Cinta Pada Istri Urakan - Bab 417 Jasad Itu Bukan Jino

Laras membawa Manda pergi ke unit kesehatan sekolah untuk mengobati luka.

Dagunya digores terluka oleh logam hak sepatu, lukanya sangat dalam, ditutup sangat lama baru bisa menghentikan darah.

Dokter sekolah memberikan disinfektan pada luka, melihat dagunya yang bengkak, dia menyarankan: "Lebih baik pergi ke rumah sakit periksa dengan X-ray, coba lihat apa ada tulang yang retak, lebih baik lagi kalau suntik vaksin tetanus."

"Tidak perlu, Sh......" Begitu Manda membuka mulutnya, langsung terasa sakit lukanya yang berbentuk kerucut.

Laras melihat daging yang di dagunya itu seperti sudah masak, mengangguk dan berkata: "Baik, ini kami langsung pergi, kalau meninggalkan luka, kami harus meminta pertanggungjawaban."

Tanpa berlama-lama lagi, mereka langsung pergi ke rumah sakit.

Departemen radiologi di rumah sakit militer, Manda masuk pergi periksa x-ray, Laras sedang menunggu di luar.

Saat ini, sebuah bayangan yang familiar melewatinya, dia melihatnya, itu adalah Anis.

Anis berjalan berdampingan dengan teman-temannya, berjalan dengan tergesa-gesa.

"Prajurit Anis." Laras memanggilnya.

Anis memutarkan kepalanya, terheran sebentar, "Kakak ipar, kenapa kamu bisa disini?"

"Manda terluka, sedang periksa x-ray di dalam," Laras membuka mata besarnya dengan tidak bersalah melihatnya, menggunakan nada semacam memohon bertanya, "Prajurit Anis, Gavin kapan pulang?"

Kalau bukan karena Gavin sungguh sudah sangat lama tidak pulang, dia juga tidak akan bertanya.

Anis tersenyum, "Kakak ipar tenang, bos sudah kembali ke pasukan, tapi tidak tau kapan pulang ke rumah."

Laras sangat senang, "Baiklah, baik, kalau dia aman aku sudah tenang, yang lainnya aku tidak banyak bertanya, terimakasih, silahkan sibuk kembali."

Anis baru mau pergi, tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu kembali lagi, "Kakak ipar, setelah Maira keluar dari rumah sakit tinggal dimana? Dengan siapa?"

"Sebelumnya tinggal bersama bibiku di sebuah villa di resor pinggiran kota, Tanu yang mengaturnya, tapi hari ini, jaminan bibiku sudah dicabut, dan ditangkap kembali lagi ke penjara."

Anis terdiam, tapi masih ingin bertanya dengan jelas, "Kalau begitu, selama dia keluar dari rumah sakit, selalu tinggal bersama mamanya?"

"Benar, dan juga pelayan rumah tangga, baby sister, dan juga suster profesional, semuanya dipersiapkan oleh Tanu. Prajurit Anis, kenapa?"

"Kepala dokter Maira, dokter Zhang belum lama ini meneleponku, dia bilang kalau Maira terkena serangan lagi lalu diopname di rumah sakit selama 2 hari."

"Ehn, benar."

"Dokter Zhang menemukan bahwa kondisi Maira lebih parah dari sebelumnya, dan juga keparahan kondisi seperti ini, kami setuju kalau bukan disebabkan karena serangan sekali atau dua kali."

Laras seperti mengerti tapi tidak, "Prajurit Anis, apa bisa membicarakan lebih menyeluruh?"

"Aku curiga setelah dia keluar dari rumah sakit tidak mendapatkan perawatan yang sangat baik, lebih baik kamu periksa orang di sekitarnya."

Laras dengan panik berkata: "Bibiku ditangkap lagi, sekarang kak Maira bersama baby sister dan suster, prajurit Anis, atau kami membawanya ke rumah sakit lagi?"

"Menurutku masalahnya belum tentu ada di baby sister dan suster, boleh tunggu beberapa waktu lagi baru kita lihat kondisinya lagi."

"Prajurit Anis, maksudmu adalah......." Laras sedikit tidak berani percaya.

Anis tau kalau Laras sudah terpikir, mengangguk ke arahnya, "Kakak ipar, apa yang kamu pikirkan adalah maksudku."

"Tidak, bagaimana mungkin bibi akan melukai putri kandungnya sendiri, harimau kejam tidak akan memangsa anaknya sendiri, tidak, tidak, aku tidak berani percaya."

"Dulu kondisi Maira tidak parah, bertukar lingkungan saja akan sembuh, tapi sekarang ingatannya berantakan, pasti ada sesuatu yang tidak berhenti merangsang mentalnya, lama kelamaan baru bisa menyebabkan kondisi kavau seperti hari ini."

"Kalau begitu sekarang harus bagaimana?"

"Kakak ipar jangan panik, kalau memang nyonya Nagita sudah di tangkap, maka kita lihat saja kondisi Maira kedepannya, dokter Zhang adalah otoritas di bidang ini, dia akan mengikutinya."

"Baiklah, kalau begitu hanya bisa seperti ini."

Anis melihat jam tangannya, "Kakak ipar, aku masih ada urusan aku pergi dulu."

"Ehn, sampai jumpa prajurit Anis."

Anis melambaikan tangan, pergi bersama rekan kerjanya, kali ini dia datang, terutamanya mau datang ke rumah sakit untuk mengidentifikasi.

Sebelumnya bos memerintahkan dengan rahasia mengambil sampel DNA papa Jino dan mama Jino, prajurit dari pasukan khusus sudah pergi, tapi papa Jino dan mama Jino sudah sebulan penuh tidak keluar, mereka sungguh tidak mempunyai cara lain. Tapi pada akhirnya, tanpa menganggu papa Jino dan mama Jino, tanpa mereka sadari mendapatkan sampel rambut mereka.

Begitu sampel didapatkan, Anis mengantarkannya langsung ke rumah sakit, bekerja sama dengan tim otoritas identifikasi rumah sakit militer, langsung ikut berpartisipasi seluruh proses pengidentifikasi.

Hasil identifikasi sama seperti yang diduga oleh bos, jasad itu bukan Jino, kalau begitu, apa mungkin Jino masih hidup?

Di sisi sini, Manda sudah siap periksa x-ray, untungnya tulang dagunya tidak terluka.

Dokter memberinya disinfektan luka, juga dijahit sebanyak 5 jahitan, dan juga mengingatkan kemungkinan meninggalkan bekas luka.

Kenyataannya, luka Manda tidak hanya di dagunya, lengan dan punggung tangannya juga banyak luka, semuanya karena dipukul oleh sepatu hak Nagita.

Baju pada saat musim panas tipis, begitu terkait sedikit kaitan baju akan langsung robek, juga akan melukai kulit.

Tapi ini semua lukanya masih lebih ringan daripada luka di dagunya.

Laras memberitahu Rendra, Rendra datang ke rumah sakit menjemput Manda, begitu melihat dagu Manda yang merah dan bengkak, bahkan berbicara saja sangat susah, dia sangat marah sampai ingin menelepon ke kantor polisi, meminta pertanggung jawaban Nagita.

Walaupun bukan orang tua kandung, juga tidak boleh memukul anaknya seperti ini bukan? Apalagi Nagita jelas-jelas sengaja sedang membalas dendam.

Manda menggeleng, menahan tangan Rendra tidak memperbolehkannya menelepon, "Sudahlah, sudahlah, bukankah dia sudah ditangkap?"

Begitu berbicara, dia merasakan rasa sakit sampai ke giginya, lidahnya juga tidak jelas, suaranya terbungkus.

Laras dengan tak berdaya berkata: "kak, aku juga sangat ingin lapor polisi, tapi Manda tidak memperbolehkan, lalu setelah kupikir, biarkan saja, agar tidak dibilang kalau Manda tidak menolong malah semakin menghancurkan."

Manda di sebelah mengangguk kuat.

Hati Rendra sangat sakit, mengangkat dan melihat dagunya dengan jelas, melihat dua baris bekas jahitan itu, setiap jahitan seperti menusuk ke dalam hatinya.

Setelah pulang ke rumah, Rendra membuka air membantunya membersihkan badan, melepaskan bajunya, dia melihat luka yang sangat banyak, semuanya adalah luka kecil kebiruan.

Dia tidak mengatakan apapun, dia tau sebanyak apa yang dia katakan semuanya sia-sia, hanya bisa diam-diam mengambil handuk dan membersihkan badannya, dengan pelan menghindari setiap luka.

Manda duduk di tepi bathup, sangat malu, kedua tangannya memeluk dadanya, "Aku bisa, aku sendiri saja......Kamu biarkan aku melakukannya sendiri saja ya?"

"Tidak!" Wajah Rendra menggelap, dia tidak bisa melakukan apa-apa, dia sedang marah dengan dirinya sendiri.

Manda membisu, menundukkan kepalanya, membelakanginya, hanya bisa membiarkannya.

Di bawah lampu kuning hangat di dalam kamar mandi, ada lapisan cahaya berwarna madu di kulitnya, punggungnya seperti batu giok yang indah, sedangkan luka itu, seperti cacat pada batu giok.

"Tidak apa, punggung tidak sakit, dokter juga bilang tidak apa-apa, tidak perlu diobati."

Rendra membersihkan lalu berpindah ke depan, Manda membelakanginya lagi, "Bagian depan aku bisa sendiri."

"Jangan bergerak, lehermu juga ada luka." Rendra langsung membalikkan pundaknya, menggunakan handuk dengan pelan mengelap lehernya.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu