Cinta Pada Istri Urakan - Bab 616 Tidak Bisa Menolak Godaan Seperti Ini

Setelah sampai di rumah, Tasya mengurung dirinya di dalam kamar.

Hal yang membuatnya merasa aneh dan malu adalah, dia terus memikirkan hal yang terjadi di mobil bersama Ali.

Masalah hari ini, dia merasa mendapat perlakuan yang sangat tidak adil, menurut dia, kakak Aaron dan kakak ipar keduanya sedang membela Suli Fang, Aaron juga tidak benar-benar menghiburnya sepatah pun, dan menolaknya saat dia mengajukan untuk pergi ke rumahnya.

Diantara mereka, selalu dirinya yang lebih berinisiatif sendiri, sedangkan dia, selalu mundur ke belakang.

Hari ini dia mendapat perlakuan yang sangat tidak adil, Aaron juga membuatnya tertekan dan sedih, tetapi, dia hanya memikirkannya dan berlalu begitu saja, dalam benaknya sekarang terus mengingat penampilan Ali yang tidak bisa dilupakan.

Ketika Ali menciumnya, dia benar-benar merasa dicintai, itulah tindakan yang seharusnya dilakukan pada kekasih.

Tasya sudah dua puluh lima tahun, meskipun belum pernah pacaran, tidak pernah mengalami hal antara pria dan wanita, tapi pada usia ini, yang harus diketahui juga sudah tahu.

Hubungan dengan Aaron, dia tidak bisa merasakan sedikitpun cinta darinya, sikap dingin Aaron adalah sikap dingin yang menolak orang sejauh-jauhnya, bukan sifatnya yang dingin tidak berperasaan.

Ali berbeda, dia dengan mudah bisa memikirkan banyak hal yang dilakukan Ali untuk dirinya, banyak hal yang sudah melampaui tugas pekerjaannya.

Ali hanya pengawal yang dipekerjakan keluarga Rope, tanggung jawabnya melindungi keselamatan dirinya, tapi, saat dia merasa ingin makan sesuatu di tengah malamAli akan mengelilingi seluruh kota untuk membeli camilan malam favoritnya, akan membelikan pembalut di saat dia sedang haid dan membuatkan minuman air jahe untuknya, juga akan berusaha membuatnya senang di saat suasana hatinya sedang buruk, walaupun dia hanya bisa menceritakan beberapa lelucon yang tidak lucu.

Saat ini, di samping telinga Tasya tanpa henti terus teringat suara terengah-engah Ali saat sekuat tenaga menciumnya, begitu cepat dan pendek, begitu seksi.

Dalam hati dan pikirannya bercampur aduk, itu adalah sebuah perasaan yang tidak bisa diungkapkan.

Semakin tidak ingin memikirkannya, maka semakin tidak tahan untuk memikirkannya.

Suara saat itu, gambaran pada saat itu, sedikit malu, tapi sedikit menantikannya, dia sangat takut, secara bersamaan juga sangat mengharapkannya.

Hari ini Olip dan Bruno tidak ada di rumah, mereka berdua pergi menghadiri acara perusahaan, harus keluar negeri selama tiga hari tiga malam.

Awalnya dia mau pergi ke rumah Aaron, sebelum mamanya berangkat juga mendukungnya pergi, sudah berusia dua puluh lima tahun, dan sudah tunangan, tidak masalah, sangat wajar, sangat diperlukan mengalami hidup bersama sebelum menikah.

Dia mendengarkan kata mamanya, hari ini memberanikan diri berinisiatif mengatakannya pada Aaron, dibicarakan sampai begitu jelas, dirinya tidak percaya dia tidak mengerti, tapi tetap masih ditolaknya.

Tunangannya, ternyata menolak permintaannya untuk pergi ke rumahnya.

Matahari terbenam di barat, langit perlahan gelap, Tasya sudah sepanjang sore mengurung dirinya dalam kamar.

“Tok tok tok” Ada orang yang mengetuk pintu di luar, yaitu Ali, Ali penuh perhatian berkata: “Nona besar, kamu lapar tidak?”

Tasya sengaja tidak bersuara.

“Nona besar, keluarlah, kamu ingin makan apa akan aku buatkan boleh?”

“Kalau tidak aku pergi beli, kamu ingin makan apa katakan saja, aku pergi belikan.”

“Nona besar, nona besar?” Nada bicara Ali mulai cemas, tenaga mengetuk pintu juga tambah keras, “Nona besar, jika kamu masih tidak membukakan pintu, aku akan menerobos masuk, nona besar?”

Lama tidak mendapatkan respon Ali benar-benar sangat khawatir, begitu dia memutarkan kunci pintu langsung terbuka dan masuk.

Tasya duduk di jendela teluk tanpa alas kaki, kedua tangan memeluk lutut, sambil menatapnya dengan pandangan kasihan.

Ali merasa lega, setidaknya tidak ada apa-apa dengan nyawa nona besar, “Nona besar, kamu jangan menakutiku, jika terjadi apa-apa padamu, aku akan....aku akan.....”

“Kamu akan apa?” Tasya bertanya balik padanya, “Kamu akan kehilangan pekerjaan?”

“......” Ali tidak pintar menyampaikan sesuatu, tapi sungguh bukan ini yang ingin disampaikannya.

Namun, diamnya dia, menurut Tasya, adalah diam-diam mengakuinya.

Tasya membalikkan kepala, marah dan berkata: “Huh, sudah tahu kamu peduli padaku hanya demi pekerjaanmu.”

“Bukan......” Ali mencoba menjelaskannya.

“Kamu jangan menyangkalnya lagi, lagipula kamu sedang mencari pekerjaan lain, cepat atau lambat pasti akan pergi dari rumahku.”

“......”

Tasya melihatnya tidak menjelaskan lagi, dia merasa kesal, “Kamu keluar saja!”

“Nona besar......setidaknya kamu makan sedikit saja.”

“Aku tidak mau makan, kamu bisa apakan aku?”

“........” Ali sangat tidak berdaya, dia memang tidak bisa melakukan apapun padanya, ‘Baiklah, aku keluar dulu, jika kamu lapar dan ingin makan, setiap saat bisa panggil aku, aku jaga di depan pintu, apakah boleh?”

Tasya cemberut dan tidak menanggapinya, Ali menganggap dia menyetujuinya, diam-diam mundur keluar, dan menutup pintu.

“Hah......” Tasya lebih kesal lagi, kenapa begitu ucapan tidak cocok langsung pergi? Terlalu membosankan.

Malam telah tiba, di luar sudah gelap semua, Tasya duduk di jendela teluk perlahan merasa dingin.

Dia menoleh melihat pintu kamar, dalam hati berpikir, juga tidak tahu apakah benar-benar berada di luar!

Untuk itu, perlahan-lahan turun dari jendela teluk karena penasaran, diam-diam jalan berjinjit ke belakang pintu.

Dia memegang pegangan pintu, pelan-pelan memutarnya.

Tepat saat dia memutar kunci pintu, dalam sekejap pintu kamar terbanting ke dalam, langsung merobohkan gadis yang memang sudah diam-diam bertindak.

“Ah!” Dia jatuh dan terduduk di lantai, terkejut berseru.

Orang yang sama jatuh terduduk di lantai, masih ada Ali, dia sedang bersandar di pintu sambil tertidur, siapa yang menduga pintu kamar mendadak terbuka, dia langsung menabrak masuk begitu saja.

Untung saja, responnya lebih cepat, bergegas pergi memapah Tasya, “Nona besar, maaf maaf, tidak menabrakmu hingga sakitkan? Tertabrak dimana?”

Begitu mendekat, Ali langsung mencium aroma anggur yang kuat di tubuhnya, Ali tahu kalau dia menyembunyikan anggur di kamarnya.

Dia minum anggur lagi.

Dia agak khawatir.

Di kamar tidak buka lampu, hanya bisa mendapatkan cahaya dari lampu koridor, gerakan Ali yang tidak sensitif meraba-raba kepalanya, meraba-raba wajahnya, dan meraba pundaknya, “Tertabrak dimana? Parah tidak? Ah? Kamu bicara nona besar.”

Tasya dengan suara sangat manis berkata: “Ali, aku lapar......”

“Memang sudah seharusnya kamu lapar, aku juga sudah lapar, ayo pergi, aku buatkan makanan untukmu, kamu ingin makan apa?”

“Aku tidak ingin makan apapun.”

“Bagaimana bisa seperti itu, kalau tidak aku masak mie untukmu?”

Ali orang utara, sangat hebat membuat makanan dari bahan tepung terigu, dulu saat berada di luar negeri, dia tidak terbiasa dengan makanan cepat saji orang barat, Ali secara pribadi memasakkan berbagai macam makanan ringan yang khas, dari lamian sampai pangsit goreng, asalkan jenis makanan dari tepung terigu, tidak akan menyulitkannya.

“Kalau tidak aku buatkan nasi untukmu juga boleh,” Ali terus berkata, “Asalkan yang ingin kamu makan, aku akan membuatkannya untukmu, walaupun keluar untuk membelinya.”

Tasya mendadak berkata: “Aku tidak ingin makan apapun, tapi aku ingin memakanmu.”

Kata-kata terakhir, dia mengatakannya dengan suara sangat kecil, dia sendiri juga tidak mendengarnya dengan jelas, karena dia juga merasa malu mengatakannya.

“Apa? Kamu ingin makan apa?” Ali agak mendekat bertanya padanya.

Mendadak dia menariknya masuk ke dalam kamar, begitu membalikkan badan, punggung bersandar di pintu langsung menutup pintu kamar.

Cahaya satu-satunya terputus, kamar gelap gurita.

“Nona besar, kamu......” suara terputus, diganti dengan, suara terengah-engah yang cepat dan pendek, dengan suara bibir dan gigi yang berjerat bersama.

Setelah Ali tertegun selama tiga detik, langsung terbawa oleh suasana.

Dia tidak bisa menolak godaan seperti ini.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu