Cinta Pada Istri Urakan - Bab 143 Kakak-kakak Tentara Yang Single Dan Tampan

Baru saja Laras ingin mendorong permennya kembali, dia malah mendengar Bobi berkata : "Kalian tenang saja, aku belum pernah membukanya, pasti tidak akan tertular."

"........" perkataannya ini membuat hati kedua orang dewasa itu hancur, terutama Gavin, Bobi baru berumur 5 tahun, dia salah apa, namun dari semenjak dia lahir, dia sudah ditakdirkan untuk dihina dan dikucilkan oleh masyarakat.

Dia kembali teringat kepada teman seperjuangannya—Darius Maeli.

Pria yang sudah kenyang dalam menghadapi kejamnya kehidupan ini masuk ke dalam organisasi perdagangan narkoba dengan membawa rasa dendamnya untuk melenyapkan mereka semua, namun dalam misinya ini, dia hanya memberikan kabar selama setengah tahun saja, setelah itu selama 5 tahun belakangan ini, dia sudah tidak ada kabarnya sama sekali.

Sebenarnya mereka semua sudah menyadari di dalam hati masing-masing, mungkin dia sudah tidak ada lagi sejak lama.

Karena tidak bisa membongkar identitasnya sebagai seorang mata-mata, dan juga karena tidak ada bukti kuat yang membuktikan kalau dia sudah tidak ada, jadi mereka tidak bisa melakukan pemakaman militer yang pantas untuknya, juga tidak bisa memberikan gelar kehormatan untuknya, keluarga yang ditinggalkannya juga tidak bisa mendapatkan apa yang pantas didapatkan oleh mereka sebagai istri dan anak dari seorang pahlawan.

Kedua mata Gavin memerah, dia mengambil permen dari tangan Bobi kemudian dia membukanya dan memasukkannya ke dalam mulutnya, dia berusaha keras untuk menunjukkan senyuman yang hangat kepadanya sambil mengelus wajah Bobi dan berkata : "Manis sekali, terima kasih."

Laras juga membuka bungkus permennya lalu memasukkannya ke dalam mulutnya, dia berkata dengan suara yang terdengar ingin menangis : "Terima kasih Bobi, sebenarnya paman Gavin sudah membeli banyak makanan enak dan juga mainan yang bagus-bagus, semuanya ada di depan."

"Benarkah? Ada transformer tidak? Ada mobil-mobilan tidak?"

"Ada, semuanya ada, Bobi harus cepat sembuh, nanti setelah sudah tidak demam lagi, Bobi bisa keluar dan bermain bersama dengan teman-teman yang lain."

"Aku senang sekali, terima kasih paman Gavin, terima kasih kakak malaikat."

Mereka berdua tidak tinggal terlalu lama disana, setelah mereka menjenguk Bobi, mereka langsung meninggalkan tempat itu, Laras masih merasa penasaran terhadap Bobi, jadi dia terus bertanya banyak hal kepada Gavin.

Saat itu orang-orang desanya hanya tahu kalau Darius adalah seorang tentara, mereka tidak tahu hal yang lainnya, setelah keluarga Maeli mengalami musibah dan juga kakak ipar tertular AIDS, semua orang mengatakan kalau Darius pasti membuat masalah di luar sana, karena itulah musuhnya datang untuk membalas dendam.

Orang-orang desanya tidak bisa menerima kakak ipar dan juga anaknya, bahkan orang tua dan saudara-saudara kakak ipar juga tidak mau menerima mereka, rumah sakit dan juga lembaga kesejahteraan setempat juga menolak mereka dengan halus.

Saat Bobi berumur 3 bulan, Gavin dan beberapa teman seperjuangan yang lain pergi mengunjungi mereka, setelah mencari cukup lama, barulah Gavin dan yang lainnya bisa menemukan mereka.

Saat itu mereka tinggal di kandang ayam yang sudah lama ditinggalkan, mereka memakan sedikit mie beras yang dibawakan oleh ibu kakak ipar dan juga sedikit sisa makanan yang dibawakan oleh beberapa tetangga yang baik hati.

Saat itu teman-teman seperjuangan yang datang untuk mengunjunginya tidak ada yang tidak menangis saat melihat keadaan kakak ipar, Darius adalah pahlawan yang mengorbankan dirinya untuk negara, namun karena mereka tidak bisa mengumumkannya kepada khalayak umum, seorang pahlawan menjadi seorang pengecut, keluarga seorang pahlawan menjadi wabah yang disingkirkan oleh semua orang.

Gavin segera memindahkan ibu dan anak itu ke rumah sakit militer Jakarta, dia bahkan mengeluarkan uang pribadinya dan juga mengeluarkan tenaga untuk mereka.

Kakak ipar akhirnya tidak dapat menerima kenyataan kalau suaminya sudah mengorbankan dirinya, setelah tinggal selama 3 bulan di kamar pasien kelas satu rumah sakit militer, kakak ipar menggendong anaknya dan dengan putus asa melompat dari kamarnya.

Sampai saat ini, Gavin masih tidak bisa melupakan perkataan yang sering diucapkan oleh kakak ipar--jika masih hidup aku harus melihat orangnya, jika sudah mati aku harus melihat mayatnya, aku tidak percaya kalau Darius sudah mati, kecuali kalian membawa mayatnya ke hadapanku.

Semenjak malapetaka yang menimpa keluarga mereka, keadaan mental kakak ipar tidak begitu normal, namun kalimat ini malah diucapkannya dengan begitu kuat dan yakin, pemikiran tentang suaminya masih hiduplah yang membuat wanita malang ini tetap bertahan.

Sayang sekali, dia hanya bisa bertahan selama 3 bulan......

Kemudian Gavin mengirim Bobi kemari, dia tidak hanya setiap tahunnya menyumbangkan uang dan juga barang-barang, dia juga sering datang untuk mengunjunginya.

Apa yang mampu dia lakukan hanya seperti ini.

"Sebenarnya AIDS sama sekali tidak menakutkan, yang menakutkan adalah ketidaktahuan tentang AIDS, hal ini membuat anak-anak yang malang ini tidak bisa diterima oleh masyarakat, mereka dikucilkan, ditolak, dihina, diperlakukan dengan tidak adil, hal-hal inilah yang merupakan alat yang paling efisien untuk melukai mereka."

Mendengar Laras berkata seperti itu, Gavin merasa sangat senang, dia mengulurkan satu tangannya dan menarik pundaknya mendekat ke arahnya sambil berkata : "Kamu bijak sekali, bukan lagi gadis tomboi yang tidak tahu apapun."

"Enak saja, aku bukan gadis tomboi yah, aku itu.....bisa dibilang gadis nakal, hahahaha."

Setelah masuk musim semi, hari demi hari berubah menjadi hangat, sudah tidak ada lagi musim yang berkabut, langit Jakarta berwarna biru dan juga terlihat jernih, seolah-olah dapat melihat ujung alam semesta ini.

Setelah dilakukan pemeriksaan satu bulan kemudian, virus HIV Laras dinyatakan negatif, dua bulan kemudian, hasil pemeriksaannya tetap dinyatakan negatif, Gavin semakin lama semakin merasa tenang.

Di perpustakaan Universitas Pelita Harapan, kedatangan Gavin menimbulkan sedikit pergolakan di perpustakaan yang sunyi itu.

Selama beberapa waktu ini, Gavin setiap hari mengantar dan menjemput pacarnya ke kampus, jadi dia tidak diragukan lagi sudah menjadi orang terkenal di Universitas ini, panggilan "Pacar Terbaik" juga sudah disematkan kepadanya.

Namun selain para pemimpin kampus yang bersangkutan, semua orang lain di kampus tidak ada yang tahu tentang identitasnya yang sesungguhnya, mereka hanya pernah mendengar dari Laras sebelumnya kalau dia adalah seorang tentara.

"Hei hei hei, menurut kalian aneh tidak, aku kan memposting foto pacar Laras di forum kaskus, tapi fotonya ternyata malah disensor, bahkan akunku juga diblokir. Siapa orang ini sebenarnya?"

"Siapa yang tahu, dia kan seorang tentara, kenapa dia tidak berada di pangkalan militer, tapi malah setiap hari menemani pacarnya ke kampus? Bukankah ini bisa dibilang dia tidak melakukan tugasnya dengan semestinya?"

"Kalian tebak, apakah Laras dan dia sudah tinggal serumah?"

"Pastilah, untuk apa ditebak lagi? hal ini bukan sesuatu yang baru lagi bagi pasangan kekasih zaman sekarang ini."

"Teman-teman seasramanya sepertinya tahu akan hal ini, tapi mulut mereka semua sangat rapat, mereka tidak bersedia untuk mengatakannya sedikitpun, membuatku rugi saja karena sudah sia-sia memberikannya voucher makan selama setengah bulan, benar-benar mengesalkan!"

"Tentara apaan, menurutku dia pasti sudah keluar dari kemiliteran dan saat ini tidak ada kerjaan, jika tidak pekerjaan apa yang bisa begitu bebasnya menemani pacarnya ke kampus setiap hari."

"Dilihat dari mobil-mobil yang dikendarainya, meskipun dia pengangguran dan tidak bekerja, dia pasti adalah orang kaya yang tidak memusingkan soal uang, Laras benar-benar sudah mendapatkan orang kaya, selain itu wajahnya juga sangat tampan."

"Iya, dia benar-benar sangat tampan......"

Di sudut ruangan perpustakaan, Laras sedang belajar dengan serius, kepala jurusan mengatakan kalau nilai-nilainya mengalami kemajuan yang sangat pesat, ini adalah pengakuannya terhadap kerja keras Laras, ini juga merupakan sebuah dorongan semangat yang sangat besar untuknya.

Gavin duduk di sampingnya dan mengambil sebuah buku tentang kemiliteran dan membacanya, tiba-tiba ekor mata Gavin melihat layar ponsel Laras menyala.

Fanny--"Tuan muda Laras, kamu tidak berperasaan, kamu melewati harimu dengan begitu mulusnya, tapi kamu tidak memikirkan saudarimu yang masih single ini, kapan kamu akan mengatur pertemuan dengan kakak-kakak tentara?"

Wechat ini membuat Gavin teringat kepada Weiner dan yang lainnya, karena mereka semua mempunyai permintaan seperti ini, baiklah kalau begitu, dia akan mengatur pertemuan itu, karena itu dia mengambil ponsel Laras dan membalasnya dengan dua kata--"Bulan depan."

Fanny--"Bulan depan? Sekalian saja kamu bilang di kehidupan selanjutnya."

Gavin--"Tanggal 10 bulan depan, di ruangan VIP restoran Empat Musim, all you can eat shabu-shabu, bisa karaoke juga, sampai jumpa."

Setelah beberapa saat barulah Fanny membalasnya--"Ok, Sonia dan Sansan bilang kalau mereka mau meninggalkan pacar mereka dan menemaniku pergi, aku menentangnya dengan sangat keras, kakak-kakak tentara itu hanyalah milikku seorang, hahahaha."

Gavin--"Kamu boleh mengajak beberapa teman yang masih single, ada banyak kakak-kakak tentara yang masih single dan juga tampan."

Fanny--"Tidak boleh, setelah aku sudah memilihnya, sisanya barulah giliran mereka."

Laras mendekat ke Gavin dengan penasaran sambil bertanya : "Kamu sedang mengobrol sama siapa?"

Gavin mengembalikan ponsel Laras kepadanya, saat melihatnya, Laras langsung tertawa, "Beneran mau mengadakan pertemuan itu?"

Gavin samar-samar mengatakan 4 kata, "Hanya mematuhi keinginan publik."

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu