Cinta Pada Istri Urakan - Bab 645 Apa Kalian Mengira Dia Idiot?

Brian memarahi sampai suaranya serak, memukulnya juga sudah lelah, dengan begitu terduduk di tepi ranjang, tenaganya seperti sudah habis, tampaknya menjadi lebih tua 10 tahun.

Ali terjatuh sekarat di atas tubuh Tasya.

Tasya terus menangis, dia mengkhawatirkan papa, juga mengkhawatirkan Ali.

"Pa, maaf, aku salah, mohon ampuni Ali, pa......"

Brian menghela nafas berat, bertanya:"Sejak kapan kalian mulai?"

Tasya mengedipkan air matanya, kalau bilang baru dimulai papa pasti tidak percaya, tapi kalau jawab yang sejujurnya apakah akan dipukul lagi?

"Kalau tidak menjawab yang jujur, aku akan memukulmu juga."

"Aku bilang, aku bilang," Saat Brian benar-benar marah, Tasya juga ketakutan, dengan takut-takut berkata,"Satu......satu bulan......"

Brian menghitung-hitun, bukankah itu sudah bertunangan dengan Aaron, kenapa masih......

Dia semakin marag, memaksa harus bertanya sampai jelas,"Siapa yang duluan?"

Tasya melihat Ali, Ali menggunakan gerakan bibirnya bertakta-----"Aku, aku, aku."

"Aku, pa, aku yang duluan, Ali dipaksa olehku."

"Kamu tidak tau malu! Bagaimana kamu bertanggung jawab kepada Aaron? Ha?"

Tasya sambil menangis dan berkata:"Jelas-jelas dia sudah tergeletak mabuk, kenapa tiba-tiba bisa tersadar?"

Brian yang mendengar, emosinya naik lagi,"Suara kalian begitu besar, sampai di luar pun kedengaran, apa bisa tidak terdengar olehnya? Ini bagi seorang pria adalah hinaan yang paling besar, pria mana yang bisa menerimanya? Kalian terlalu kelewatan, kelewatan!!!!"

Tasya menunduk, terus menangis.

"Sudah bersama berapa kali?"

"......" Tasya merasa sangat malu, merapatkan bibirnya tidak berani mengatakannya.

"Aku bertanya padamu, ini yang keberapa kali?"

Tasya mengingat-ingat, menggeleng,"Sudah tidak ingat."

"......" Brian hampir pingsan karena emosi,"Sudah tidak ingat? Dalam waktu sebulan kamu bilang tidak ingat?"

Tiba-tiba dia terpikir kejadian Ali yang sudah mengundurkan diri, lalu kembali lagi, lalu teringat dengan Bibi Zheng yang di rumah secara tidak sengaja mengatakan kalau akhir-akhir ini bertemu nona muda besar di koridor, tiba-tiba dia tersadar, bertanya:"Tasya, apakah kamu setiap malam akan ke kamar Ali untuk tidur disana? Tunggu pagi baru kembali ke kamarmu sendiri?"

"......" Tasya menggigit bibirnya tidak berani menjawab.

Brian sungguh ingin menangis tapi tidak ada air mata, salahkan putrinya tidak tau malu, juga salahkan didikannya yang kurang ketat, dua orang ini bisa-bisanya berselingkuh di rumah, bisa-bisanya dia tidak tau sedikitpun.

Masalah ini kalau dipikirkan dengan teliti, akan mendapatkan banyak petunjuk, contohnya Ali jelas-jelas bilang keluar mendirikan usaha, lalu bilang tidak tega meninggalkan keluarga Jiang, ingin kembali menjadi bodyguard nona muda besar.

Contohnya Tasya yang setelah tunangan setiap hari keluar mencari Aaron, lalu setelahnya malah setiap hari hanya tinggal dirumah, bertanya kenapa tidak keluar berkencan, dia hanya menjawab tidak ingin mengganggu Aaron lembur.

Contohnya lagi, dulu saat Tasya pulang, akan turun di halaman rumah, lalu Ali akan membawakan mobil ke garasi, sekarang dia sering melihat Tasya dan Ali keluar bersama dari garasi.

Brian menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak bisa memikirkan dengan seksama lagi, semakin dipikirkan semakin sakit hati,"Kalau Aaron tidak mendapatkan kalian berselingkuh, kalian mau menutupinya sampai kapan?"

Ali dan Tasya hanya diam tak bersuara.

Brian bertanya lagi:"Kamu sungguh sudah hamil?"

"Ehn."

"dengan siapa?" Brian sedikit tidak mau putus asa, bagaimana kalau itu anak Aaron.

Tasya mengangkat kepalanya melihat Ali, Ali tidak membantah.

Brian benar-benar putus asa, bertanya:"Anak itu adalah anak Ali, kamu ingin membohongi semua orang, kenapa, apa kamu ingin menyodorkan anak ini untuk Aaron?"

Tasya dan Ali tidak membantah.

"Kalian polos sekali, cucu keluarga Pradipta, apa bisa dengan mudahnya kalian bodohi? Apa kalian mengira dia idiot? Ha?......Jangan tundukkan kepala, angkat kepalamu, Ali, kamu adalah pria!"

Ali mengangkat kepalanya, menegakkan badannya berlutut dengan baik di atas lantai.

Tasya juga berlutut di hadapan papanya.

Ali dengan serius berkata:"Tuan, kesalahanku, aku akan menanggungnya, hanya memohonmu bisa memberiku kesempatan untuk menanggung kesalahanku."

Brian tersenyum pelan,"Kamu merasa, apa aku akan membiarkan putriku yang satu-satunya, menikah denganmu? Menikah dengan bodyguard yang miskin dan tidak bersekolah?"

Ali:"......"

"Jangan harap!" Brian tidak bisa menahan amarahnya, mengangkat kakinya, dengan kuat menendang Ali lagi.

"Ergh!" Ali memuntahkan begitu banyak darah.

"Pa," Tasya berteriak kuat, merangkak kesana melihat Ali,"Ali,Ali, kamu tidak apa-apa kan? Ali?"

"Kamu masih ada malu melindunginya?" Melihat putrinya yang semakin melindungi Ali, Brian semakin marah, lalu ingin memukul Ali lagi.

"Ah, pa, pa, jangan pukul lagi, papa pukul aku saja, pa!......Tolong, tolong, di luar ada orang tidak, tolong, cepat datang tolong......"

Aaron sungguh tidak sanggup mendengarnya, dengan cepat masuk kedalam menghentikannya,"Paman, paman, kamu jangan marah lagi, duduk, duduk dulu."

Aaron membawa Brian duduk di atas ranjang, lalu dia menendang kemeja di dekat kaki ranjang ke arah Ali,"Pakai dulu bajunya."

Tasya tidak sanggup menghadapi Aaron, hanya menunduk, mengambil baju, dengan sibuk memakaikan Ali baju.

Aaron menghela nafas, menyarankan:"Paman, kalau ribut lagi, tamu yang ada di sebelah akan lapor polisi, nanti, semua kejadian tidak bisa disembunyikan lagi."

"......Haish!"

"Asalkan masalah ini tidak mempengaruhi keluarga Pradipta, aku tidak akan memperhitungkannya. Mengenai perjanjian pernikahan, maaf, aku sungguh tidak bisa menikah dengan Tasya, dan juga, aku dan Tasya tidak pernah melakukan hubungan badan, anak ini, kalian jangan berpikir untuk menyodorkannya untukku."

Brian mengangguk, melihat tatapan Aaron dia semakin salut, kehilangan menantu seperti ini, adalah kerugian keluarga Jiang, terlebih juga kesedihan putrinya.

"Sekarang sudah malam sekali, aku tadi minum lumayan banyak bir, kalian masih ada tenaga untuk ribut, tapi aku tidak ada tenaga untuk menemani kalian, nanti kalau ada polisi yang datang, aku tidak bisa menyelesaikannya."

Kata-kata Aaron sangat tulus, setiap katanya terus memikirkan keluarga Jiang,"Paman, karena memang urusan rumah, lebih baik pulang dulu baru bicarakan, tutup pintunya, kalian mau bagaimana marah terserah kalian, tapi, jangan memukul lagi, sudah sampai tahap ini, pukul juga tidak ada gunanya, lebih baik cepat mencari solusi."

Brian terus mengangguk, merasa kalau perkataan Aaron benar adanya.

Aaron melihat Ali, lalu melihat Tasya, memperingatkan:"Aku hanya ingin mundur dari ini, keluargaku tidak boleh terhina karenaku, kalau suatu hari kalian membuat masalah yang melibatkanku, aku tidak akan seperti ini dengan mudah memaafkan kalian. Lagipula, aku hari ini juga tidak ada memaafkan kalian, hanya merasa, perbuatan kotor kalian, tidak pantas untukku menghabiskan waktu untuk keberatan."

Setelah selesai berbicara, Aaron membalikkan kepala melihat Brina, dengan sopan dan membungkuk dengan rendah hati,"Paman, keluargaku butuh tanggung jawab anda, kapan anda sudah memikirkannya, hubungi aku kapan saja, aku di rumah menunggu anda."

"Baik, Aaron, masalah ini tolong bantu aku rahasiakan."

"Baik, aku akan memenuhi perkataanku."

Brian berdiri, dengan serius menyalami Aaron,"Melihatmu begitu muda, menyelesaikan masalah lebih tenang dariku, tidak bisa menjadi keluarga, aku sangat menyesal."

Aaron tersenyum tipis,"Bisa berkeluarga denganmu adalah keberuntunganku, tidak bisa berkeluarga denganmu adalah takdirku."

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu