sedang trasformasi mengarah ke dia.

Almora baru tahun pertama, masih ada waktu tiga empat tahun bisa meluangkan waktu, tapi Mona sudah lulus Universitas, mimpi dia sudah memiliki sebuah ruang kelas menari milik dirinya, untuk ini, dia butuh kesempatan semakin banyak untuk menghasilkan uang.

Di layar gedung besar Ferris iklan yang paling besar adalah iklan Suli, pertunjukan bakat yang dia membawa acara (Seluruh Perempuan) sedang dalam audisi yang berapi-api, menghadapi audisi nasional.

Jam 10 malam, hiburan Rumah Layar, studio Suli.

Suli baru saja selesai mengambil potret majalah jatuh lemas duduk di atas sofa, dia sudah berkelanjutan bekerja 36 jam, dan besok pagi, dia masih harus segera pergi keluar negeri dengan pesawat pukul 6, pukul 5 sudah harus berangkat.

“Aku tidak pulang, aku tidur disini, besok jam 5 langsung berangkat ke bandara.” Dia lelah sampai bicarapun sudah tidak ada tenaga.

Asisten Mei Mei peduli, berkata: “tidak bisa Suli, tidur di kantornya bukan masalah, disini semua orang keluar-masuk, tidak aman, aku dan Dali pergi mengantarmu pulang.”

“Aku tidak mau pulang, di perjalanan sudah menyia-nyiakan waktu 1 jam, tidak bisa, tidak bisa membuang waktu.”

“Tidur di sofa kantor kamu bisa masuk angin.”

“Aku sudah tidak bisa gerak, aku lelah......”

Aaron datangkemari, Mei Mei baru saja mau berbicara, dia “Hush” sebentar untuk menghentikan, melihat dia dengan wajah penuh kelelahan seperti itu, dia juga sakit hati.

Jadi, dia segera menggendong pinggangnya.

“Eh eh eh......bos Pradipta, kamu mau menggendongku kemana?”

“Pergi tidur ke rumahku, sekalian satu jalan.”

“Hah? Apa tidak baik?”

Aaron menundukkan kepala melihat dia, wajahnya menantang, “Kenapa, tidak berani?”

Suli pelan-pelan mengedipkan mata, “Aku mana ada yang tidak berani, pergi saja.” Selesai berbicara, dia langsung bersandar di atas bahu Aaron, lalu tidur.

Aaron begitu menggendongnya dengan terbuka pergi ke lift, kebanyakan orang kantor sudah melihatnya.

Wajah Mei Mei berbunga-bunga menghela nafas: “Wah, Boss sangat tampan, sangat berharap mereka berdua bisa benar-benar bersama.”

Sebenarnya mengenai berita hubungan antara Aaron dan Suli, sudah diketahui semua orang dari awal, satu orang adalah CEO sombong yang muda dan tampan, satu orang lagi adalah artis populer yang cantik dan jenaka, benar-benar cocok bersama.

Aaron adalah bos, juga agennya Suli, biasanya ada kegiatan apapun Aaron bertindak malaikat pelindung Suli, kalaupun secara pribadi, dua orang ini juga sering di foto tim paparazzi sampai kebiasaan dekat.

Tetapi, mereka publikasi mereka ke luar sangat konsisten, hubungan rekan kerja.

Dua orang bekerja sama sejauh ini, sudah lima tahun penuh, studio Rumah Layar muncul menjadi perusahaan manajer paling besar dalam negeri, dan Suli juga menjadi seorang artis, merah sampai membiru.

Aaron selalu tidak meninggalkan dia, tidak peduli itu memasuk lift atau menyebrangi jalan, dia memeluk dia selama perjalanan.

Sampai di apartemen, dia menekan sidik jari membuka pintu, Suli dalam keadaan linglung bertanya, “Sudah sampai?”

“Iya, sudah sampai, kamu tidur di kamarku?”

“Kalau begitu kamu masih ingin membiarkan aku tidur di sofa?”

Aaron tersenyum sebentar, menggendong dia pergi ke kamar.

Suli benar-benar tidak ingin bergerak, di depan Aaron, dia jadi semakin malas, “Hei, riasanku belum dihapus.”

“Iya, aku tahu.”

Aaron menaruh dia ke atas kasur, hanya melepaskan mantel dia, kemudian pergi ke kamar mandi membawa kemari barang penghapus make-up, duduk di samping kasur, membantu dia menghapus make-up mencuci wajah dengan sangat berhati-hati.

Suli tidur dengan sangat tenang, sedikitpun tidak khawatir dan takut, untuk Aaron, dia mempercayainya seratus persen.

Aaron menundukkan kepala, diam-diam melihat wajah tidur dia.

Boleh mengatakan seperti ini, ini adalah wajah yang sempurna sampai disukai oleh manusia dan Tuhan, lima indera tidak ada sedikitpun kelemahan, kulit tidak ada sedikitpun cacat, dia adalah orang dari lahir yang memiliki keunggulan wajah, dia dari lahir diprediksikan menjadi artis.

Dia sangat bangga menemukan potongan barang berharga ini, juga sangat menghargai.

Dia tidak pernah membiarkan wanita ini hadir ke berbagai pesta makan malam, selain akting dan potret, dia tidak mengizinkan hal apapun mengganggu dia, dia butuh wanita ini untuk mempertahankan sikap polos dan cerianya.

Aaron berkali-kali memberitahu dirinya, dia ini mengembangkan usaha demi perusahaan, Suli semakin terkenal, perusahaan menghasilkan uang semakin banyak, tetapi, di saat setiap kali hanya berdua, dia tidak tahan terus melihat dia.

Dia tahu, sebenarnya dia menyukai wanita ini.

Seringkali dia sangat rindu sampai jarak pisah di antara dua orang yang begitu tipis, tapi, kalau sampai mereka tidak bisa berjalan sampai akhir? Dari hubungan rekan berkembang sampai hubungan kekasih sangat mudah, dari hubungan kekasih kembali ke hubungan rekan justru sangat susah, jika tidak bisa menjadi kekasih, kalau begitu rekan kerja pun tidak bisa, kerugian lebih besar daripada keuntungan.

Lagipula dia adalah seorang pengusaha, pengusaha selalu bisa mengukur keuntungan dan kerugian terlebih dahulu baru membuat keputusan, dia tidak bisa di saat itu mempertimbangkan pro dan kontra, sehingga selalu berhenti untuk maju.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu